Mohon tunggu...
Abdul Syakir
Abdul Syakir Mohon Tunggu... -

Berbagi informasi untuk kemanfaatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ilmu Titisan vs Barokah Titisan

10 Mei 2015   19:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:11 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada situasi tertentu, kita mendapati sebagian putra/putri kiyai malas belajar atau merasa cukup belajar di tempatnya sendiri dengan penuh kemanjaan dan fasilitas yang ada, dengan asumsi dan maindset, jika istilah ilmu titisan itu ada.

Mereka berasumsi jika orang tuanya alim atau bahkan wali sekalipun, maka anaknya akan menjadi alim atau menjadi wali.

Mereka berasumsi, jika ilmu dan kemuliaan yang sudah digapai oleh ayahnya itu akan menitis dan menurun pada anak-anaknya (mereka).

Mereka terbuai dengan lingkungan dan penghormatan orang di sekitarnya.

Padahal jika mereka mau mengkaji sejarah, nabi Nuhpun -'alaihisaalam- anaknya kafir, nabi Adampun anaknya ada yang tidak sejalan denganNya.

Jadi istilah ilmu titisan atau warisan itu tidaklah ada. Apa yang telah dicapai oleh orang tua, tidak menjamin bisa dicapai pula oleh anak-anaknya.

Karena:

العلم بالكسب لا بالنسب.

Ilmu itu digapai dengan jerih payah, bukan digapai melalui garis keturunan.

Berbalik dengan perspektif "barokah".

Barokah itu bisa menitis dan terus mengalir pada anak-anak kita, jika Alloh kehendaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun