Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tradisi Sebelum Puasa

27 Mei 2017   16:55 Diperbarui: 14 Juni 2017   06:34 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dugderan:

balipost.com
balipost.com
Tradisi yang berasal dari kota Semarang.   Nama Dugderan  terdiri dari kata  “Dug” dan “Der” . Kata dari Dug  memiliki pengertian  bedug dari masjid yang ditabuh berkali kali , sebagai datangnya awal bulan Ramadhan.   Kata yang kedua adalah “Der” berarti dentutaman suara meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug.

Tradisi ini sudah dilakukan ratusan tahun yang lalu dan masih dipertahankan hingga saat ini.  Digelar 1-2 minggu sebelum puasa .   Selama berlangsung tradisi Dugderan, ada pesta rakyat  yang berupa tari japing, arak-arakan (karnaval), dan bedug yang ditabuh oleh Walikota Semarang.   Saat Karnaval ditampilakan "Warak Ngendok" yang  menyerupai sosok binatang dengan mulut menganga lebar dan lidah menjulur. Kaki makhluk ini dihiasi dengan rantai. Warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang memadukan tiga unsur hewan. Makhluk ini juga sebagai simbol kerukunan antaragama dan suku yang terdapat di Semarang

Dalam perkembangannya suara dentuman meriam diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran.  Yang dimaksud dengan bleduran adalah bongkahan batang pohon yang dilubangi tengahnya untuk menghasilkan suara seperti meriam dan diberi karbit dan lalu disulut dengan api.

Semarang salah satu kota yang selalu meriah dalam menyambut Ramadan, datang dan saksikan budaya lokal, Jawa yang sangat unik dan menarik untuk disaksikan.

Tulisanini diikutan sertakan dalam lomba blog Pesona Ramadan Jawa Tengah yang diadaka oleh    GenPI Jateng 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun