Mohon tunggu...
Didik Prasetyo
Didik Prasetyo Mohon Tunggu... Live - Love - Life

Menulis adalah cara untuk menyulam hidup dan mengabadikan kasih yang tak lekang oleh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Garuda Jatuh, Namun Tak Padam

9 Oktober 2025   12:10 Diperbarui: 9 Oktober 2025   12:10 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kadang, kebesaran sebuah bangsa bukan hanya tentang riuh kemenangan,
melainkan bagaimana ia bangkit tegar setelah terhempas di tengah gemuruh cemoohan."

 
Subuh ini hadir dengan sunyi yang lebih pekat.
Kopi yang semalam menemani kehangatan, kini membeku bersama kekecewaan yang tertahan.
Sempat kita bersorak di menit-menit awal, menyaksikan asa seolah terwujud nyata---sebelum akhirnya terenggut paksa, seperti aliran listrik yang padam di tengah perayaan.
Namun, inilah sepak bola: ia tak menjanjikan kebahagiaan abadi, hanya menawarkan peluang untuk terus percaya.
 
Indonesia memang kalah, namun perjuangan belum usai.
Kekalahan ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah ujian kesetiaan yang sesungguhnya.
Sebab, mencintai Timnas bukan sekadar tentang euforia kemenangan, tetapi tentang keberanian untuk tetap setia saat dunia meragukan: "Sudahlah, tak ada gunanya."
 
Arab mungkin unggul dalam angka, tetapi Garuda tetap menang di hati.
Kita takluk di lapangan, namun tidak kehilangan keyakinan.
Semalam, kita menyaksikan pertandingan dengan doa, debar jantung, dan harapan yang sama---dan itu semua takkan pernah sia-sia.
 
Patrick Kluivert, Jay Idzes, Paes, Klok, Kevin Diks---mereka bukan sekadar nama dalam daftar pemain, melainkan simbol dari sesuatu yang tengah bertumbuh:
mentalitas yang tak mudah menyerah, mimpi yang tak dapat dipadamkan oleh komentar negatif.
 
Kita boleh kecewa, namun jangan sampai putus asa.
Karena masih ada pertandingan lain, masih ada kesempatan, dan masih ada Garuda yang menolak menyerah di tengah badai.
Kita tidak hanya menunggu datangnya keajaiban, kita menjemputnya---dengan kesabaran, doa, dan keyakinan yang tak pernah pudar.
 
"Yang tersungkur bukan berarti lemah. Terkadang, ia hanya sedang mempersiapkan diri,
untuk merentangkan sayap yang lebih kuat dan terbang lebih tinggi di saat yang lebih tepat."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun