Mohon tunggu...
Habe Arifin
Habe Arifin Mohon Tunggu...

aku\r\n\r\nhanyalah rindu\r\ndari tapak yang tak perlu\r\ntidak juga kau\r\n\r\naku hanyalah perih\r\nyang perdu dan yang pedih\r\npada cinta, pada tahta\r\n\r\naku\r\ntetap Indonesia\r\nseperih apapun itu\r\nsepedih apapun itu\r\nsekejam apapun itu\r\n\r\naku\r\ntlah menikmati matahari\r\ntlah menikmati bumi\r\n\r\npada siapa aku berterima kasih\r\n\r\n10 Sept 2013\r\nhabe arifin\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Menit yang Menghunjam

10 September 2013   22:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:04 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ya, pertanyaan itu memang tak selamanya harus saya pertanyakan kepada mereka. Mereka? Ya, mereka yang sejak event Miss World ini berteriak-teriak di berbagai media. Bisa juga saya tanyakan pada penjaga regulasi di negeri ini. Apalagi jika tidak salah, PP Satgas Pornografi juga sudah dibentuk.

Pertanyaan lain bisa juga saya ajukan ke diri saya sendiri hehe. Saya bertanggung jawab secara moral pada peradaban bangsa ini. Seharusnya, saya juga turut berkontribusi. Memaki saja tidak cukup. Bangsa yang suka memaki dan menghasut pertanda bangsa yang kalah dan gagal.

Jika kita semua bisa konsisten dan istiqomah, kita bisa produktif menciptakan karya terbaik. Menjadi penjaga moral, jadilah yang terbaik dan jangan pilih-pilih kasus, jangan diskriminatif, dan harus antisuap plus antipopularitas.

Iklan ketiga tak terkait pornografi tetapi dampaknya bisa lebih hebat dari pornografi. Iklan Hilo. Awal adegan is good. Nenek baca buku. Beberapa anak muda mengajak main basket. Sceen selanjunya, inilah yang disayangkan. Buku dibuang. Bedebam ke tanah. This is bad.

Saya teringat "ekor" email Eko Prast tentang seruan Milan Kundera. Intinya untuk menghancurkan peradaban, musnahkan buku. Iklan Hilo masuk dalam kategori ini. Dalam bahasa berbeda, iklan itu bisa diterjemahkan "Hancurkan peradaban, buanglah bukumu."

Semoga terjemahan ini salah. Semoga pula produsen Hilo bisa menghilangkan adegan buang buku itu. Saya yakin produsen tak bermaksud menghancurkan peradaban. Saya juga yakin produsen Hilo bisa memperbaiki iklannya.

Kesalahan bisa dibenahi. Kita semua bisa memperbaiki diri. Saya optimis bangsa ini besar dan bermartabat, memimpin peradaban, tak hanya di Asia tetapi dunia. (Habe Arifin)

Jakarta, 10 September 2013
Habe Arifin

REVOLUSI PUTIH: Mengganyang Kebodohan, Mencerdaskan Bangsa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun