Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Gila Bisa Jadi Jalan Menuju Waras

28 Mei 2019   11:14 Diperbarui: 28 Mei 2019   11:21 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Mari Menjadi Gila (Dokpri)

Memancing yang menjadi kebiasaan Dulamin menjadi satu pelajaran luar biasa. Salah satu pesan Pak Ridik yang membuatnya penasaran adalah "Renungkan, tidak perlu banyak belajar, yang penting dipakai. Makanya, jangan belahar sesuatu yang tidak ada praktiknya di kehidupan nyata. Rugi!"

Kemudian cerita penutupnya adalah "Pesta Cahaya," "Sidik Jari," dan "Niscaya." Cerita yang dikemas dengan bahasa sufistik, perenungan dan pengenalan diri yang mendalam mencerminkan bahwa kehidupan bukan hanya hiruk pikuk tentang kompetisi menjadi ini dan itu. 

Tetapi ada relasi ketuhanan dalam diri yang perlu digapai dan dicanangkan di dalam benak. Mungkin bagian menariknya adalah menjadi gila adalah proses untuk melihat seberapa waras sebenarnya kehidupan kita.

Bukan berarti setiap karya tidak memiliki kekurangan. Pastinya ada. Karena tidak ada yang benar-benar sempurna. Buku ini atau cerita ini menarik dan bagus karena dibarengi dengan bahasa yang jenaka kadang serius tanpa basi-basi pula. 

Namun akan menjadi satu kritikan ketika muatan sastra teoritis dibenturkan dengan gaya cerita Cak Dhofir. Namun begitu keaktualan nilai-nilai dalam cerita-cerita Cak Dhofir memiliki daya pandang yang luar biasa, terutama untuk kehidupan saat ini dan masa depan. Diresensi Oleh Ahmad Dahri, Santri Kalong Pesantren Luhur Bayt al Hikmah Kepanjen.

 

Buku Mari Menjadi Gila (Dokpri)
Buku Mari Menjadi Gila (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun