Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Mengapa Manusia Lebih Memilih Anjing Ketimbang Manusia sebagai Teman

18 Desember 2021   20:22 Diperbarui: 19 Januari 2022   20:36 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita awal itu sangat tidak pernah saya pahami.  Teman saya mengirimkan foto  seekor anjing di dalam pesawat.   Mata saya sempat terbelalak.

Anjing yang sangat disayangi itu milik  pasangan suami istri muda yang kebetulan tinggal di salah satu negara bagian di Amerika Serikat, ingin menghabiksan liburan natal bersama keluarga sang suami.

Awalnya, saya pikir mereka bepergian berdua saja karena kebetulan mereka sudah menikah hampir 8 tahun tetapi belum dikarunia anak.  

Namun, ternyata mereka pergi bersama anjing kesayangan yang dipanggil dengan nama Riley.

Riley itu dibungkus dengan tas jinjingan yang di tengahnya dan di seklilingnya ada lubang-lubang cukup besar  agar anjing itu dapat bernafas.  tas khusus untuk bawa anjing saat travelling yang sangat unik.  Saya berpikir mungkin Riley hanya diajak sebentar sebelum suami istri itu terbang. 

Tapi tas itu justru dibeli secara khusus untuk Riley saat Riley ikut terbang bersama suami-istri.  Saya terhentak loh apakah Riley tidka menganggu penumpang ketika dia mengonggong? 

Apakah dia bisa tenang ketika dibawa bersama di kabin?  Seribu pertanyaan yang ada dalam benak saya . Terus terang saya belum pernah melihat seekor anjing  ikut di cabin bersama tuan/nyonyanya. 

Selain kenyamanan penumpang lain, saya juga berpikir  "mengapa Riley harus diajak, tentu biaya untuk satu penumpang (untuk anjing pun dikenakan biaya  yang besarnya sama dengan seorang penumpang?

Ketimbang  membeli tiket yang mahal khusus untuk Riley, kenapa Riley tidak dititipkan ibu dari perempuan muda.   Tentunya teman saya yang jadi ibu perempuan mud aini tidak keberatan dititipi Riley karena dia juga tinggal berdua dengan suaminya.

Harga tiket untuk membayar Riley sebagai penumpang tidak jadi masalah bagi tuan dan nyonya pemiliknya.  

Tuan dan nyonya muda sudah hampir dua tahun mengadopsi Riley.  Diadopsi dengan penuh kasih sayang.  Dari makanan istimewa dan khusus untuk anjing yang mahal sampai kepada keperluan bawa anjing seperti tas ransel, tas gandeng.

Sebagi orang yang tak pernah memelihara anjing karena trauma masa kecil .  Saya pernah digigit oleh anjing sendiri. Sejak itu saya tak pernah menyukai anjing.  

Kembali kepada cerita Riley, tak pernah ketinggalan selalu ada selimut, pakaian penghangat saat dia tidur bahkan ada sepatu saat dia berada di luar karena dingin dan berbatu . Saat masuk ke rumah kaki tetap dalam keadaan bersih. Layaknya seperti manusia, mencopot sandal atau sepatu ketika akan masuk rumah. 

Cinta yang sejati bagaikan ibu , ayah dengan anaknya. Demikian juga antara Riley dengan ayah dan ibu muda yang mengadopsinya.   Tak mau membiarkan Riley sendirian ketika mereka berdua harus pergi. Kecuali salah satu pergi, Riley bisa tinggal di rumah bersama dengan ayah/ibu adopsinya.

Saya berkaca-kaca ketika  saya melihat di TV pemandangan yang tak pernah saya lihat sebelumnya.  Seorang "homeless" yang muka dan bajunya sudah compang camping.  Tidur di emper jalan. Dia ditemani oleh seorang anjing yang setia menunggunya.

Awalnya saya berpikir bagaimana seorang "homeless" bisa memberikan makan kepada anjingnya, dia sendiri tak punya uang untuk membeli makanan.

Ternyata cerita yang mengharukan , ketika anjing itu mencari makanan di tempat sampah dimana ada sisa makanan yang masih bersih dari sebuah restoran.  Dia bawa sisa makanan itu kepada tuan yang "homeless" itu.   Ternyata tuannya juga tidak egois, dia membagikan makanan itu untuk berdua dengan anjingnya.   Hati saya sangat trenyuh, haru melihat peristiwa yang tak pernah saya lihat sebelumnya.

Lebih memilih anjing ketimbang manusia?

Pertanyaan yang sangat menggelitik dari dasar sanubari saya yang terdalam.  Mengapa manusia justru memilih anjing sebagai teman untuk hidupnya ketimbang orang atau anak adopsi?

Ada berbagai alasan yang sudah terbukti bahwa  anjing itu merupakan teman yang tak pernah mengingkari janji, teman yang setia, teman yang tak pernah menusuk dari belakang, teman dalam kesulitan bahkan anjing sebagai alat terapi.

Jika kita berteman (manusia dengan manusia), ada kalanya teman yang sejati sulit ditemukan. Saat kita sukses, popular, pasti banyak teman yang mendekati.

Namun, saat keadaan berubah menjadi jelek, kondisi keuangan turun drastic, hilang kesuksesan kita, satu persatu teman kita mulai hilang satu persatu.

Jika kita menoreh ke belakang,pada tahun 1870 di Mahkamah Agung Amerika  ada seorang pengacara hebat bernama George Graham Vest .  George membela seorang  pria yang mencintai anjing pemburu bernama Old Drum.    George berpendapat bahwa ketika seorang tetangganya  membunuh Drum karena dianggap masuk ke rumah tetangganya itu tanpa izin.   Pembunuhan terhadap drum itu dianggap mengambil nyawa  lebih dari sekedar hewan peliharaan, ia membunuh seorang anggota keluarga yang dianggap penting sekali.

Dalam dakwaannya George berpendapat bahwa  anjing yang dibunuh itu sebenarnya  teman yang tidak egois dan telah terbukti  anjing  tidak pernah berkhianat kepada pemiliknya..

Anjing sebagai teman untuk atasi terapi

"A small pet is often an excellent companion for the sick" (Florence Nightingale, 1860)

Sebuah majalah "National Geographic" edisi 22 Mei 214 telah mengangkat kisah "Dogs at war: Smoky, a Healing Presence for Wounded WWII Soldiers".

Smoky seekor anjing yang tak pernah terurus. Namun, saat seorang prajurit bernama Wayne, terluka berlumuran darah,  datanglah seorang penolong yaitu Smoky.

Setelah mendapat izin dari perawat , maka Smoky dibawa kepada pasien-pasien yang terluka.  Ternyata Smoky membuat suasana berbeda, para pasien yang dulunya sakit secara fisik dan mental,  berubah menjadi berbinar dan senang hatinya atas kedatangan Smoky. 

Smoky-smoky yang lain bukan hanya sebagai pelipur lara saat sakit, tapi mereka juga menjadi pelindung saat tugas militer.  Mereka jadi pejuang sejati ketika Richard Steinberg yang traumatis terhadap perang Vietnam,  lalu dia membawa anjing  ke dalam hidupnya.  Anjing itulah penyelamat hidupnya untuk trauma yang begitu mencengkam.

Di Amerika Serikat ada studi yang meneliti seberapa jauh hubungan anjing dan manusia itu dapat menyembuhkan stress manusia.   Namun, penelitian itu belum membuktikan empiris bahwa hidup orang dengan PTSI dapat disembuhkan oleh anjing.  Hanya pengakuan subjektif saya.

Apakah kita harus menunggu hasil penelitian benar-benar membuktikan anjing itu sebagai penyembuh PTSI?  Semua ada di tangan masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun