Mohon tunggu...
Sindy Dwija Widyaswara
Sindy Dwija Widyaswara Mohon Tunggu... -

Penyuka seni, terlebih dalam bernyanyi dan menulis. jika lagu ada nafas, maka syair adalah darah yang menagliri tubuh. Maka hidup tak kan berwarna tanpa keduanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diam Saja

17 April 2014   17:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin kini yang di dapat hanya diam.

Bungkam akan membuatnya lebih baik.

Sepertinya lelah menyapa hidupnya kembali,

Dan mengambil sedikit kesenangan darinya.

Hingga senyumnya tak semanis dulu, kini terasa sedikit hambar.

Ya, sedikit.

Hanya berharap agar hari esok kan lebih hangat.

Hanya berandai agar panorama pelangi menyelimuti detik waktunya.

Tak peduli mendung kan tiba sebelumnya.

Sepertinya aku kan tetap terjaga malam ini.

Berfikir keras tuk membunuh bayangnya dari benak.

Melepasnya agar ia mampu menari bebas di luar pandangku.

Jauh dari lorong- lorong hatiku.

Niscaya kan jadi kesakitan yang entah kesekian kalinya.

Kan terbiasa dan hambar rasa.

Jika tetap tak dapat.

Nanti kan ku simpan dan kunci rapat- rapat.

Hingga tak ada celah ia tuk mampir lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun