Nah, untuk pengalaman anak saya, karena interaksi yang terbatas dengan teman-teman sekolahnya karena PJJ, maka ia mencari ruang baru untuk pendaratan dirinya dalam berinteraksi sosial dengan orang lain di era pandemi ini. Sebagai orang tua, tentu kondisi ini sulit untuk dicegah, ketika komunikasi dan interaksi sosial dilakukan anak kita melalui media sosial. Sekali lagi, mengingat batasan usianya, maka interaksi melalui media sosial bagaimanapun harus tetap dalam rentang kendali dan pengawasan orang tua.Â
Pengalaman kami sebagai orang tua, melihat anak seringkali berhadapan Youtube, sepanjang itu menjadi alternatif untuk berinteraksi sosial, meskipun tidak secara langsung, kita bisa maklumi. Alhasil, seperti pengalaman kami, anak mulai berkenalan dengan media Youtube, selain belajar juga berinteraksi sosial. Karena dalam platform Youtube tersedia ruang untuk berdialog atau berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya melalui dunia maya. Jika komunikasi melalui ponsel, hanya terbatas untuk sekedar komunikasi, melalui Youtube, anak-anak juga bisa berkreasi. Sekali lagi tetap dalam rentang kendali dan pengawasan orang tua.Â
Eh...tiba-tiba anak saya bertanya, "Yah, bagaimana caranya bisa menulis di Kompasiana?" Hmmm...gara-gara pertanyaan anak saya itu, saya juga bertanya, bagaimana jika dalam masa pandemi ini, Kompasiana juga menyediakan platform Kompasiana Kidz khusus untuk anak-anak kita, bisa berinteraksi secara sosial, sekaligus untuk ajang belajar dan mewadahi talenta anak-anak kita dalam menulis. Mungkin bisa menjadi hikmah dalam masa Pembelajaran Jarak Jauh...sepanjang itu positif, tidak ada salahnya, saya mendorong anak saya untuk menjadi Kompasianer Cilik...hehehe.Â
Salam Kompasaiana....Salam Literasi