Alasannya begini: olahraga memicu pelepasan protein-protein tertentu (myokines) dalam otot ke darah dan myokines ini ternyata bisa menekan pertumbuhan tumor dan secara aktif membantu memerangi sel-sel kanker yang muncul.
Peneliti memeroleh hasil ini dengan mengamati apa yang terjadi pada para pasien kanker prostat yang sedang menjalani program olahraga teratur selama 12 pekan. Sampel darah mereka diteliti sebelum dan setelah mengikuti program tadi.
Peneliti kemudian mengaplikasikan sampel tadi ke sel-sel kanker prostat yang masih hidup dan ternyata sampel darah pasien kanker yang berolahraga tadi bisa menghambat pertumbuhan sel-sel kanker yang 'jahat' ini.
Itulah kenapa selama ini kanker memburuk dengan tingkat kecepatan lebih lambat pada mereka yang terus berolahraga meski sudah divonis kanker.
Selama 3 bulan berolahraga rutin ini tercatat terjadi kenaikan myokines yang berkhasiat sebagai zat anti kanker. Peneliti menekankan bahwa myokines bisa menekan secara signifikan pertumbuhan sel kanker yang sudah menjalar ke berbagai organ.
Namun, tentu saja myokines ini masih perlu bantuan untuk bisa membunuh sel kanker, kata peneliti. Bersama dengan sel-sel baik dalam darah, myokines menjadi sejenis katalis dalam proses pemusnahan kanker.
Inilah kenapa peneliti menerapkan olahraga sebagai bagian penting dalam perawatan bagi pasien kanker prostat. Para pasien ini harus menjalani jenis terapi yang mengurangi level androgen dalam tubuh yang memicu penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak tubuh. Jika dibiarkan, pasien bisa menderita obesitas sarkopenia (kegemukan dengan massa otot rendah), kesehatan menurun dan kanker makin mengganas. Olahraga bisa memitigasi dampak terapi tersebut pada tubuh pasien. Ilmuwan meyakini efek anti kanker olahraga ini juga berlaku untuk pasien kanker jenis lainnya.
Karena itulah, bagi Anda yang merasa dunia runtuh pasca vonis kanker dari dokter, ingatlah bahwa Anda masih bisa berjuang mengatasi penyakit ini dengan tetap giat berolahraga meski memang harus diakui intensitas olahraga Anda tak bisa setinggi saat sehat sebelum vonis.
Nah, di sinilah kita mesti memilih jenis olahraga yang tepat bagi pasien kanker dan yoga menjadi pilihan yang tepat.
Kenapa?
Karena yoga memberikan gerakan-gerakan yang lembut dan bersifat low-medium intensity sehingga lebih cocok bagi pasien kanker daripada olahraga yang intensitas tinggi semacam senam aerobik, lari, muaythai, lompat tali, dan sebagainya.