Mohon tunggu...
Wulan Puspita
Wulan Puspita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Universitas Jember 2018

mahasiswi yang sedang berkuliah di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Mahasiswi KKN BTV III Atasi Keterlambatan Anak dalam Membaca pada Usia 7 Tahun

2 September 2021   00:25 Diperbarui: 2 September 2021   00:28 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Saat menjalankan tahapan belajar/dokpri

 Pandemi Covid-19 tentunya berdampak terhadap banyak bidang di Indonesia salah satunya terhadap bidang pendidikan. Dengan adanya pembatasan interaksi antara guru dan murid melalui sekolah online tentunya menyebabkan problematika apabila guru dan murid tersebut belum bisa menguasai teknologi. Selama sekolah online ini tidak bisa dipungkiri bahwa kecerdasan anak tentunya terpengaruhi karena pembatasan interaksi tersebut.

Melalui wawancara yang dilakukan didesa Tegalgede banyak orang tua yang mengalami keresahan sebab anaknya yang telah menginjak usia 7 tahun di bangku SD kelas 2 belum bisa membaca. 

Pada umunya, usia 6-7 tahun adalah tahap dimana anak mulai mahir dalam membaca. Menurut ibu Tika selaku salah satu orang tua didesa Tegalgede, sekolah online yang telah berjalan hampir 2 tahun ini menyebabkan anaknya kesulitan dalam membaca karena kurang diasah. 

Terlebih lagi, guru SD saat sekolah online hanya memberikan sedikit penjelasan tentang materi melalui Whatsapp messenger dan guru tidak mengetahui mana saja anak yang belum bisa membaca.  

Berdasarkan permasalahan tersebut, saya selaku mahasiswi Universitas Jember akan mengabdi dan membantu masyarakat melalui program KKN Back To Village 3 2021. Tematik yang akan saya usung untuk membantu pemasalah tersebut adalah Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19.

Permasalahan tidak mahir membaca tentunya bisa dipengaruhi dengan metode belajar yang salah sebab seberapa besar dampingan orang tua maupun guru untuk anaknya, jika metode belajar tidak sesuai dengan anak maka anak tersebut tetap saja tidak bisa membaca.  

Oleh karena itu, sebelum memulai mengajari anak ada baiknya melakukan pendekatan untuk memahami karakter, sifat dan cara belajar anak.  Melalui pendekatan tersebut, kita dapat mengetahui apa saja yang menyebabkan anak terlambat membaca. 

Pendekatan ini sangat efektif dilakukan karena anak mampu belajar dengan cepat sesuai dengan karakter anak. Setelah melakukan pendekatan tersebut saya mulai melakukan beberapa tahapan metode belajar seperti:


Pada tahapan pertama yang perlu dilakukan adalah mengajari anak hal-hal sederhana agar mau membaca. Seperti belajar mengeja secara singkat dan membacakan dongeng bergambar sambil menunjuk setiap huruf agar anak mengenal kata-kata tersebut. Membacakan dongeng ini juga berguna untuk menumbuhkan budaya literasi anak.

Pada tahapan kedua agar anak tidak merasa bosan dengan pelajaran membaca, maka harus menyelingkan waktu untuk belajar penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian melalui soal bacaan. Soal bacaan ini untuk mengarahkan anak agar mengulang apa yang telah dibaca dari soal tersebut sehingga anak lebih terbiasa mengenal kata-kata. Belajar hitungan ini dilakukan pada hari yang berbeda-beda setelah belajar membaca agar anak merasakan hal-hal baru setiap harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun