Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Sejarah Indonesia dari Naskah-naskah Kuno

13 April 2021   10:09 Diperbarui: 13 April 2021   11:40 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mushaf Alquran dari Pulau Manipa, Seram Bagian Barat, Prov. Maluku Koleksi Universitas Leiden.(Sumber: Litbang Kementerian Agama, 2012)

Indonesia memang kaya akan tinggalan sejarah. Salah satu bentuk kekayaan sejarah yang masih ada dan perlu dijaga adalah keberadaan naskah-naskah kunonya. 

Dalam berbagai riset arkeologi sejarah, saya menjumpai banyak sekali naskah-naskah kuno yang menjadi koleksi penduduk. Beberapa diantaranya bahkan sudah didigitalisasi, baik oleh Arsip Nasional maupun Perpustakaan Nasional. 

Naskah kuno, juga bisa dianggap sebagai artefak, data arkeologi yang berbentuk naskah, dimana peristiwa dituliskan dalam media kertas ataupun kulit kayu, bahan naskah kuno pada umumnya. 

Berdasarkan berbagai hasil inventarisasi, penelitian dan kajian pernaskahan kuno, terutama di Maluku, pada umumnya disebutkan naskah ditulis pada kisaran abad 16-19M. Naskah kuno Islam, justru banyak ditulis di masa kolonial, bukti dengan dituliskannya naskah pada kertas-kertas keluaran produk Eropa. 

Fenomena ini menarik, abad 19M, adalah masa hegemoni dan dominasi kolonial yang saat itu juga gencar melakukan penyiaran Agama Kristen, namun satu sisi produksi kertas Eropa untuk kebutuhan penulisan naskah kuno Islam dalam rangka syiar Islam juga meningkat. 

Bukti bahwa kolonial, mengakomodasi kepentingan Islam dalam soal kebutuhan media syiar Islam, dengan memproduksi kertas Eropa untuk media penulisan naskah-naskah kuno.  

Maluku, adalah salah satu wilayah di Nusantara ini yang menyimpan banyak sekali naskah-naskah kunonya, terutama naskah kuno Islam. Dalam catatan hasil inventarisasi banyak pihak berkonstribusi antara lain Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional, Yayasan Naskah Nusantara.

Berdasarkan catatan-catatan itu, saya yang pernah menjadi salah satu staf peneliti arkeologi sejarah Balai Arkeologi Maluku juga sempat membuat catatan kecil tentang nashkah-naskah kuno, yang jumlahnya mencapai ratusan naskah kuno yang masih tersimpan di penduduk, pewarisnya. 

Di Maluku, wilayah bekas Kerajaan Hitu di masa lalu, adalah penyumbang terbanyak jumlah naskah kunonya. Dan sebagian besar naskah kuno berasal dari Negeri Kaitetu-Hila, sebagai salah satu negeri atau desa, yang pada masa lampau merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Hitu. 

Koleksi Naskah kuno di Negeri Kaitetu, secara kuantitas cukup banyak dan beragam jenisnya, mulai dari Alquran kuno, naskah khutbah, kitab fiqh, kumpulan doa dan sebagainya. 

Naskah-naskah kuno tersebut , sebagaian besar disimpan di rumah marga Hatuwe, yang merupakan keturunan dari Imam Arikupelessy, yang dipercaya sebagai Imam pertama Masjid Kuno Wapauwe, yang konon dibangun sejak abad 14 M. Sebagaian besar naskah sudah direstorasi atau di konservasi baik oleh Perpustakaan Nasional maupun dari pihak Yayasan Naskah Nusantara (YANASA). 

Beberapa naskah bahkan sudah digitalisasi oleh Perpusatakaan Nasional (2011-2012) berjumlah 21 Naskah.
Naskah tersebut adalah : 

  • Kitab Barzanji
  • Khutbah 1 Ramadhan
  • Khutbah 1
  • Khutbah  2
  • Alquran tulisan tangan
  • Tuntunan shalat
  • Kenzil Arsy
  • Schrijboek
  • Tanda-tanda orang beriman 1
  • Tanda-tanda orang Beriman 2
  • Tanda-tanda orang beriman 3
  • Doa 1
  • Doa 2
  • Doa 3
  • Khutbah Ied
  • Alquran tulisan tangan juz 30
  • Khutbah Jumat
  • Syair kiamat
  • Sifat 20

Seluruh naskah itu sudah didigitalisasi oleh Perpustakaan Nasional. Meskipun masih banyak pula naskah-naskah kuno yang belum diamankan melalui proses digitalisasi. 

Naskah Khutbah Jumat, Koleksi Husein Hatuwe, Kaitetu, Maluku Tengah. Sumber: Balai Arkeologi Maluku
Naskah Khutbah Jumat, Koleksi Husein Hatuwe, Kaitetu, Maluku Tengah. Sumber: Balai Arkeologi Maluku
Selain naskah-naskah kuno peninggalan sejarah Islam, juga banyak pula koleksi naskah-naskah kuno peninggalan masa kolonial.

Berbagai surat keputusan, register tanah dati, surat-surat penting lainnya di masa kolonial, saat ini terancam rusak dan musnah, walaupun beberapa masih tersimpan rapi dikoleksi oleh ahli waris. Namun sampai kapan bertahan, kemungkinan rusak dan musnah tetap mengancam. 

Selain itu terdapat pula koleksi Hatuwe, populer pula nakah-naskah yang masih cukup terawat, antara lain naskah Khutbah Jumat, Naskah Khutbah Idul Fitri Kitab Barzanji, Hikayat Nur Muhammad, Falaqiah (penanggalan Islam)  dan sebagainya.

Hatuwe adalah salah satu marga besar di Desa atau Negeri Kaitetu, Maluku Tengah, keturunan Kapitan di masa lampau, juga Imam masjid kuno, yang sampai saat ini berhak menyimpan naskah-naskah tua itu, melalui keturunannya bernama Husein Hatuwe. 

Di wilayah Jazirah Hitu, Pulau Ambon, di wilayah negeri-negeri adat di sepanjang peissir jazirah tersebut, menyimpan potensi data arkeologi yang penting dalam menyumbangkan khazanah pengetahuan sejarah dan kebudayaan di wilayah Maluku pada khususnya dan nusantara pada umumnya. 

Sayang sekali kesadaran sejarah masyarakat tampak masih sangat kurang, sehingga perlu diagendakan upaya-upaya sistematis dari pemerintah agar sumberdaya budaya yang masih ada tersebut dikelola dengan lebih baik.  

Naskah kuno pertanggalan Islam. Koleksi Husein Hatuwe, Kaitetu, Maluku Tengah. Sumber: Balai Arkeologi Maluku
Naskah kuno pertanggalan Islam. Koleksi Husein Hatuwe, Kaitetu, Maluku Tengah. Sumber: Balai Arkeologi Maluku
Naskah-naskah kuno sangat penting dilestarikan untuk menjaga memori kolektif anak negeri. Selain itu masih seringnya timbul perdebatan dan konflik lokal masyakat akibat pengetahuan sejarah yang subyektif membuat negeri-negeri di wilayah Jazirah Hitu sering terlibat pertikaian yang panjang dan laten. 

Dampak peristiwa sejarah masa lalu tampaknya menjadi ingatan kolektif masyarakat yang terbatas, sehingga konflik-konflik di masa lampau di masa politik perpecahan masa Kolonial. 

Terkadang masing menghantui pemikiran masyarakat, terutama sekali lagi ingatan-ingatan kolektif masyarakat yang sangat subyektif. Untuk itu diperlukan kearifan untuk melihat sejarah sebagai sebuah informasi atau fakta yang harus terus diformulasikan dan diaktuaalisasikan dalam domain yang konstruktif.

Tinggalan naskah kuno itu menjadi sangat penting peranannya untuk mengungkap sejarah, di tengah rendahnya tradisi tulisan dalam historiografi lokal. 

Peran penting lembaga penelitian arkeologi sebagai bagian dari organ pemerintah dalam bidang pendidikan, agar kiranya meningkatkan upaya-upaya memformulasikan informasi sejarah dan budaya secara lebig obyektif dan faktual. 

Dalam ranah pengetahuan dan pendidikan yang menyentuh masyarakat dan akar rumput, terutama masyarakat-masyarakat tradisional yang selama ini terbelenggu oleh ingatan-ingatan kolektf yang subyektif dan tertutup. 

Dengan melestarikan naskah-naskah kuno di berbagai pelosok negeri di nusantara, sesungguhnya kita juga melestarikan memori kolektif tentang sejarah bangsa kita. 

Sejarah bangsa kita, sejarah Nusantara, Indonesia sebagian diantaranya juga terekam dalam naskah-naskah kuno. Artinya, dengan mempelajari naskah-naskah kuno dan mampu membaca dan memahami isinya, kita juga sedang membaca dan memahami sejarah nusantara. 

Penelitian-peneltian dengan lebih cermat dan sistematis dan melalui pendekatan-pendekatan sosiologis yang lebih dan akan semakin diterima masyarakat menjadi kunci untuk menghasilkan kualitas penelitian yang lebih memadai dan bermanfaat untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat lokal, sebagai salah satu ruh kehidupan bangsa. 

Demikian..

Salam Budaya...Salam Lestari

Saslam Hormat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun