Scaling ini dilakukan dengan alat berbahan aluminium yang tajam untuk merontokkan plak dan tartar dari permukaan gigi. Â Tak heran rasanya jadi gigi agak 'semriwing'. Sensasi kesatnya juga terasa.
Kemudian setelah disuruh berkumur, saya kembali berbaring untuk menjalani prosedur kedua: polishing. Di sini digunakan sikat gigi khusus yang berputar cepat untuk menghilangkan noda-noda di permukaan gigi saya.
Mereka yang suka minum kopi, teh, dan sebagainya, mungkin harus menjalani prosedur ini agak lama karena noda yang membandel. Namun, karena saya bukan penggemar minuman-minuman tadi, saya cuma harus menjalani scaling dalam waktu 15-20 menit.
Dokter gigi saya juga memuji karena gigi saya cukup bagus, tidak ada lubang. "Tinggal dirawat dengan baik. Enam bulan sekali harus dibersihkan begini," ujarnya.
Karena dokter gigi saya ini cukup kenal saya yang menyukai pola makan sehat, ia mengatakan ada kaitannya juga antara kesehatan gigi dan makanan berserat. Makanan tinggi serat seperti sayur dan buah juga ternyata bisa turut membersihkan permukaan gigi kita.
Serat-serat makanan di dalamnya bertindak mirip bulu-bulu sikat gigi. Karena itulah mungkin, kita menggunakan buah sebagai "pencuci mulut" (meski kurang tepat juga mengonsumsi buah setelah makan berat karena malah menjadi susah dicerna).
Saya sendiri juga merasakan demikian setelah makan buah-buahan tertentu. Coba saja makan buah berserat tinggi seperti apel, Anda akan bisa rasakan gigi terasa lebih bersih dan kesat.
Lain rasanya jika dibandingkan makan makanan yang tinggi karbohidrat seperti nasi goreng dan tinggi gula seperti produk manisan cokelat (yang ditambahi gula pasir, buka cokelat murni), yang jika menumpuk akan memicu kondisi asam sehingga gigi lebih rawan berlubang.
Dan manfaat yang tak pernah terpikirkan dari pembersihan gigi yang lebih sempurna ini ialah penurunan risiko serangan jantung.
Ah masa?
Mungkin Anda tak percaya.