Do you still remember? Coca Cola.Ya...ya...ya. Suara hatiku mencoba mengingatkan untuk mengangkat brand ini menjadi tema tulisanku kali ini.
Dulu, ya dulu. Saat aku masih mengenakan seragam merah putih alias SD, almarhum Ayah tidak pernah lupa membawa kami menikmati akhir  pekan. Dan yang menjadi favorite place to eat ialah Mc Donald. Aku inget banget, kami  hampir bosan dengan merchandise -- merchandise yang mereka berikan. Mulai dari tas sekolah, botol minuman, hingga kotak bekal. Lalu, aku bertanya pada almarhum Ayah. "Pak, kenapa bukan boneka saja yang mereka berikan? Ya, karena mereka tahu, hadiah -- hadiah ini lebih dibutuhkan dan berguna daripada sebuah boneka, yang hanya akan menjadi pajangan di rumah, Nang", jawab Ayahku. #Nang adalah panggilan sayang dari orangtua kepada anak perempuannya di keluarga Batak Toba.
Pada masa itu, aku tidak begitu memahami apa maksud perkataan Ayah. Bahkan aku mengira, Ayah menyindir kami. Yap, Ayah benci sekali jika barang -- barang yang diberikannya menjadi pajangan dirumah (sepenggal kenangan yang selalu ku ingat, he...he...he).
Trusss, apa hubungannya dengan Coca Cola? Nah, disinilah peranku yang sesungguhnya.
Sedikit flashback. Pernah ya, saat aku mencoba berakhir pekan sendirian. I got a lunch inKFC, secepat kilat aku terkejut. Lho, kok Pepsi? Mana Coca Cola-nya. Â Aku pun coba mengingat -- ingat. Oh, iya itukan di Mc Donald. *Pikun deh...eike.
Tahukah kamu? Sebenarnya pemberian merchandise -- merchandise tersebut adalah cara kece Mc Donald's untuk memikat hati dan sekaligus mempertahankan pasarnya. We as humans naturally seek out relationships. Recognizing and realizing this fact will help you in your personal relationships as well as your business endeavors. It is the relationship that you build that allows you to become bigger, better, faster, or stronger (entrepreneur.com).
Lha, kok Mc Donald's yang dibahas???
Ada relationship pasti ada kolaborasi. Dan, goal dari sebuah kolaborasi ialah mempercepat pacuan. Dengan "increasing" pacuan, cuss ditambah "decreasing" cost, mereka mampu mendahului pesaingnya untuk sampai ke titik finish. What is their goal? Exactly, lagi -- lagi "brand". Kembali ke cerita awal, bila kita mengingat Mc Donald pasti kita akan teringat Coca Cola, begitu juga sebaliknya. Saat pasar mudah mengingat produknya dan terkesan - kesan, sudah tentu brand Mc Donald dan Coca Cola menjadi lebih kuat. Ingat! Pesan uncle Goerge Bradt, people don't buy products, they buy brands.
But it's not easy bro...! Iya, memang benar gak mudah. Tapi, kita punya banyak waktu, kita punya banyak kesempatan. Kita hanya perlu percaya diri, fokus dan dicoba lagi, lagi dan lagi. Pasti bisa...deh. Iya, kamu. Kamu, kita. Pasti bisa...deh.
Semoga tulisan ini ada benefitnya ya. Sekian dan terima kasih. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI