Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pulau Setan, Gua Tengkorak, dan Kampung Kuno di Tanimbar Maluku Barat Daya

10 Agustus 2020   13:42 Diperbarui: 12 Agustus 2020   14:35 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu gua penguburan di Pulau Selu, Tanimbar Barat. Maluku Barat Daya. Sumber: Dokpri/Balar Maluku

perjalanan ke Pulau Setan Nus Nitu. Dokpri
perjalanan ke Pulau Setan Nus Nitu. Dokpri
Hari telah menjemput malam, dan kami akhirnya memutuskan bermalam di Desa Kamatubun. Sambil meneguk kopi, kami bercengkerama dengan Kepala Desa Kamatubun, dan menceritakan soal maksud kedatangan kami.

Pak Kades atau sebutannya Bapak Raja, tampak terkejut. Beliau menyarankan untuk tidak ke Pulau Setan, berbahaya bagi orang luar.

Beliau katakan juga, sedangkan penduduk setempat belum ada yang masuk di pulau itu, apalagi kami, orang luar dan baru saja menginjakkan kaki di daerah itu.

Mendengar penjelasan Bapak raja Kamatubun, kami tidak surut, justru semakin gencar malam itu juga melakukan pendekatan dan penjelasan-penjelasan secara ilmiah serta prinsip kedatangan bermaksud baik, yakni untuk mengungkap sejarah dan peradaban masyarakat Pulau Seira, ke kancah sejarah nasional.

Akhirnya, kami mendengar klaimat persetujuan meluncur dari mulut Bapak Raja, dan beliau sendiri justru menawarkan kami untuk mendampingi dengan tiga orang perangkat desa.

Pulau Setan Nus Nitu Tanimbar Barat

Esok paginya kami meluncur ke Pulau Setan, menggunakan perahu motor yang disebut katinting. Dua katinting mengantar kami pagi itu. Di sepanjang perjalanan laut, kami melalui hutan-hutan bakau yang rimbun. Di sepanjang perjalanan, Pak Kades, menceritakan tentang cerita soal buaya putih yang ditakuti oleh penduduk pulau Siera, jika melintas di wilayah hutan bakau ini.

Konon dulu beberapa orang dari kampung di pulau tetangganya, sudah pernah menjadi korban keganasan Buaya Putih, yang dipercaya sebagai mahluk jadi-jadian. Saat-saat tertentu, buaya itu akan muncul jika melihat ada sesorang yang dianggapnya ingin berbuat jahat.

Saya cukup bergidik mendengar cerita itu. Soal buaya, sepertinya bisa saja itu memang cerita nyata, karena memang melihat air laut yang tenang, diantara hutan bakau, sangat memungkinkan bersarangnya buaya. Namun soal mitos buaya putih, cerita ini di beberapa tempat lain juga sering saya dengar.

Pulau Setan Nus Nitu di Tanimbar Barat, Maluku Barat Daya. Sumber: dokpri/lucas wattimena/balar maluku
Pulau Setan Nus Nitu di Tanimbar Barat, Maluku Barat Daya. Sumber: dokpri/lucas wattimena/balar maluku
Menurut Bapak raja, banyak tempat yang akan kami datangi, bukan hanya Pulau Setan, namun beberapa pulau kecil disekitarnya.

Oleh karena itu, beliau menyarankan, agar pulang jangan kemalaman, bahaya jika melewati hutan bakau ini pada malam hari. Kamipun mendegar dan mengikuti saran pimpinan desa itu. Semoga tidak kemalaman di perjalanan. Begitu yang saya pikirkan, setelah mendengar cerita Pak Kades situ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun