Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengemudi Ojek Online Sebaiknya Memiliki Asuransi Kecelakaan

10 Juli 2019   20:55 Diperbarui: 10 Juli 2019   20:57 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa itu sudah berlalu hampir sebulan, namun, otak dibawah sadar saya sering teringat terus . Minggu pagi sebagaimana biasanya, saya dan suami akan beribadah ke gereja.   Saya memesan mobil online. 

Minggu pagi di daerah tempat saya suasana traffic memang ramai karena banyak orang berbelanja di pasar sementara tidak ada tempat parkir. Namun, setelah itu perjalanan tidak ramai karena hari minggu masih pagi.

Di tengah perjalanan itu saya  melihat sebuah motor yang ingin melewati mobil yang sedang saya tumpangi tetapi dengan cara yang mengagetkan.  Motor itu  lewat sebelah kiri dengan kecepatan tinggi, sementara  di depannya ada  perempatan ada lampu traffic yang sudah kuning .

Spontan saya berteriak :  "Kadang-kadang kita sebagai pengemudi sudah berhati-hati, tapi justru ada orang lain yang tidak berhati-hati dan mencelakakan dirinya sendiri."

Supir hanya manggut-manggut mendengar teriakan saya.

Sesuai dengan "order" saya memang minta dihentikan di sebelah kiri jalan , tidak perlu menyeberang. 

Begitu mobil menepi, tanpa menunggu lagi saya buka pintu mobil yang berada di sebelah kiri,  tiba-tiba terdengar teriakan keras "Haduh!".

Saya segera menghampiri orang yang berteriak.   Seorang pengemudi ojek online yang masih berpakain seragam hijau menyeringai kesakitan, terhempas dan menunjukkan pantatnya yang terkena  beton yang keras.

Saya tak bisa mengangkat tubuh pengemudi  ojek lelaki itu. Lalu saya minta tolong kepada supir mobil online untuk menolong. Ternyata supir mobil online tak bergeming dan saya minta suami untuk menolongnya.

Singkat kata, ternyata pengemudi ojek online  itu tidak bisa berdiri lagi karena kesakitan yang luar biasa.  Urusan begitu panjang, saya diminta oleh suami untuk tetap beribadah. Keluarga dan teman-teman pengemudi ojek datang dan saling berdebat.  Debat kusir untuk menyatakan siapa yang salah.  Pengemudi mobil online dengan tegas mengatakan dia tak salah, sudah memberikan "sign" ke kiri dan tidak melihat motor di pinggir kiri.  Sementara pengemudi ojek mengatakan pengemudi mobil tidak memberikan sign sehingga dia kaget ketika tiba-tiba saya membuka pintu.

Akhirnya , suami dan supir mobil online membawa bersedia membawa dia ke klinik. Namun, supir mobil tetap teguh tidak mau bertanggung jawab memberikan uang/dana sebagai pengganti pengobatan maupun ganti rugi.   Kami sebagai penumpang dengan rasa belas kasih tentu tidak bisa lepas tangan begitu saja.   Kami memberikan mengantarkan ke klinik , memberikan dana cukup besar untuk pengobatan selama dia tidak bisa bekerja.   

Di hari minggu sulit mencari klinik yang buka, setelah berembug dengan keluarga pengemudi ojek, pergilah ke suatu klinik untuk scanning pantat yang sakit itu.

Hasilnya sungguh mengejutkan tulang-tulang di sekitar pantat itu patah dan harus digips dan tidak bisa bekerja karena tidak mampu berdiri/bergerak sama sekali.

Pengalaman yang sangat menyedihkan dan memilukan bagi saya karena saya mendengar pengemdui ojek online itu tulang punggung keluarga.  Istrinya tidak bekerja, memiliki dua anak kecil yang masih balita. 

Selama hampir sebulan kami tidak mendengar kabar beritanya. Namun, tiba-tiba istri ojek itu menelpon suami untuk minta bantuan dana lagi karena uang yang diberikan cukup besar itu sudah habis. 

Dalam beberapa perjalanan dengan mobil online, saya menanyakan kepada supir apakah untuk pengemudi  ojek online itu tidak ada asuransi kecelakaan sama sekali? 

Dia menjawab bahwa ada asuransi yang diadakan oleh perusahaan dengan asuransi .   Biaya preminya sebenarnya ringan,  Rp.2.500 dipotong dari akunnya.

Asuransi ini sangat menolong pengemudi ojek online apabila terjadi kecelakaan dan sedang dalam mengantarkan pelanggan atau tugas mengambil atau mengantar makanan (untuk mereka yang bertugas sebagai go Food).

Sayangnya, menurut beberapa orang pengemudi gojek online itu tak mengambil asuransi itu karena mereka  beranggapan sudah memakai helm saja itu sudah aman . Pasti terhindar dari kecelakaan.   Padahal kecelakaan bukan dilihat dari amannya memakai helm, tetapi ada pelbagai risiko kecelakaan yang bisa saja terjadi, apalagi jika supir gojek online melanggar aturan lalu lintas.

Semoga mereka menyadari betapa pentingnya memiliki asuransi kecelakaan karena bekerja di jalan itu risiko demikian besar, kapan pun dimana pun bisa terjadi kecelakaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun