Mohon tunggu...
Wulan Cipluk
Wulan Cipluk Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Hobi saya jalan-jalan dan makan,, Nonton biasanya orang suka itu drakor, saya lebih suka film india dan action

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia (5-6 Tahun) Menggunakan Pop-Up Book

4 November 2022   10:49 Diperbarui: 4 November 2022   10:59 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillahirrahmanirrahim

Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar di Taman Kanak-kanak adalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk menterjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Bahasa erat sekali kaitannya dengan perkembangan kognitif. Menurut Vygotsky dalam Wolfolk (1995), menyatakan bahwa: "Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan ketegori-kategori untuk berpikir".

Bahasa yang dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil pengolahan dan telah berkembang. Anak yang telah banyak memperoleh masukan dengan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman sebaya, yang berkembangan di dalam keluarga atau bahasa ibu. Selain itu, perkembangan bahasa anak juga diperkaya dan dilengkapi oleh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal.

Banyak tahap perkembangan bahasa yang harus dilewati dan tentu saja dengan banyak latihan serta pengalaman.

Bahasa adalah alat untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi. Maka dari itu kemampuan bahasa merupakan perkembangan yang sangat penting untuk anak. Orang tua ataupun pendidik anak usia dini memiliki tanggung jawab penting untuk meningkatkan kemampuan ini. Banyak tahapan perkembangan bahasa yang harus dilewati dan tentu saja dengan banyak latihan serta pengalaman, dan yang terpenting bagaimana lingkungan memberikan dukungan dan stimulasi sewaktu masa kanak-kanak. Tidak semua dari kita ingin anaknya menjadi orator atau pembawa acara, namun paling tidak semua orang tua pasti ingin anaknya melewati masa perkembangan sesuai tahapan yang diharapkan, termasuk perkembangan bahasanya.

Menurut Guntur (dalam Susanto, 2011:75) tahap perkembangan bahasa anak usia (5-6 tahun) masuk pada tahap perkembangan tahap III (perkembangan bahasa tata bahasa). Pada tahap ini anak sudah dapat membuat kalimat seperti telegram. Dilihat dari aspek perkembangan tata bahasa seperti: S-P-O, anak dapat memperpenjang kata menjadi satu kalimat. Perkembangan bahasa meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 1986). 

Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut pada kenyataanya berkaitan erat satu sama lain. Artinya, aspek yang satu berhubungan erat dan memerlukan keterlibatan aspek lain. Aspek yang satu dengan yang lainnya berkaitan erat, saling bergantung, saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Seringnya guru membacakan sebuah cerita yang terlalu panjang, dan penggunaan media buku yang itu-itu saja membuat anak bosan dan enggan mendengarkan cerita guru. Mendengarkan saja tidak mau, apalagi untuk bisa menceritakan kembali sebuah cerita.

Seorang guru harus menggunakan metode yang tepat dan media yang sesuai dalam bercerita kepada anak. Metode yang tepat yaitu metode yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak sehingga anak memperoleh penguasaan materi yang lebih baik. Metode yang digunakan adalah metode bercerita. (Moeslichatoen, 2004) menyatakan bahwa metode bercerita merupakan pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. 

Bercerita bagi anak usia 5-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakannya pada orang lain.

(Zubaidah, 2013) mengungkapkan bahwa indikator kemampuan menyimak anak adalah: 1. Mampu menceritakan kembali isi cerita yang disimak/didengarnya 2. Mampu memahami makna (isi) cerita yang didengar/disimak. 3. Mampu memperagakan/menirukan gerakan yang terdapat didalam cerita. 4. Mampu menambah wawasan/pengetahuan. 5. Mampu mengambil pelajaran (hikmah) dari cerita yang didengar/disimak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun