Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lagu Dangdut Mesum Perusak Moral Bangsa

19 April 2012   06:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26 4802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13368776711080508657

Renungan : Ashwin Pulungan

Menyedihkan, anak-anak berumur 5 s/d 16 Tahun berjubel didepan panggung hiburan sebuah acara perkawinan mendengarkan hentakan irama lagu dangdut dengan penyanyi yang bergoyang ala gerakan erotis mesum dengan busana yang sangat minim transparan dengan lirik lagu "Paling Suka 69" (Yupe). Kemudian sang pembawa acara ingin melanjutkan acara dengan "Inilah para hadirin-hadirat sekalian, lagu yang ditunggu-tunggu, "Mooobiill Beeeerrrgoooyaaaang "(Lia MJ feat Asep Rumpi) maka tampillah seorang penyanyi lain dengan busana lebih minim lagi sambil meliuk-liuk erotis mesum pada siang menjelang sholat Dzhuhur yang disaksikan para anak-anak yang kebanyakan belum mengerti arti goyangannya dan liriknya. Saat itu kami sekeluarga cepat-cepat pulang saja, karena akan dilajutkan dengan lagu yang lebih parah lagi : "Apa Aja Boleh" (Della Puspita). Padahal sebelum acara dangdutan, baru saja ada do'a yang dilantunkan seorang ustadz, semoga menjadi pasangan yang mawaddah warahmah. Bagaimana bisa menjadi pasangan yang sesuai dengan do'a tadi atau menjadi anak yang sholeh bila dilajutkan dengan acara bermisi perusak akhlak melalui lagu goyangan dan lirik yang mesum dan maksiat.

[caption id="attachment_181067" align="aligncenter" width="419" caption="Monyet Sedang Menyanyi.    Bandingkan dengan Penyanyi  Dangdut Mesum Maksiat. Pakaian si Monyet masih jauh lebih sopan dari penyanyi dangdut maksiat benaran (manusia berpakaian minim sambil nyanyi didepan khalayak ramai)"][/caption]

Acara seperti diatas, sering terjadi juga pada saat ada acara sunatan anak lalu keluarga yang melaksanakan hajatan mengundang Band Dangdut - Organ Tunggal maksudnya untuk menghibur para undangan yang hadir. Kebanyakan keluarga yang melaksanakan hajatan tidak mengerti bahwa hiburan yang dikontrak dan dibayar mahal itu, merupakan missi kelompok hiburan (mereka kelompk Band-pun tidak sadar) yang akan berdampak merusak moral para anak-anak serta tetangga yang menyaksikannya pada saat itu. Saya sering menyaksikan ada banyak tokoh masyarakat seperti lurah, camat, bupati serta tokoh lainnya dan bahkan para ustadz yang turut hadir tidak merasa risih terhadap tampilan gerakan erotis dari sang penyanyi itu dan bahkan sudah dianggap biasa serta lumrah. Para tokoh dan para ustadz serta para orang tua sudah tidak dapat lagi menangkap signal/tanda-tanda dari gerakan dan lirik lagu yang mengarah kepada pengrusakan akhlak para anak-anak dan cucu mereka. Mereka sudah tumpul kemampuan nalar dan wawasannya untuk mengoreksi kenyataan pesan agama dengan kenyataan keseharian yang terjadi dalam masyarakat. Kemampuan dan sensitifitas "Amar Makruf Nahi Munkar" mereka sudah majal dan tak berdaya. Mungkin upaya selemah-lemahnya iman saja yaitu berdo'a yang mungkin mereka lakukan.

Adanya Kekuatan Tertentu Membudayakan Kerusakan Moral.

Seperti penolakan banyak masyarakat terhadap berbagai acara TV bernuansa mesum yang telah disampaikan kepada para pejabat terkait (pemerintah) dan sampai saat ini belum ditindak lanjuti. Dugaan kuat kita adanya kekuatan missi tertentu untuk melakukan pengrusakan akhlak anak bangsa semakin terbukti dan mereka berada pada tokoh-tokoh produser acara, tokoh-tokoh design grafis dan Koreografis acara serta hampir menguasai pada semua acara TV swasta. Badingkan dengan acara hiburan TV  Internasional dalam versi video klip mesum.   Acara-acara TV inilah yang menjadi barometer serta rujukan para pedangdut mesum untuk menyajikan acara bagaimana bisa lebih heboh mesum dari acara TV.

Alasan Klasik Para Produser Acara.

Pelarangan yang disampaikan oleh masyarakat yang masih sadar akhlak selama ini, dikatakan oleh para seniman dan produser acara mesum adalah merupakan pembunuhan kreatifitas seni. Apakah dengan mengatas namakan seni dan kreatifitas bisa bebas merusak akhlak ?   Tidakkah berkreatifitas dan berseni itu juga harus menjunjung aspek moralitas ? Fungsi dan peran nyata Pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan untuk memberi rasa aman ber akhlak, rasa aman berkreasi, rasa aman berproduksi, tidak seperti selama ini orang yang berahklak baik diteror dengan tampilan budaya erotis dan mesum.

Sebagai Bahan Pembanding, inilah Sebagian lirik mesum dari lagu dangdut :

Yupe Paling Suka 69 (Yupe) : "kau elus-elus tubuhku, kau belai-belai rambutku, terpejam-pejam mataku, aduh aduh aduh nikmatnya, duh aduh aduh asiknya, desah indahmu menusuk kalbu ; suka suka jupe paling suka, kau buat aku tak berdaya, gairah cinta pun membara, halus halus halusnya selembut sutra, irama gaya kamasutra ala india."

Mobil Bergoyang ( Lia MJ feat Asep Rumpi) : "ada yang genit ada yang centil ada yang nakal, dan ada pula kaum wanita penjaja cinta, cari yang enak tak perlu mahal di hotel-hotel, biar di pantai di setiap mobil nikmat bercinta ; yang penting senang bergoyang bergoyang, di setiap mobil digoyang digoyang, dipeluk cium merangsang merangsang, biarkan orang ah tegang ah tegang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun