Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Usia 60-70 Adalah Usia Produktif, Sayangnya Tidak Bisa Bekerja

26 Agustus 2019   17:11 Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:12 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: shutterstock

Siapa percaya  kepada Penelitian Amerika bahwa usia 60-70 tahun dalam kehidupan manusia  adalah usia  terproduktif yang pertama.   Sedangkan usia 70-80 adalah usia terproduktif kedua dan usia 50-60 adalah usia terproduktif ketiga.

Ingin tahu buktinya?  Usia rata-rata dari pemenang Nobel Prize  adalah 62 tahun, usia  rata-rata Paus, pimpinan tertinggi agama Katolik adalah 76.  Inilah bukti bahwa Tuhan telah menciptakan lansia dalam kehidupannya yang terbaik adalah 60-80 tahun.

Penelitian yang dipublikasikan di NEJM menemukan bahwa jika Anda saat ini  berusia 60 tahun , maka Anda akan mencapai potensi puncaknya dan terus berlanjut hingga 80 tahun.

Jika Anda berusia di antara 60-70,  atau 70-80 maka Anda memiliki kesempatan yang kedua dalam kehidupan Anda.

Namun, apa yang terjadi di dunia tempat kita berpijak yaitu Indonesia?

Sedikit kontradiktif dengan kenyataan di Indonesia bahwa lansia usia 60-70 tahun adalah paling produktif  Ketika beberapa lansia yang ditemukan di poli lansia Puskesmas, usianya masih 65 tahun, tapi ketika beliau bercerita, dia sudah menanti selama dua jam, menunggu panggilan pemeriksaan rutin penyakit diabetes.  Beliau sudah bolak balik ke dokter dan dengan nomer urut 32 maka dia harus menunggu hampir 4-5 jam.

Jadi lansia di Indonesia tidak semuanya produktif karena banyak yang terkena penyakit tak menular, karena pola hidup atau gaya hidup di masa mudanya. 

Jumlah lansia atau warga senior di Indonesia tahun ini mencapai 25 juta orang dan jumlah ini akan melonjak tiga kali lipat menjadi 100 juta pada 100 tahun Indonesia merdeka,  2045.

Apabila lansia ini tidak produktif tapi justru membebani anak, cucunya karena dia sendiri tidak produktif maka sulitlah kondisi masa depan Indonesia di masa mendatang.

Film "The Intern"

Film yang diaktori oleh Robert De Niro .  Robert De Niro memerankan sebagai lansia bernama Ben Whittaker berusia 70 tahun.   Ben dalam usianya yang cukup tinggi itu terjun kembali dalam dunia kerja formal dimana semua pekerja di kantor itu adalah anak-anak muda yang berkarya di industri kreatif.  Ternyata dia tidak disingkirikan oleh anak muda, justru sebaliknya dia berhasil menginspirasi memberikan pengruh dan mengerahkan potensi dan pengalaman serta keahliannya.  

Bekerja tidak ngoyo dan dilakukan sebisanya, bahkan di luar kantor dia masih melakukan yoga bersama komunitasinya.

Film ini mengajarkan bahwa Ben bisa menjadi tokoh lansia inspiratif, dari yang dulunya tidak bekerja dengan kesal menjadi lansia bekerja yang menyenangkan dan menggembirakan hatinya.

Kesempatan Bekerja bagi lansia:

Di atas disebutkan usia lansia 60-70 adalah masa produktif.  Untuk bisa produktif tentunya lansia butuh bekerja.  Bekerja itu tak mengenal usia.   Hak bagi setiap orang untuk bekerja apalagi ditengah kondisi perekonomian yang tidak baik saat ini.

Bekerja bisa di tempat yang formal atau yang tidak formal. Umumnya di Indonesia , lansia sudah tak bisa lagi kerja di tempat formal karena kantor-kantor baik itu swasta, asing maupun PNS memiliki peraturan untuk pensiun di usia 55-65.

Nach bagaimana jika bekerja di tempat informal.  Justru  para lansia yang punya background pekerjaan formal, sulit terjun ke dunia pekerjaan informal. Mereka terbiasa dengan bekerja dengan pola yang sangat konvesional, datang ke kantor bekerja di tempat, lalu bekerja di belakang meja. Ada juga yang berdinas di luar sebagai tenaga sales, marketing. 

Ketika mereka harus bekerja informal, adaptasi yang dilakukan cukup sulit,  mereka menyangka bahwa hidup berkarya harus di kantor formal. Sementara untuk skill bekerja di informal belum disiapkan sebelum pensiun.  

Penelitian juga menunjukkan mereka yang bisa bekerja di informal adalah mereka sebagian besar  yang pendidikannya SD sebesar hampir 48,32 persen dari warga lansia . Mereka itu memperoleh pendapan kurang dari Rp.1 juta per bulan. Jam kerja mereka juga memprihatinkan . Sementara 18% warga lansia bekerja melebih jam kerja normal atau 48 jam seminggu.

Motivasi dari para lansia yang bekerja adalah karena keterpaksaan akibat desakan ekonomi , ada juga yang ingin tetap beraktualisasi diri .

Inilah gambaran umum warga lansia di negara berkembang, ingin produktif tapi belum mampu mendapatkan tempat yang layak dan kesejahteraan dan perlindungan yang  layak.

Jika kita bandingkan dengan sektor formal di negara maju,  mereka sudah menyiapkan dan mengantisipasi ledakan jumlah lansia, regulasi kesejahteraan dan perenanaan sistem pensiun yang sangat baik dan juga kebijakan ketenagakerjaan bagi warga lansia.  

Warga lansia dapat bekerja sesuai dengan kemampuan, usia dan keinginannya , bahkan mereka diberikan pilihan-pilihan yang sesuai dengan kemampuan sebagai lansia.

Terlepas motif keinginan lansia untuk bekerja,  kita perlu memikirkan dan memberikan hak yang sama dalam dunia kerja dan dibeirkan ruang atau kesempatan dalam pembangunan negara bagi mereka yang punya profesionalitas.

Dalam rekomendasi pertemuan tingkat dunia yang menghasilkan Madrid International Plan of Action on Aging, disebut dengan MIPAA, disepakati untuk mendorong warga lansia berpartisipasi dalam pembangunan.

Sebagian dari rekomendasi itu mengajak para lansia untuk tetap bekerja supaya tetap memiliki penghasilan bagi keluarga dan mampu produktif. Mereka dapat ambil bagian atau partisipasi dalam semua bidang aspek kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun