Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kader Mahasiswa Anti Narkoba, Perlukah?

28 Agustus 2019   20:10 Diperbarui: 28 Agustus 2019   20:17 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narkoba | foto: Doktersehat.com

Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dilingkup kehidupan sosial terutama dikalangan remaja dan kaum muda. Fenomena perubahan tingkah laku dan arus modernisasi tanpa filter yang baik dan kuat menjadi salah satu unsur yang membuat adanya perubahan gaya hidup hingga akhirnya membuat kaum muda mencari inspirasi dengan berbagai cara salah satunya merokok dan penggunaan narkoba sejak dini.

Jika merokok menjadi kebiasaan lumrah dikalangan remaja dan kaum muda, maka narkoba menjadi sesuatu yang tabu. Sejatinya remaja dan kaum muda sebagai generasi penerus bangsa harus senantiasa belajar dari fenomena buruk penggunaan narkoba yang dilakukan oleh kaum muda.

Data Narkoba | BNN
Data Narkoba | BNN

World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, BNN data dari 2017 menunjukkan sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun telah melakukan penyalahgu aan narkoba.

Dari populasi penggunaan narkoba tersebut sebagaian besar para mahasiswa menggunakan narkoba jenis ganja, ekstasi, sabu hingga penggunaan pil dextro yang berlebihan. Data tersebut menggambarkan bahwa permasalahan penggunaan narkoba yang cukup tinggi diakibatkan oleh permasalahan sosial yang dialami mahasiswa dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Keadaan ekonomi karena pendapatan orang tua yang tidak menentu, faktor pendidikan yang lemah menjadi masalah utama yang harus senantiasa diselesaikan banyak kalangan. Keadaan diatas sungguh memprihatinkan, karena remaja dan kaum muda sebagai generasi penerus bangsa harus tejebak dalam kondisi yang dapat mengancam eksistensinya sebagai calon pemimpin dimasa yang akan datang.

Hadirnya mahasiswa sebagai salah satu pembaharu dan penggerak moral yang baik harus senantiasa diwujudkan secara nyata dalam berbagai inovasi yang dapat merangsang kreativitas mahasiswa untuk peduli terhadap nasib remaja dan kaum muda yang belum tersentuh atau rentan dan sudah terjebak dalam lembah kesesatan narkoba.

Data Narkoba 2017 | BNN
Data Narkoba 2017 | BNN

Mahasiswa yang akan tetap dikenal adalah mereka yang memiliki inovasi untuk bisa mengubah keadaan atau fenomena yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik.

Tentu kita menyakini bahwa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKS) sebagai wadah mahasiswa dalam membangun inovasi harus senantiasa dioptimalkan, bukan hanya sebatas menjuarai berbagai event atau kegiatan dengan skala nasional maupun regional tetapi lebih pada perubahan dalam membangun peradaban generasi  muda yang lebih baik.

Penulis berkeyakinan bahwa hal yang harus dilakukan adalah membangun dan mengoptimalkan kembali pembentukan kader mahasiswa anti narkoba.

Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Badan Narkotika nasional (BNN) sebagai salah satu instansi yang menangani permasalahan narkoba, namun implementasi dari konsep tersebut masih jauh dari harapan, karena memang pergerakan mahasiswa untuk peduli terhadap mahasisiwa lainnya yang terjebak dalam lembah narkoba masih sangat lemah.

Merubah Mindset
Ada beberapa hal yang menarik dari optimalisasi pembentukan kader mahasiswa anti narkoba, salah satunya adalah pertukaran informasi antar mahasiswa tentang penyalahgunaan narkoba kepada mahasiswa-mahasiswa lainnya yang berbeda perguruan tinggi. Pemberian informasi tersebut, selain menambah dan memberi pengetahuan juga sebagai salah satu bentuk silaturahim antar mahasiswa agar nantinya wadah pertemuan dan pertukaran informasi bisa berdampak pada terjalinnya ikatan emosional yang erat antar mahasiswa.

Sudah saatnya kaum remaja dan genarasi muda apalagi kalangan mahasiswa mencetak kader-kader mahasiswa anti narkoba yang lebih banyak disetiap perguruan tinggi yang ada khususnya di Kabupaten Sumbawa.

Pembentukan tersebut dirasakan dapat berdampak cukup besar bagi peningkatan pengetahuan mahasiswa dalam pencegahan narkoba. Kita harus yakin bahwa dengan kemapuan intelektual dan sosialnya, mahasiswa bisa menciptakan inovasi lain dalam strategi menciptakan generasi bebas narkoba serta generasi yang sehat dan cerdas tanpa narkoba.

Bergerak dan Optimis
Sudah seharusnya kaum remaja dan generasi muda memiliki semangat dan konsep dalam berfikir maupun bertindak. Ikhtiar perjuangan dalam memperjuangkan hidup sehat menjadi hal yang sepatutnya dipikirkan, bukan hanya sekedar menghadiri seminar dan seremoni gerakan anti narkoba tetapi lebih pada pemahaman diri bagaimana melihat generasi mendatang lebih baik.

Konsep pemahaman kedepan generasi muda harus bermuara pada, Pertama konsep Etika yang mengajarkan manusia untuk berbuat baik dan menjadi teladan dalam kehidupan.

Selama ini, kita sebagai mahasiswa cenderung melupakan etika dalam konsep mengimplementasikan ilmu yang kita miliki. Kita bisa mengambil contoh dari seorang artis Roy Marten yang cukup senior dalam industri perfilman dan menjadi penyemangat artis lain, akan tetapi Roy Marten cenderung melupakan etika, karena terbukti sebagai pecandu narkoba yang setiap saat keluar masuk tahanan.

Kedua, Logika yang mengisyaratkan tentang kepandaian mahasiswa secara akademis. Dengan logika yang baik seorang mahasiswa mampu meraih prestasi yang dicita-citakan.

Pengembangan logika dari seorang mahasiswa cenderung diasah di bangku perguruan tinggi, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat seakan-akan tidak diterapkan bahkan tidak ada sama sekali. Ini sangat ironis, dan memang di masyarakat, kita cenderung mellihat bagaimana sosok seorang yang pandai di kampus tidak mampu bermasyarakat dan bersosialisasi dengan baik. Dia cenderung hidup sendiri-sendiri dan menganggap bahwa dinamika yang terjadi di masyarakat dapat diselesaiakan dengan sendiri-sendiri.

Ketiga, Estetika yang mengajarkan bagaimana mahasiswa memiliki kreativitas dalam menjalankan disiplin ilmu yang dimiliki. Konsep estetika adalah perpaduan antara logika dan etika. Mahasiswa yang pintar adalah mahasiswa yang memiliki etika. Analisa etika disini bukan sepenuhnya pandai dalam setiap kejuaraan tetapi yang mau dan mampu bergerak memperbaiki lingkungan disekitarnya.

Sudah saatnya mahasiswa dan kaum muda bangkit dan mengaplikasikan ide-ide kreatif yang selama ini banyak ditawarkan dalam berbagai kegiatan seminar dan pelatihan. Perubahan kedepan adalah apa yang kita pikirkan dan lakukan saat ini tentu dengan semangat membangun generasi yang baik. Kita jangan sampai besar dalam jumlah dan kapasitas namun minim kualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun