Mohon tunggu...
Apel Persia
Apel Persia Mohon Tunggu... profesional -

mendengarkan setiap ujung helai angin bersiul, menatap untuk mata elang dan memahami sehati-hatinya. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salahkah Anak SMA Berasusila

11 Juni 2013   11:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:13 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Kabar gembira buat  Fara. Begitu teman-temannya memanggil gadis yang baru menginjak 17 tahun itu."

Pasalnya seperti kebanyakan orang kota lainnya, moment 17 tahunan adalah moment paling sakral dalam hidup. Mengapa? Karna di saat itulah semua yang katanya aling-aling bagi anak tentang dunia kedewasaan telah tercium baunya. Apakah anyir atau harum itu tergantung cara pandang dan background akal naluri mereka. Kita sebagai orang tua hanya sekedar mengontrol dan meluruskan apabila si anak diketahui sedikit berubah dengan kebiasaan-kebiasaan  aneh, seperti  mulai merokok, lebih inten mengenal lawan jenis, clubbing, kumpul temen bawa kendaraan, geng motor dan lain lain.

Disamping kontrol dari orang tua, peran penting teman dan sahabat anak-anak kita lah yang jutru memberi dampak signifikan bagi kembang tumuh jiwa dan jati diri mereka melalui hal-hal yang mungkin paling menarik bagi mereka. Setelah itu faktor selipan agama lah yang  justru mampu membendung di saat seseorang tidak bisa atau tidak lagi bersama human interest, faktor agama adalah pengendalinya. Di saat manusia sudah di titik nol dan tidak lagu mampu dengan bantuan orang lain, siapa pun orang yang bersangkutan tersebut pasti akan lari dan menuju Tuhan. Sebeasar apa pun kondii manusia jika sudah dihadapkan dalam mengambil keputusan yang bersifat personal berhawa nafsu siapa pun akan tak lagi mampu menganulir kealahan- kesalahan yang telah mereka lakukan. "Saya menyesal pak Ustadz, saya telah melanggar syariat Islam. Awalnya memang enjoy sebelum melekukannya, akan tetapi ika sudah selesai, saya dihadapkan pada akal sehat saya. Ternyata apa yang saya lakukan ini salah pak, bagaimana saya bisa menebus dosa saya ini kepada Tuhan," Begitu pengakuan dari seoarang penjaja Bunga Cinta berinisial AR saat Kami temui di sebuah warung kopi Daerah Istimewa Yogyakarta baru-baru ini.

Dari beberapa pengakuan langsung dan teman - teman mahasiswa, mereka mengaatakan sering sekali baru menyesal setelah melakukan perbuatan tidak benar tersebut. Daan jarang sekali ditemui untuk sadar benar-benar di depan  sebelum bertindak tersebut. Kami semua menyarankan, dengan bukan bermaksut untuk mengguri para pembaca, sejuurnya, semuanya itu adalah piihan. Karna pilahan makanya angan terlalu bodoh untuk mengambil resiko dari setiap perbuatan. Akal sehat harus didasari fondasi agama dan kesosialan. Semakin sadar anak bangsa kita, semakin maju pola pikir dan daya saing negara kita. Negara hebat dengan moralitas yang diunjung tinggi dan bukan diinjak sedalam-dalamnya. Sekian dari kami, semoga bermanfaat, so sorry.... thanks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun