Mohon tunggu...
Wulan Sari
Wulan Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Tugas KKN

Jadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswi Ini Bagikan Obat Kaki Gajah di Bulan "Kaki Gajah", Oktober!

20 November 2020   10:54 Diperbarui: 20 November 2020   10:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oktober diperingati sebagai Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (Belkaga). Untuk itu, seluruh penduduk yang berusia antara 2-70 tahun dan tinggal di wilayah endemis penyakit kaki gajah (filariasis) akan diingatkan meminum obat pencegah.

Obat itu diberikan dalam program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis sebanyak 1 dosis setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut

Wulan Sari Mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang ikut andil dalam pembagian obat kaki gajah di Dukuh Jawong Desa Kembangarum Mranggen Demak, Selasa (27/10) kemarin.

Berkunjung ke rumah

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pembagian obat kaki gajah tahun ini tidak dilakukan dalam bentuk posko pengambilan obat, melainkan dengan visit home.

"Pembagian obat kaki gajah pada tahun ini dilakukan secara visit home. Cara ini diterapkan untuk menghindari kerumunan masa. Sebab, masih banyak warga yang---apabila mengambil bantuan BLT maupun PKH tidak menerapkan protokol kesehatan. Jadi untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dalam skala tinggi, pembagian obat kaki gajah ini dilakukan secara visit home,"ujarnya

Sukanah (38), ibu rumah tangga menyebut jika cara pembagian obat kaki gajah dengan cara visit ke rumah adalah hasil usulan Wulan, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang.

"Usulannya bagus, saya sudah menerapkannya. Lagian kita hindari kerumunan massa. Lebih efisienlah", terangnya.

Sementara itu, Gimah (68), berharap cara ini tetap diterapkan di tahun-tahun berikutnya. Pasalnya, dengan cara ini orang-orang yang sudah lanjut usia tidak merepotkan orang lain dalam pengambilan obat pada periode berikutnya.

"Semoga cara ini (baca: visit home) bisa terus diterapkan serta dapat menginspirasi dukuh lain dalam pendistribusian obat kaki gajah di periode berikutnya", tutupnya. (Laporan Wulan Sari)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun