Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilihan Medsos dengan Bijak Demi Ketahanan Keluarga

22 Juli 2017   17:10 Diperbarui: 29 September 2017   15:17 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

Dilahirkan di masa zaman yang belum ada internet dan gadget sebagai sarana untuk berkomunikasi mau bermedia sosial.  Jumlah keluarga inti saya tidak besar, ayah dan ibu serta kakak dan saya.  Di tempat kota kelahiran saya yang sudah merupakan kota yang cukup besar,  relasi dan komunikasi keluarga sangat dekat sekali . Walaupun tanpa sarana gadget , saya dan kakak saya akan bercerita panjang lebar kepada ibu saya atau ayah tentang sekolah, teman dan hobbi saya .  Semuanya berjalan sangat lancar dan terbuka tanpa hambatan karena ibu juga senang membuka diri untuk bercakap dan berkomunkasi dengan anak-anaknya. 

Ketika sekolah saya ditutup karena pergolakan politik pun, saya dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sulit . Apakah rencana ke depan untuk sekolah saya yang belum tentu dibuka kembali?  Di tengah kebingungan seorang anak, ibu menyarankan saya untuk bersekolah di dua tempat. Tempat lama di pagi hari dan  tempat baru  di sore hari . Namun, kondisi badan saya tidak kuat karena kecapean, maka ibu memberikan alternatif kepada saya untuk memilih salah satu dari dua sekolah itu.  Akhirnya, dengan pertimbangan yang matang dan saran ibu juga, saya bersekolah di sekolah baru di sore hari.

Begitu intensifnya relasi saya dan ibu saya dan kakak saya walaupun tanpa gadget atau media sosial sama sekali.

Pengalaman masa lalu saya itu sangat membekas di benak diri saya.   Membangun keluarga adalah selalu mempertimbangkan komunikasi dan interaksi yang baik dan intensif sehingga tidak ada seorang anggota keluarga pun yang luput dari perhatian, dukungan dan bantuan keluarga pada saat sulit menjadi suatu rasa nyaman saya sebagai anak.

Menginjak dewasa dan saat saya berkeluarga, ingatan yang manis itu selalu muncul di bawah sadar saya.  Saya selalu mementingkan relasi yang kuat dan erat bagi suami dan anak saya yang tunggal ini.

Namun, perubahan zaman tidak dapat dipungkiri terjadi . Gempuran media sosial dalam kehidupan sehari-hari mempengaruhi kehidupan keluarga kecil saya.   Saya sebagai seorang ibu tentu tidak bisa melarang penggunaan  media sosial untuk keluarga saya. Kehadiran media sosial ikut mempengaruhi pola hubungan saya, anak dan suami. Namun saya tak mau  kehilangan hubungan dan interaksi saya dan suami , anak yang sangat intensif  sebelum ada medsos berubah drastis terpisah jauh dengan adanya medsos. Seolah kemana-mana, di jarak yang paling dekat pun kami tak berbicara. Hal ini sangat saya hindari dan mencari cara bagaimana saya menghadapi arus globalisasi medsos dalam keluarga saya.

Saat itu, saya harus berperan aktif untuk mengexplorasi media sosial seperti facebook, twitter bagi anak saya yang waktu itu masih SD.  Setelah saya ketentuan dan informasi apa saja yang ada di media sosial , internet, saya mulai membatasi anak untuk hal-hal yang sifatnya mencari informasi tugas sekolah.   Tentu tugas ini sangat berat karena saya tidak mungkin mengawasi kegiatan anak 100% ketika membuka komputer atau gadgetnya.   Dengan kesepakatan bersama anak (ketika anak duduk di bangku SD), saya minta agar anak hanya membuka gadgetnya hanya untuk PR dan tugas sekolah saja (googling atau informasi yang berhubungan dengan tugas). Anak tidak diperkenankan membuka akun Facebook dan twitter karena usianya masih sangat dini.  Hampir setiap kali saya berikan sosialisasi kenapa dia belum boleh menggunakan akun medsos, apa bahayanya jika dia terlau sering gunakan medsos dengan tidak melihat rambu atau berita-berita yang tidak terkendalikan.  Di sisi lain, saya  hanya memperbolehkan  melihat google untuk tugas atau gunakan facebook untuk  membentuk kelompok belajar dengan teman-temannya .

Begitu ada berita hangat di medsos seperti saat itu banyak kasus pelecehan sexual guru kepada murid atau pekerja outsource di sekolah kepada murid-murid sekolah.    Berita itu menjadi bahan bagi saya untuk berdiskusi dengan anak, memberikan informasi fakta tentang apa itu sex , mengapa anak harus memperhatikan rambu-rambu tentag sex, siapa saja yang biasanya menjadi pedofil atau pelaku pelecehan sex.    Dengan dasar itu, anak saya sudah mendapat bekal pengetahuan dari rumah. Ditambah sekolah pun memberikan pengetahuan dan wawasan aktual yang lebih mendalam dari psikolog.  

Inilah salah satu peran media sosial bagi saya dan anak untuk tetap menjadikan berita yang hangat untuk didiskusikan dan diberikan wawasan pengetahuan berdasarkan fakta, pengetahuan yang benar.   Jangan sampai nantinya anak terjerumus kepada orang-orang yang menyalah gunakan medsos sebagai sarana untuk mencari korban.

Ketika anak saya harus belajar di Australia, kami berpisah dengan jarak, waktu dan tempat. Rasanya saya tidak bisa memantau anak 100 persen dengan tidak hadirnya sosok anak di depan  mata saya.   Bekal yang paling penting yang dapat saya berikan kepadanya adalah pergunakan medsos dengan tepat, dan mengingatkan tentang beribadah . Penggunaan medsos yang tepat dimana harus menggunakan  kebenaran fakta dari berita itu, tidak terprovokasi untuk melakukan hal-hal yang tidak benar atau menyebarkan luaskan berita yang tidak benar serta mengendalikan keinginan yang buruk untuk hal yang tak bermanfaat misalnya pornography,sex, perdagangan manusia.

Beruntung ada Whatsapplication yang menjadi salah satu sarana medsos yang sangat ampuh untuk terus berkomunikasi erat . Juga gunakan skype.  Anak bisa curhat tentang kesulitannya di sekolah, kerusakan tempat tidurnya, sakit, kehilangan kesempatan bertemu dosen, kegamangannya dengan partner team  yang tidak solid di tim untuk proyek di universitas.  Di tempat yang jauh, anak masih bisa berkomunikasi dengan teman-teman lamanya dan diskusi, sharing tentang banyak hal termasuk pengalaman perkuliahan yang masing-masing tidak sama bidangnya.Ketika anak sudah lulus dan ingin mendapatkan pekerjaan tentunya harus melamar dengan berbagai cara.  Salah satu cara yang ditempuh anak untuk melamar pekerjaan adalah dengan mengakses medsos yang disebut dengan LinkedIn.   LinkedIn merupakan jaringan medsos profesional terbesar di seluruh dunia.  Anak memasukkan resume, profilnya .   Dengan cara yang demikian anak pun pernah mendapatkan kesempatan untuk interview dengan skype.   Inilah salah satu keuntungan medsos yang sangat berguna untuk kepentingan ekonomi.

Sementara hubungan saya dan suami pun tetap berjalan lancar dan intens karena kami menyepakati untuk mempergunakan medsos secara terbatas. Ketika waktu luang pun kami harus menyimpan gadget dimana komunikasi tetap dilakukan dengan tatap muka bukan hanya dengan Whatsapplication.  Kami ingin memberikan contoh kepada anak bahwa kami pun berkomitmen sesuai dengan apa yang kami minta agar anak juga dapat memilah penggunaan medsos dengan benar dan tepat.

Berikut ini adalah tips yang dapat digunakan oleh orangtua untuk mengurangi dampak penggunaan media sosial :

  • Larangan penggunaan Facebook untuk anak dibawah usia 13 tahun:    Orangtua harus memastikan bahwa anaknya yang belum berusia 13 tahun tidak berbuat bohong dengan mengakses Facebook dan “register” dengan menipu umurnya.
  • Check  “Privacy Setting”:   Orangtua perlu memeriksa setting dari internet dan facebook sampai ke level yang paling ketat sekali.   Hal ini untuk menjaga agar pengguna komputer terhindar dari ancaman virus.
  • Gunakan  “Filtering Software”: Ada beberapa software yang dapat dibeli untuk memonitor penggunaan internet anak anda ; bahkan filtering itu dapat memperlihatkan kunci yang diketik, waktu yang digunakan dan semua kegiatan komputer secara umum.  Program filterning yang sangat popular  seperti “Net Nanny” dan “PureSight”  dapat memoitor sosial media dan memfilter konten bahkan memblokir “chat”.   Bahkan ada yang dapat memonitor  gadget yang meggunakan program software  seperti "My Mobile Watchdog".
  • Berikan Aturan yang tegas:  Jika usia anak Anda cukup paham untuk memahami aturan yang harus dipenuhi dalam penggunaan komputer.  Tetapi bagi anak-anak yang dibawah usia, tentu saja lebih baik tidak memberikan komputer atau gadget sebelum usianya mencapai 13 tahun.
  • Mengetahui kebiasaan Anak Anda:  Anda tidak mungkin menjadi mata-mata di setiap tindakan anak anda.  Tetapi Anda sebagai orangtua harus mengetahui dimana dan dengan siapa anak Anda bergaul dan berkomunikasi. Untuk mengetahui siapa teman bergaulnya, baik secara online atau offline, Anda harus terlibat dengan teman-teman Facebook . Anda harus dapat mengakses teman facebook kapan pun Anda inginkan.
  • Letakan Komputer di tempat yang strategis: Lebih baik meletakkan komputer di tempat yang sangat strategis dimana Anda dapat memonitor kegiatan Anak Anda dalam berkomputer. Jangan letakan komputer di kamar pribadinya atau jauh dari jangkauan anda . Sebaikaknya di tempat terbuka.
  • Monitor  foto-foto Anda Anda yang diposting online: Idealnya, anak Anda tidak pernah memposting foto dirinya secara online, tetapi hal ini tentunya tidak realistis.  Jika dia ingin mengshare fotonya kepada teman-temannya di netwrokign sosial, pastikan bahwa Anda sebagai orangtua mengetahui secara persis konten foto yang tidak bersifat transparan atau hal-hal yang bersifat sex, sara.
  • Teladan yang baik dalam penggunaan media sosial:  Sebagai orangtua tentunya Anda punya media sosial sendiri.  Agar anak Anda dapat mencontoh apa yang anda lakukan, berikan contoh yang baik bagaimana menggunakan media sosial yang diposting adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam percakapan juga sopan dan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan tidak pernah menghina atau bullying orang lain.

Tanpa penggunaan medsos yang benar dan tepat, serta pembatasan penggunaan medsos niscaya ketahanan keluarga dapat dicapai. Banyak keluarga teman kami yang hancur di ambang perceraian karena hilangnya komunikasi atau gap communication setelah adanya medsos. Bahkan ada yang berselingkuh karena adanya medsos.  Medsos bukan untuk dihindari tetapi harus dipilah dan digunakan sesuai yang tepat dan benar sehingga ketahanan keluarga yang bahagia dapat dicapai.  Dengan tercapainya keluarga kecil yang bahagia, akan tercapai ketahanan keluarga yang pada akhirnya tercapai ketahanan nasional.

Memanfaatkan Medsos dengan bijak adalah pilihan yang tak bisa dipungkiri demi tercapainya Ketahanan Keluarga.

Twitter & Facebook 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun