Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cukup Dengan 4 Langkah Mudah, Resolusi Tak Mubazir

2 Februari 2022   00:26 Diperbarui: 18 Februari 2022   11:20 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jojonomic

resolusi-tahun-baru-3-620bbd0cbb44861f7124d723.jpg
resolusi-tahun-baru-3-620bbd0cbb44861f7124d723.jpg
blogeiger

Sebuah kebetulan, setelah Januari 2022 berlalu, kita bertemu lagi dengan Tahun Baru Imlek 2022, tahun baru yang ke 2573 Kongzili, yang menandai datangnya awal tahun Macan Air. 

Sebenarnya tanpa kehadiran tahun baru Macan Air pun kita tetap melakukan evaluasi resolusi kita. Mengapa?. Resolusi adalah cara kita "memaksa" diri sendiri agar punya target dalam meniti kehidupan. Resolusi menjadi semacam  "peta penunjuk jalan". Apa rencana kita setiap bulan, menuju ke akhir tahun berikutnya dan apa yang sudah kira raih. Sepenting itukah?. Jelas, karena semua keuntungan itu untuk kebaikan kita.

Seperti melakukan analisa SWOT-Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman), kita juga memperlakukan resolusi kita seperti itu. Tapi jangan dibawa susah menerjemahkannya.

Setelah kita menjalankan 5 langkah Resolusi Anti Gagal, yang paling mudah kita lakukan, saatnya mengevaluasi, resolusi harus dibarengi komitmen, konsistensi dan PDCA- Plan-Do-Check-Action, agar tidak menjadi resolusi formalitas belaka. 

Benarkah resolusi kita memang anti gagal?. Apalagi ketika resolusi di buat, saya menyertakan anak-anak, membantu mereka membuat peta cita-cita dan masa depan. Apa tidak terlalu berlebihan?. Tidak selama kita memperlakukan resolusi itu layaknya sebuah "permainan" berusaha untuk rileks,  sehingga menjadi serius tapi santai. Caranya:

Pertama; pastikan Break-Down resolusi yang membuat  kita lebih mudah meng-eksekusi dalam bentuk kegiatan lebih sederhana dan bisa dilakukan tanpa beban, hari per hari, sudah tepat. 

Sebelumnya kita sudah memecah rencana besar menjadi rencana kecil yang mudah dilakukan dan bisa dilakukan secara konsisten setiap hari. 

Ketika di awal tahun, kita merencanakan membuat buku, apa capaiannya di bulan Februari ini?. Apakah rencana satu hari satu artikel sudah dijalankan?. Cek dalam resolusi kita, berarti ada minimal 30 artikel sudah selesai dibuat.

Terserah apakah dibuat setiap pagi menjelang ke kantor, atau di kantor kala breaktime, atau sebelum pulang dan bahkan dikerjakan borongan di waktu weekend , langsung enam artikel. Intinya, capaian itu berhasil dilakukan secara minimal (satu artikel setiap hari).
Artinya untuk buku minimal 200-300 halaman, hanya dibutuhkan waktu tiga bulan dengan konsistensi menulis itu. 

Apakah di bulan Februari, 30 tulisan plus rencana cover, atau ISBN sudah diurus, jika kita sudah menyiapkan ancangan seluruh  judul-judul artikelnya?. Jika belum, kita mulai evaluasinya. Apa kendala dan apa solusinya mengejar ketinggalan 30 artikel itu agar di bulan  April 2022, buku itu sudah launching.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun