Mohon tunggu...
nailatul istibsyaroh
nailatul istibsyaroh Mohon Tunggu... -

mahasiswa PBA UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Sikap Moral Positif Anak Melalui Pola Pengasuhan yang Benar

4 Mei 2015   09:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Moral yang baik harus mulai di bentuk sedini mungkin, mulai dari anak bisa berbicara dan bisa memahami pembicaraan orang lain orang tua harus sudah siap membentuk moral yang positif kepada sang anak. Moral anak berkembang seiring berjalannya waktu serta lingkungan dimana tempat ia tinggal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral anak. Perkembangan moral mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku, menurut aturan dan kebiasaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain, nah hal ini harus ditanamkan sejak awal kepada buah hati kita.
Kebanyakan anak yang telah melakukan kesalahan atau melanggar suatu aturan ia akan merasa cemas dan dia sudah berfikiran hukumanlah yang menunggunya selanjutnya. Anak-anak yang lebih besar mengetahui bahwa hukuman tidak dapat dielakkan hanya jika ada seseorang yang menyaksikan perbuatan yang salah dilakukan, inilah presepsi yang sudah melekat di benak fikiran mereka. Ketika anak-anak di beri penghargaan karena menampilkan perilaku yang sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku, mereka cenderung akan mengulang perilaku itu. Karena ketika mereka di beri panutan moral, anak-anak cenderung mengadopsi tindakan mereka. Disamping itu ketika anak-anak di hukum karena perilaku yang tidak bermoral, perilaku it cenderung tidak di ulangi. Meskipun demikian, hukuman dapat memberikan pengaruh yang negatif, oleh karena itu hukuman harus di berikan secara adil , dan hati-hati agar tidak menimbulkan trauma pada diri anak.

Aspek lain yang harus di perhatikan oleh orang tua adalah keterbukaan antara orang tua dan buah hati, ketika sang anak sudah mulai tidak jujur dalam menyampaikan sesuatu ataupun dalan bertindak misalnya mencontek saat di kelas, mengambil permen milik temannya dll, itu perlu adanya pendekatan oleh orang tuanya, di tanya secara baik-baik mengapa ia melakukan perbuatan seperti itu kemudian orang tua memberika nasehat-nasehat yang membangun sehingga ia tidak mengulangi perbuatan tersebut dan selanjutnya harus menciptakan hubungan kedekatan anatara orang tua dan anak untuk saling terbuka agar orang tua mudah mengontrol sikap dan perilaku anaknya di luar sana.
Pada hakikatnya anak sudah mengetahui antara benar dan salah terhadap apa yang telah mereka lakukan, namun karena kurangnya hubungan relasi kedekatan denngan orang tuanya sehingga mereka kurang bisa merespons dengan baik apa yang di instruksikan oleh orang tuanya. Strategi yang penting dilakukan adalah membentuk komunikasi yang erat antara orang tua dan anak yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Komunikasi dapat dibentuk secara terencana maupun spontan dan berfokus topik seperti kejadian-kejadian yang telah terjadi (kejadian yang telah terjadi di sekolah), berbagi kejadian-kejadian yang akan datang (bepergian ke suatu tempat untuk menumbuhkan kedekatan emosional antara orang tua dan anak) dan kejadian yang mendadak (menanyakan tentang luapan kemarahan saudaranya, dan di tanya penyebab kejadian tersebut) dengan begitu anak akan terbuka kepada orang tuanya karena kedekatan yang selau di pupuk setiap saat oleh anggota keluarganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun