Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Perankan Diplomasi Ulung untuk Perdamaian Perang Rusia-Ukraina

1 Juli 2022   13:25 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:16 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.kom (Dok.Sekreatariat Presiden)

Latar belakang perang Ukraina-Rusia

Tanggal 24 Pebruari 2022 adalah hari yang sangat penting bagi penduduk Ukraina . Pada tanggal itu Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan secara resmi perang terhadap Ukraina dimulai.

Sejak hari itu selalu terdengar ledakan bom dan senjata api menderu-deru di atas langit Ukraina.  Serbuan dan letusan bom itu telah menjatuhan sejumlah kota-kota di Ukraina seperti Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol.

Warga di kota-kota yang diobrak-abrik oleh letusan senjata api, membuat warga Ukraina porak poranda.  Rumah yang mereka tinggalin selama ini runtuh total hingga rata.  Mereka yang terkena letusan harus dirawat di rumah sakit.  Mereka yang merasa tidak aman dan tegang terpaksa mengevakuasi diri ke kota lain yang dianggap aman.

Serasa keamanan dan kenyaman telah hilang lenyap di negara yang dikenal atau disebut sebagai "The Bread Basket of Europe" atau "keranjang roti Eropa". Kenapa?  Negara-negara dalam kesatuan Ukraian ini merupakan negara agraris , penghasil gandung, barley rye, bunga matahari, biji-bijian, bit dan minyak nabati.  Komoditas ekspor yang mensejahterakan seluruh Eropa.

Awalnya Ukraina sebelum dipimpin olehPresiden  Zelensky, sangat akrab dengan Rusia.  Sayangnya, kiblat telah berganti, sang Presiden lebih suka bersekutu dengan NATO dan dekat dengan negara Barat.

Sebelum Perang Dunia II, Uni Soviet mampu mengalahkan Jerman dan menjadi negara besar menyatukan negara-negara di Eropa bagian Timur menjadi Komunis. Selanjutnya dibawah pemerintahan Presiden Rusia Boris Yeltsin , Rusia,Ukraina dan Belarusia membentuk Commonwealth of Independent States.

Hubungan Rusia dan Ukraina memanas lagi sejak tahun 2014 karena menentang supremasi Rusia.  Sempat berdamai di tahun 2015.

Keinginan Ukraina untuk bisa bergabung dengan Uni Eropa (UE) dan NATo membuat Putin marah besar.  Tak terbendung lagi, Rusia segera menyiapkan tank dan militernya untuk menyerbu Ukraina.

Sayangnya, campur tangan negara adidaya, Amerika Serikat yang memperingatkan Rusia untuk berhenti menyerang Ukriana.  Jika tidak dilakukan ancaman sanksi ekonomi akan diberlakukan kepada Rusia. Negara-negara Eropa ikut-ikutan memboikot pembelian energi gas dari Rusia.  

Yuk dibaca tulisan saya tentang krisis energi di Eropa Barat karena boikot yang mereka lakukan terhadap Rusia di sini.

Serangan terhadap Ukraina disinyalir karena adanya keinginan Rusia untuk mengubah kiblat Ukraina itu dari pro NATO menjadi pro Rusia. 

Jalan damai ala Jokowi

Awalnya saya melihat skeptis apa yang akan diperjuangkan oleh Jokowi dengan kepergiannya ke Ukraina untuk suatu misi perdamaian.  

Untuk menjadi juru damai, layaknya seorang orang yang akan maju perang, harus situasi lawan dengan seksama.  Bagaimana strategi agar tujuan juru damai bisa berhasil.

Saya  melihat dari kacamata seorang awam yang melihat watak dua pemimpin baik Ukraina maupun Rusia. 

Asesmen kepribadian, karakater Vladimir Putin yang dibuat oleh Theodor Millon, seorang  Psikolog dari Saint Benedic of Saint Johns University,  adalah  secara primer  Putin seorang dominan, control (suatu ukuran untuk agresi atau kejahatan), ambisius, melayani diri sendiri (ukuran dari narisis), dan  ambil risiko tinggi ,  dan secara sekunder  Putin adalah seorang introvert dan menyimpan dirinya sendiri dan  orang yang tidak langsung percaya kepada orang lian, bahkan suka curiga terhadap orang lain.     Perpaduan pola profil Putin adalah tipe komposit, sebagai penegak permusuhan yang ekspansif.

Wah, saya berpikir panjang dulu jika saya seorang "Jokowi" bagaimana menaklukan seseorang dengan kepribadian yang begitu kompleks.

Nach sebaliknya dengan kepribadian Zelensky, yang dulunya sebagai profesi sebagai actor dan komedian  punya ciri dan kepribadian berani, resilien dan besar pengaruhnya.

Bagaimana menaklukan dua kepribadian yang benar-benar berbeda dan percaya diri yang besar?

Tragedi kemanusiaan dan Pangan Dunia

Tepat di hari ke-126  Serangan Rusia ke Ukriana, Jokowi yang telah melakukan perjalanan jauh 12 jam dari Polandia ke Kyiv untuk bertemu Presiden Zelensky.

Pertemuan cukup singkat dan apa saja yang dibicarakan oleh Jokowi dengan Presiden Zelensky. Tidak diketahui secara lengkap .  Hanya  Jokowi tentunya menyampaikan pesan terlebih dulu bahwa negara Indonesia adalah negara non blok tidak memihak siapa pun.  Peperangan ini harus dihentikan baik itu dengan genjatan senjata atau tidak.  Akibat peperangan hanya menyengsarakan rakyat , penderitaan ekonomi, fisik dan jiwa dari korban perang. Pesan perdamaian ini untuk kepentingan dua negara yang bertikai.

Apakah Presiden Zelensky menyampaikan pesan kepada Jokowi untuk diteruskan kepada Presiden Vladimir Putin?  Belum dijelaskan hingga saat ini

Masih adanya tekanan dari sanksi barat terhadap Rusia untuk dikeluarkan dari PBB, sanksi ekonomi terhadap perusahaan Rusia di Eropa maupun Amerika, bahkan Presiden Macron pun menyatakan tidak ingin Rusia menang atas perang.

Namun, hati dan perasaan saya ikut terharu ketika Jokowi dan istri Ibu Iriana berkunjung di suatu RUmah Sakit di Kyiv .   Dua perempuan paruh baya yang dirawat di Rumah Sakit, berada di pelukan Ibu Iriana.  Tentunya keterbatasan komunikasi bahasa tak membuat mereka untuk berempati terhadap kedua perempuan paruh baya.  Pelukan erat dari Ibu Iriana membuat mereka bisa teguh menjalani kerasnya hidup ditengah peperangan.

Pertemuan Vladimir Putin

Jokowi sedang mengadakan pertemuan dengan Presiden Vladimir Putih .  Ada 5 poin yang disampaikan oleh Presiden Jokowi kepada Presiden Vladimin Putin.  

5 poin itu adalah :

1. Misi kemanusiaan untuk mereka yang jadi korban perang Ukraina-Rusia.

2. Penyelesaikan Damai atas konflik perang Ukraian-Rusia.

3.  Masalah  distribusi pangan dan pupuk ke negara berkembang akibat perang.

4.  Jalur pangan melalui laut harus dinormalisasi kembali.

5. Kerjasama antara Rusia dan Indonesia.

 Kita belum bisa mempridiksi hasilnya.  Hanya dalam kacatamata seorang awam, kedatangan ini disambut sebagai seorang sahabat yang mau mengerti dan memahami apa yang dilakukannya.  Keluh kesah dengan segala tekanan dari Eropa Barat dan Amerika Serikat karena embargo, jadi masalah utamanya.

Kita tunggu hasil misi perdamaian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun