Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis, editor, pengajar yoga

Pemerhati isu-isu kesehatan dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tren Executive Search

12 September 2025   10:51 Diperbarui: 12 September 2025   10:51 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah beberapa waktu lalu saya menonton video pendek TikTok dr. Tirta yang mengatakan bahwa orang-orang umur 40-an adalah mereka yang bakal karam dan tenggelam dengan perubahan zaman.

Dengan gayanya yang ceplas ceplos itu, ia mengatakan seolah kami yang berada di age bracket tersebut adalah satu kelompok individual yang berkarakter sama: pemalas dalam belajar banyak hal baru karena sudah merasa mapan dan nyaman. Pengalaman sudah banyak. Pengetahuan sudah menumpuk. Lalu buat apa belajar lagi? Buat apa eksperimen lagi? Terlalu banyak risiko lahhh...

Awalnya saya tersinggung juga setelah menonton video itu. Saya sudah masuk kelompok usia itu. Usia saat kita terjebak di tengah-tengah. Dianggap muda tidak, tua pun belum. Tapi saya pikir lagi, saya tak seharusnya merasa tersinggung sebab itu malah bisa jadi pengingat agar terus mau belajar.

Dari sudut pandang perusahaan juga, para pekerja berumur 40-an sudah dituntut memiliki leadership skills yang bagus, kombinasi skill sets yang melampaui pekerja yang lebih junior, dan kemampuan beradaptasi yang tinggi akibat perkembangan dunia kerja akhir-akhir ini.

Kalau soal soft skills, manusia umur 40-an sudah bisa dikatakan khatam, ya meski tak menjamin juga semua orang umur itu piawai soal soft skills. Tapi setidaknya dibandingkan manusia berumur 20-an, kami lebih bijak sedikit. Tidak reaktif dan terlalu cepat patah semangat. Haha.

40 Is The New Beginning

Tapi sebenarnya bukan ucapan dr. Tirta yang membuat saya berhenti mencari kerja atau melamar lowongan pekerjaan di sektor formal lagi. Saya masih yakin saya bisa berkontribusi pada ekonomi lewat sektor ekonomi formal. Tapi ya itu kalau ada yang memberi kesempatan dan kepercayaan.

Yang lebih kuat dalam membuat saya berhenti mencari lowongan kerja ialah kenyataan pahit bahwa lowongan kerja untuk usia 40-an adalah lowongan kerja di level managerial dan level top C-level.

Dan lowongan kerja semacam itu lazimnya TIDAK diumbar di LinkedIn atau JobStreet atau di job fair yang akan dihadiri ribuan orang pencari kerja, tapi dari word of mouth, rekomendasi dari seseorang yang tahu diri Anda ke orang lain yang membutuhkan keterampilan dan pengalaman Anda.

Mengenal Executive Search

Saat ini makin meluas juga tren "executive search", yakni saat sebuah perusahaan atau organisasi menyewa agensi headhunter atau organisasi HR (human resource) untuk menyaring kandidat yang ada di pasar (baca: LinkedIn atau platform job search lain) untuk mengisi lowongan strategis di perusahaan mereka. Lowongan ini adalah posisi manajerial dan top management dengan gaji minimal 15 jutaan. Jadi bukan lowongan level staff yang gajinya UMR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun