Mohon tunggu...
Y ANISTYOWATIE
Y ANISTYOWATIE Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Berusaha menemukan solusi permasalahan bangsa, blog saya: www.anisjasmerah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mempertahankan UN Berarti Sengaja Memperparah Kebobrokan Mental Bangsa

15 April 2016   14:34 Diperbarui: 15 April 2016   15:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Karena banyak siswanya yang ikut bimbingan belajar, guru yang tidak bisa mengajar dengan baik merasa terbantu, dan siswa yang tidak ikut les kalau sering bertanya justru dicap sebagai anak-anak yang bodoh,  padahal  sebenarnya  ternyata guru yang bersangkutanlah  yang tidak bisa mengajar dengan baik. Akhirnya anak-anak yang tidak ikut les ini, bisanya hanya berharap kemurahan hati mereka yang ikut les untuk mau mengajarinya.

4. UN membuat wibawa guru rusak di mata anak didik, karena mereka tahu kalau hasil ujian sekolahnya nanti pasti disulap dapat nilai bagus-bagus. “Manipulasi” nilai ini dilakukan  untuk mengantisipasi kalau anak didiknya jatuh di ujian nasional sehingga  banyak anak didik  santai-santai saja walaupun mau ujian sekolah.

Dari sisi orang tua

1. UN membuat kantong orang tua  menjadi terkuras sehingga mendorong  mereka untuk  korupsi  (kecil-kecilan sampai yang kakap), agar mereka bisa membayar uang bimbel untuk anaknya yang biayanya jutaan. Hal ini dilakukan, juga  sebagai investasi bagi mereka  agar anaknya nanti bisa di terima   di sekolah favorit.

2. UN membuat  orang tua yang tidak mampu mengikutkan anaknya les  (termasuk saya) menjadi  sedih juga, karena ibaratnya kita membiarkan anak-anak  berjuang meraih masa depannya  dengan bekal seadanya, sementara anak-anak yang lain bekalnya banyak sekali.

Dari sisi pebisnis

1. UN  membuat bimbingan belajar laris-manis, walaupun mereka terkadang hanya melaksanakan secara asal-asalan, karena  pesertanya sudah  stres di sekolah karena  banyak mengerjakan tugas-tugas sekolah.

2. UN membuat kreativitas tindak kejahatan semakin canggih, apapun bentuknya:  tertulis maupun  berbasis komputer. Apalagi di era sekarang yang bisa dikatakan semua orang sudah memiliki HP yang canggih. Bentuk bocorannya bisa berupa bocoran soal atau bocoran paket kunci jawaban.

Dari sisi pejabat

1. UN membuat pejabat di jajaran diknas atau kepala daerah menjadi munafik karena tidak berani menerima kenyataan  bahwa kualitas anak didik di kotanya sangat buruk.

2. UN membuat menteri pendidikan takut kehilangan proyek besar  tahunan, dan biasanya hanya mengatakan: UN berjalan dengan lancar, para siswa jangan beli bocoran, guru jangan memberi jawaban kepada siswa,  tolak beli bocoran, yang berani lapor hebat, tanpa peduli bahwa apa yang di katakannya itu sesuatu yang percuma  saja. Karena di negeri ini, anak didik dan guru-guru yang berani jujur  bisa mendapatkan  malapetaka.  Hampir mustahil mereka mau mencelakakan diri sendiri. Kalaupun ada  beberapa anak  yang berani melaporkan tindak kecurangan di suatu kota, itu tidak sebanding dengan kerusakan moral massal yang telah dan akan terjadi lagi dalam setiap tahunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun