Mohon tunggu...
ABU HURAIRAH M. SUNDI
ABU HURAIRAH M. SUNDI Mohon Tunggu... Lainnya - Profil Pribadi

Abu Hurairah M.Sundi. Saya adalah putra ke tiga dari Bapak Muh Sundi dan Imul. Prinsip saya adalah, Hidup ini adalah anugrah. Hadapai,jalani dan nikmati. Manfaatkan waktu semakmal mungkin karena waktu tidak akan pernah kembali untuk me-replay apa yang telah kita lakukan (Abu Hurairah M Sundi)

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Refleksi Ramadan 1441 H: Memberi Makna pada Kehidupan

21 Mei 2020   16:06 Diperbarui: 21 Mei 2020   16:06 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun demikian, yang membedakan dirinya dengan orang lain adalah motivasi dan tujuan hidup yang dicanangkannya tidak semata-mata untuk kepentingan duniawi, tetapi dilandasi proses penghambaan dirinya kepada Allah. Artinya, apa yang dilakukannya adalahh dalam kerangka proses ibadah kepada Allah.

Ukuran lain yang menjadi landasan dan dasar bagi pengembangan cita-cita dan impian kita adalah bahwa apa yang kita kerjakan haruslah memberi manfaat baik bagi diri kita sendiri, maupun bagi orang lain. bahkan, kriteria memberi manfaat bagi orang lain ini menjadi dasar mutlak yang akan kita kerjakan.

Bagi manusia,harga dirinya atau nilainya adalah setinggi dan sebanyak kebaikan yang telah ia kerjakan, baik harga diri dalam kapasitasnya sebagai hamba yakni harga diri dihadapan Allah SWT, harga diri sebagai makhluk sosial yakni harga dirinya dihadapan masyarakat tempat dimana dia tinggal serta harga diri dalam kapasitas sebagai khalifa yang bertugas memakmurkan alam. 

Hal ini sesuai dengan ungkapan yang diungkapkan dalam buku : MANJADDA WA JADA, The art of excellent life, bagian satu tulisan Akbar Zainuddin mengatakan : Qiimatul Mar’i Biqadri Ma Yuhsinuhu, Artinya : Harga diri atau nilai seseorang diukur dari kebaikan yang telah ia kerjakan.

Ungkapan itu bisa kita pahami bahwa nilai seseorang bukan diukur dari sisi material dan profesinya sebagai masyarakat, melainkan harga diri diukur dari perbuatan-perbuatan yang telah ia perbuat, baik ia sebagai entitas legislative, yudikatif, edukatif, ataupun masyarakat sipil, dengan kata lain baik ia berstatus sebagai pegawai, sebagai petani dan lain-lain, melainkan diukur dari seberapa besar perbuatan kebaikan yang telah ia perbuatkan. Itulah hakikat nilai atau harga diri seseorang. Maka hakikat kehidupan kita adalah memberikan makna pada kehidupan, dan makna kehidupan itu di ukur dari kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat.

Jadi ketua RT, jadi kades, jadi anggota legislative, yudikatif, edukatif, itu semua bukan semata-mata merupakan tujuan (the end) dari kehidupan melainkan hanyalah sebuah cara (Mean) untuk meningkatkan kontribusi dan manfaat diri kita dalam kapasitas sebagai anggota masyarakat. Dengan menempatkan diri pada posisi seperti ini maka kesempatan serta legitimasi untuk berdakwa semakin banyak. Dengan begitu, maka istilah berdakwah dengan politik dan berpolitik dengan dakwah akan terlaksana.


Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba memberikan makna kepada kehidupan kita dengan memperbanyak perbuatan-perbuatan baik sehingga nilai atau harga diri kita baik dihadapan Allah, dihadapan sesama manusia, serta dihadapan alam dalam konteks habluminal alam dapat ditingkatkan.

Dengan demikian, di bulan Ramadhan tahun 1441  ini, marilah kita mengimplementasikan atau menjalankan apa yang telah dinyatakan Allah dalam Qur’an surah adz-zariat ayat 50 yang berbunyi :

Artinya : Maka segera berlarilah kalian (kembali) menuju Allah. sunggu aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari-Nya bagi kalian.[QS.Adz-Zariat : 50].

 Dalam ayat di atas Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk segera berlari (kembali) kepada-Nya; berlari dalam arti, berlari dari kekufuran menuju iman, dari kesyikiran menuju tauhid, dari bid’ah menuju sunnah, dari maksiat menuju ketaatan, dari kejahilan menuju ilmu, dari kelalaian menuju dzikir dan dari kesesatan menuju petunjuk.

Di bulan Ramadhan ini, marilah kita berlari atau kembali kepada Allah dengan meninggalkan segala perbuatan yang dilarang dan meningkatkan perbuatan-perbuatan yang dianjurkan, sehingga makna kehidupan kita akan semakin meningkat. Wallahu a’lam bishawab,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun