Mohon tunggu...
ABU HURAIRAH M. SUNDI
ABU HURAIRAH M. SUNDI Mohon Tunggu... Lainnya - Profil Pribadi

Abu Hurairah M.Sundi. Saya adalah putra ke tiga dari Bapak Muh Sundi dan Imul. Prinsip saya adalah, Hidup ini adalah anugrah. Hadapai,jalani dan nikmati. Manfaatkan waktu semakmal mungkin karena waktu tidak akan pernah kembali untuk me-replay apa yang telah kita lakukan (Abu Hurairah M Sundi)

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Refleksi Ramadan 1441 H: Memberi Makna pada Kehidupan

21 Mei 2020   16:06 Diperbarui: 21 Mei 2020   16:06 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Sesungguhnya segala sesuatu diciptakan oleh Allah SWT dengan alasan dan tujuan yang jelas. Dari hal yang terkecil sampai hal yang paling besar, itu semua diciptakan oleh sang khaliq punya tujuan dan manfaat yang jelas. Sesungguhnya manusia diciptakan dengan alasan dan tujuan yang jelas pula. Manusia hidup didunia ini bukan semata-mata hidup, melainkan mempunyai dimensi spiritual yang tidak bisa diabaikan, karena manusia terdiri dari jasad yang berupa fisik dan jiwa yang bersifat non fisik spiritual. Kedua aspek ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Orang tidak bisa mementingkan aspek fisik, sehingga apa yang dikerjakan didunia ini lebih banyak diperuntukkan bagi faktor keduniaan. Demikian juga sebaliknya orang tidak hanya bisa memikirkan aspek spiritual yang meninggalkan aspek keduniaan.

Kedua hal ini harus berjalan seimbang sesuai dengan fitrah kehidupan manusia seutuhnya : Ibnu Umar mengatakan : i’mal lidun yaaka ka annaka ta‘iisyu Abadan wa’mal li aakhiratika ka annaka tamuutuu ghaadan :(artinya : bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok pagi).

Pernyataan tsb, bisa diinterpretasi atau ditafsirkan dari dua sisi yaitu :

  1. Pekerjaan dunia boleh ditunda, sedangkan pekerjaan akhirat merupakan pekerjaan yang tidak boleh ditunda.
  2. Bekerjalah untuk dunia mu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, artinya ketika kita mengerjakan urusan dunia kita, baik dalam kapasitas atau profesi kita sebagai petani, guru, pegawai kantor dan lain-lain, harus mengerjakan amanah itu betul-betul dengan harapan dan niat agar pekerjaan yang dikerjakan itu mendatangkan hasil yang maksimal demi kebahagiaan diri, keluarga, masyarakat dan agama dalam bingkai syariat agama. Sebaliknya, bekerjalah urusan akhiratmu seakan-akan kamu mati besok pagi artinya, ketika kita mengerjakan urusan akhirat kita seperti melaksanakan aktifitas-aktifitas ritual keagamaan, misalnya shalat, kita harus berpikir bahwa itu merupakan ibadah terakhir kita kepada Allah SWT, hubungan terakhir kita kepada allah SWT, sehingga kita akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh serta menghadirkan niat bahwa kita shalat betul-betul karena mengharap ridho Allah SWT semata.

Motivasi dan tujuan hidup manusia harus diarahkan pada satu tujuan utamanya yaitu ibadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firmah Allah dalam Al-Qur’an surah Az-Zariat Ayat 51 yang berbunyi :

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.

Dimensi ibadah ini harus menjadi titik tolak bagi kita dalam menentukan tujuan hidup kita. Karena itulah apapun yang kita canangkan harus berada dalam kerangka beribadah kepada Allah. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa ibadah yang dimaksudkan dalam ayat di atas adalah ibadah dalam arti yang sangat luas. Dalam arti luas, apapun yang kita kerjakan jika hal itu diniatkan sebagai upaya pengabdian kepada Allah, hal itu bisa dianggap sebagai bentuk ibadah.

Fungsi manusia dibumi adalah agar menerima amanat yang diberikan Allah untuk memakmurkan bumi. Sebagaimana di sebutkan Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 72 yang berbunyi :

Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh,

Karena itulah, manusia selalu dituntut untuk selalu berbuat kebajikan dimuka bumi ini dan menyelaraskan perbuatannya agar tercipta harmoni kehidupan. Manusia dituntut menjaga keseimbangan alam dan tidak melakukan berbagai hal yang cendrung mengeksploitasi dan merusak alam. 

Persoalannya kemudian adalah, bagaimana mewujudkan kedua tujuan mulia di atas dalam kehidupan sehari-hari? Manusia pada dasarnya mempunyai kebebasan untuk melalukan apa saja dimuka bumi ini selama tidak melanggar norma dan kaidah agama. Karena itulah manusia mempunyai banyak pilihan untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun