Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

3 Poin Penting yang Harus Disiapkan Sebelum Undur Diri (Resign)

10 Maret 2021   16:01 Diperbarui: 14 Maret 2021   21:59 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resign tanpa penyesalan? Bisa kok! (Foto: Freepik.com)

MENGUNDURKAN diri dari sebuah posisi di tempat kerja memang bukan perkara yang gampang. Saya sendiri pernah berada di posisi yang pelik saat hendak mengundurkan diri. Saya mengundurkan diri karena sejumlah sebab. Pertama, karena suasana atau atmosfer tempat kerja yang sudah kurang sehat bagi kondisi mental dan psikologis saya. 

Jika saya harus bertahan cuma untuk menunjukkan bahwa saya bukan pribadi yang lemah, saya mungkin bisa. Namun, saya pikir, untungnya apa? Saya justru malah merasa 'sumpek' dan jiwa saya tertekan bekerja di tempat yang saya sendiri kurang mendukung perkembangan diri saya ke depan.

Kedua, saya sadar bahwa saya bukan orang yang mengincar posisi level manajerial apalagi level C (Chief). Saya tak peduli dengan titel jabatan yang setinggi langit sebab saya sedari awal sadar dengan dunia korporasi tempat saya bekerja yang meskipun tampak menerapkan sistem meritokrasi (siapa yang memberikan lebih banyak jasa pada perusahaan, akan diberi imbalan lebih tinggi pula). 

Namun, ada titik di mana sistem itu tak bisa diterapkan secara adil. Harus saya akui kultur perusahaan saya masih sangat 'Indonesia', yang kental dengan etnosentrisme, nepotisme, dan subjektivisme. Saya juga tidak tahan dengan hal-hal yang bernama office politics. Jadi, saya realistis saja.

Ketiga, makin lama saya bekerja sebagai karyawan, saya sadar bahwa tak selamanya saya akan tahan menghamba pada orang lain. Bekerja sebagai karyawan swasta terutama sama saja dengan membantu memperkaya orang lain/ pemilik modal (penanam saham jika perusahaan itu punya saham yang diperjualbelikan secara publik). Saya sendiri mungkin memang akan lebih kaya tapi sedikit. Tidak drastis atau wah!

Dan memang secara ilmiah, mengundurkan diri dari pekerjaan bukanlah sesuatu yang haram. Malah disarankan jika bertahan di posisi tersebut membuat Anda sakit-sakitan, merasa lelah lahir batin (burnout), depresi, dan sebagainya. Hal ini ditegaskan oleh penelitian yang dipublikasikan tahun 2007 oleh Association for Psychological Science. 

Dinyatakan bahwa para pekerja yang bertekad baja untuk bertahan melawan tantangan yang ada di depan mereka berisiko lebih tinggi untuk mengalami peradangan (inflamasi) dalam tubuh. Inflamasi ini diketahui berkaitan erat dengan risiko diabetes dan penyakit jantung. Nah!

Oke, sekarang kita tahu bahwa mengundurkan diri sah-sah saja tetapi yang harus dipikirkan ialah bagaimana setelah surat pengunduran diri dilayangkan dan disetujui manajemen? Apakah kita akan menyesali keputusan kita mengundurkan diri?

Begini 3 resep dari saya untuk mempersiapkan pengunduran diri agar berbuah manis.

Menabunglah Selama Bekerja

Iya, menabung sangatlah penting. Dan saya di sini bukan cuma bicara soal duit. Betul bahwa menyisihkan gaji untuk ditabung sebagai dana darurat jika nanti akan mengundurkan diri itu penting tetapi yang jauh lebih penting ternyata ialah menabung pengetahuan dan pengalaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun