Mohon tunggu...
sukahar ahmad syafii
sukahar ahmad syafii Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

seorang cerpenis, penulis artikel ilmiah dan penyuka film anime jepang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru Honorer dan Kerja Sampingan

24 Agustus 2021   20:44 Diperbarui: 24 Agustus 2021   21:08 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitulah aktivitas Ayah, selain bertanggungjawab menjadi pengajar, dia juga bertanggungjawab mencukupi kebutuhan ekonomi kami, 1 istri dengan 4 orang anak. 

Impian Ayah sebelum meninggal adalah diangkat menjadi PNS, minimal itu penghargaan terbaik dari negara untuknya atas pengabdiannya selama 20 tahun. 

Tetaplah menjadi guru, sekalipun itu tidak dapat membuatmu hidup layak, karena layaknya hidup itu adalah seberapa manfaat dirimu untuk khalayak. Pesan terakhir ayah sebelum meninggal dengan membawa harapan penghargaan PNS untuknya.

Sekilas cerita tentang ayah saya yang merupakan guru honorer selama 20 tahun. Dan kini saya menjadi pengurus suatu yayasan swasta yang memiliki amal usaha berupa TK dan SD di desa Tambaharjo daerah Pati, Jawa Tengah.

KERJA SAMPINGAN UNTUK TETAP BERMANFAAT

Menjadi pengajar yang berstatus guru honorer tentu tidak bisa diandalkan, terlebih menjadi tulang punggung keluarga. Guru honorer menurut aturan yang berlaku hanya digaji dari dana BOS yang turun dari pemerintah. 

Alokasinya 15% dari dana BOS yang diberikan. Sangat minim sekali, belum lagi jika dana BOS belum cair, terpaksa guru honorer harus berpuasa hingga dana BOS cair.

Pemerintah telah memberikan jawaban terkait problematika kesejahteraan guru honorer dengan membuka PPPK yang akan merekrut sekitar satu juta guru. 

Satu sisi ini merupakan peluang guru honorer untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, namun sisi lain, tidak banyak guru honorer yang bisa ikut, selain keterbatasan usia juga jenjang pendidikan yang harus mensyaratkan S1. Ini menurut para guru honorer bukanlah solusi yang mereka inginkan, karena mereka hanya ingin dihargai dengan diangkat sebagai PNS.

Banyak cerita yang kita dengar tentang keluh kesah guru honorer, termasuk kisah ayah saya. Mereka dengan ikhlas mengajar tanpa pamrih dan dengan ikhlas pula menjalani kehidupan pas-pasan dengan tetap tersenyum untuk melakukan usaha lain demi mencukupi kebutuhan keluarga. Ikhlas dan tulus betul perjuangan mereka untuk negeri ini.

Yayasan yang kami kelola sementara berfokus pada TK dan SD. Total pengajar di dua lembaga tersebut adalah 35 orang dengan total siswa 350. Semua pengajar di yayasan kami adalah honorer, tidak ada satupun yang PNS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun