Mohon tunggu...
Asri .
Asri . Mohon Tunggu... Administrasi - Profil

Assalamu alaikim wr. wb pertama, saya ucapkan terima kasih kepada kompasiana telah menerima registrasi saya. kenalkan nama saya asri lahir di Mamuju pada tanggal 15 juli 1984, sebelumnya saya tinggal di Jl. H. Abd. Malik Pattana Endeng Rangas Mamuju bersam kedua orang tua dan seorang adik, namun sejak tahun 2011 saya terangkat jadi PNS dan ditugaskan di Kab. Polewali Mandar Prov. Sulawesi Barat. Saat Ini saya telah mempunyai istri bernama Surianti dan seorang anak berumur 1,5 bulan yang saya beri nama Muh. Akhdan Arief Athaya Asri. Sebelum menjadi PNS, saya hanyalah seorang tukang ojek, yang kesehariannya mencari muatan demi membantu orang tua membiayai kuliah saya, dan alhamdulillah saya dapat menyelesaikan kuliah dengan cepat walau hanya diploma saja saya bukanlah anak dari seoeang pejabat atau pengusaha yang kaya raya,, saya hanyalah anak dari seoarng petani miskin yang rela hidup menderita, makan apa adanya demi membiayai pendidikan anak-anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lolos CPNS Tanpa Sogokan

18 September 2014   19:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:19 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Status sebagai seorang PNS sangat didambakan oleh sebagian besar masyarakat. Ini dapat dilihat dari banyaknya pelamar CPNS yang mencoba mengadu peruntungan untuk mendapatkan Status CPNS dan tentunya menjadi PNS nantinya.

Meski mereka masih beranggapan bahwa untuk menjadi sorang PNS diperlukan uang puluhan bahkan sampai ratusan juta rupiah namun tidak menyurutkan semangat dan tekad mereka untuk tetap melamar pada setiap kesempatan yang ada.

Bagi saya pribadi, anggapan masyarakat seperti itu tidak sepenuhnya benar namun tidak pula sepenuhnya salah, karena diluar sana masih banyak masyarakat yang lolos Sebagai PNS tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun (untuk sogokan).

Hal ini saya buktikan sendiri tatkala pada tahun 2010 saya mencoba peruntungan seperti teman teman yang lain, melamar pada penerimaan CPNS pada salah satu kementerian. Dengan semangat 45 saya mengurus segala berkas (kelengapan) pendaftaran CPNS tersebut.

Meski mendapat senyum sinis dari teman teman lain, karena mereka menganggap bahwa saya tidak akan lolos karena saya tidak akan mampu membayar (menyosok) sampai ratusan juta. Hal ini pun saya benarkan, mengapa ? Ada dua hal yang membuat saya enggan untuk bermain uang dalam penerimaan CPNS. Yanga pertama, Saya dari keluarga yang tidak mampu, sehingga untuk membiayai kulia saya harus menjadi tukang ojek. Yang kedua, Andaipun saya punya uang sebanyak itu, saya lebih memilih untuk menjadikannya modal dan buka usaha.

Namun anggapan bahwa untuk menjadi PNS itu “mahal” saya lempar jauh jauh, saya tanamkan dalam hati bahwa segala sesuatu itu telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, namun saya tetap harus berusaha, sehingga dengan usaha itu akan menjadi jalan menuju takdir yang telah ditetapkan oleh Yang Kuasa.

Kala itu saya sempat pesimis tatkala harus berhadapan dengan penguji saat tes wawancara, hal ini karena saya tidak dapat berbicara di depan umum, penyakit yang satu ini memang sangat menyiksa saya, sejak saya kecil sampai searang pun saya tidak mampu untuk berbicara di depan umum. Namun saya berusaha untuk menghibur diri dan berusaha untuk membagkitkan keprcaayan diri saya sehingga rasa optimis itu kembali tumbuh dalam diri saya.

Banyak hal yang tak terduga, tahap demi tahap seleksi saya lewati dan alhamdulillah berhasil lolos sampai pada tahap terakhir yaitu tes tertulis. Dengan menyisakan 20 pelamar dari 10 kuota yang akan diterima. Kepercayaan diri ini semakin bertambah tatkala melihat saingan kebanyakan dari teman teman kelas saat kuliah.

Akhirnya saat pengumuman yang ditunggu tunggu telah tiba, dan saat yang paling mendebarkan. Saya ingat persis saat itu malam takbiran idul adha, sekitar jam 10 malam saya menerima telpon dari teman dan memberi kabar bahwa saya lulus CPNS pada kementerian yang saya daftar itu. Seolah tidak percaya, saya segera kekota untuk mencari warnet dan mendownload hasil pengumuman tersebut. Rasa bahagia dan bangga pada diri sendiri karena bisa lolos CPNS tanpa sogokan, hal ini seolah membantah anggapan masyarakat bahwa PNS itu “Mahal”.

Maaf . . ! Susunan Kalimatnya masih berantakan.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun