Mohon tunggu...
Wahono Wongmbanjar
Wahono Wongmbanjar Mohon Tunggu... -

Internet Marketing & Networking \r\nhttp://wahonobae.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catur Kehidupan

21 Mei 2010   15:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:03 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dua gajah dalam catur kehidupan ini juga melambangkan pentingnya bimbingan tertentu yakni bimbingan lahir untuk kesuksesan dunia dan juga bimbingan batin untuk kesuksesan akherat.


Satu Ratu / Satu Menteri / Satu Ster dalam catur kehidupan

Satu ratu melambangkan satu pendamping hidup, melambangkan satu hati, melambangkan cinta.
Satu menteri melambangkan kekuatan satu ratu dalam pengaruhnya menentukan sebuah kebijakan atau keputusan. Melambangkan pengaruh wanita dalam catur kehidupan. Melambangkan pengaruh kekuatan cinta dalam catur kehidupan.

Kekuatan – kekuatan cinta dalam merubah dunia telah tercatat dengan tinta emas sejarah kehidupan kita. Dengan cintalah orang yang begitu pandai menjadi kelihatan sangat bodoh. Seorang yang bijak menjadi membabi buta, seorang yang jahat bisa menjadi baik. Dengan kekuatan cinta pula peperangan berubah menjadi perdamaian dan juga sebaliknya.

Pergerakan ratu cinta tak terbatas oleh ruang dan waktu dan tak mengenal ras, suku, kasta, bangsa dan agama sekalipun. Ia datang dan pergi bersama waktu. Karena cinta itupun sebenarnya juga makhluk Tuhan Alloh SWT. Tak ada satupun agama di dunia ini, baik agama samawi maupun agama ardhi yang tidak mengajarkan tentang cinta kasih. Semua agama di dunia mengajarkan tentang hal ini. Disini pula bukti bahwa sifat kasih Tuhan telah melekat erat dalam jiwa kita sebagai insan yang bernama manusia. Lalu…
1. Dimanakah cinta suci itu berada ?
2. Dimanakah cinta sejati itu berada ?
3. Dimanakah cinta tulus itu berada ?
Cinta suci adalah cinta Tuhan terhadap makhukNya. Yakni sebuah cinta yang tidak ternodai oleh kepentingan apapun. Tanpa pandang bulu, baik yang bertaqwa, yang kafir, yang baik, yang jahat, yang amanah, yang pendusta, yang menyekutukan-Nya, maupun yang meng-Esakan-Nya. Semua diberinya Rizky sebagaimana yang telah di gariskan atas hak makhlukNya.
Cinta sejati adalah cinta Rosululloh Muhammad SAW kepada umatnya. Sejak Ia memperjuangkan Islam sebagai satu agama yang khak, hingga ajal menjemputNya di detik-detik terakhir yang terucap “ umatku…umatku…umatku… “

Cinta tulus adalah cinta seorang ibu kepada anaknya. Sejak janin berada dikandungan selam 9 bulan lebih, hingga ia dewasa sekalipun, seorang ibu senantiasa mendidiknya, memperhatikan-nya, merawatnya tanpa berharap apapun kecuali agar sianak kelak bisa berhasil dalam kehidupan-nya.

Lalu dimanakah cinta suci, sejati dan tulus itu berada ?
Dalam diri kekasih Alloh-lah ia bersemayam, ia sadar betul dimana, dari mana dan hendak kemana tujuannya. Sehingga focus keseluruhan gerak, hati, pikiran dan perbuatan-nya hanya tertuju padaNya. Sehingga ketika Nabi Ayub telah dilanda derita yang luar biasa, sakit yang teramat parah hanya menyisakan mata dan lidahnya yang sehat, dengan mata lahir dan mata batin-nya ia melihat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Alloh dan dengan lidahnya yang lahir maupun batin, ia berucap dan menyeru kebesaran serta kekuasanNya. Dan ketika nabi Ibrahim dibakar oleh panasnya api yang membara oleh kaum kafir. Ia juga tidak merakan panasnya api, karena ia telah meleburkan dirinya hanya dengan cinta kepada Alloh SWT maka Tuhan Alloh-pun atas kekuasaan dan kebesaran-Nya melebur bersama cinta Nabi Ibrahim. Sehingga bara api yang berkobar tidak lagi terasa panas, bahkan menjadi terasa dingin dan indah.

Umat Rosulullah SAW adalah umat yang sempurna ( ghairu ummah ) dan Rosululloh sendiri adalah gambaran insan kamil (manusia yang sempurna ) sekaligus al insanul al kamil (sesempurna sempurnanya manusia ). Sebagai umat Rosul Alloh Muhammad SAW, kita diberi kesempatan untuk bisa mencapai titik al insanul al kamil. Sebagaimana Rabiah Al Adawiyah, Syech Mansyur Al Halaj, Syech Siti Jenar, Syech Imam Hasan Assadili, Syech Abdul Qodir Al Jaelani dan lain – lain. Manunggaling Kaluwa Gusti adalah sebuah fakta. Dan sejarah telah membuktikan-nya. Lalu mengapa kita mesti mencibirkan-nya ? mengapa kita tidak menggalinya ? dan mengapa kita enggan mempelajarinya ?


Satu Raja dalam catur kehidupan

Raja dalam catur kehidupan dapat dimaknai sebagai pemimpin tertinggi, yakni hati nurani. Yaitu hati yang telah tercerahkan oleh pancaran cahaya ketuhanan. Langkah raja tidak bisa terlalu jauh, hanya satu langkah kekanan atau kekiri, maju atau kebelakang saja. Walaupun demikian, langkah kecil atau pendek, suara yang sangat lirih sekalipun yang ada di dalam hati kita, itulah suara kebenaran. Kebenaran yang terkadang kita justru mengabaikan-nya. Hatilah sang raja sejati yang ada dalam diri manusia. Pikiranlah panglima tertinggi yang ada di dalam diri manusia. Lalu, mengapa kita terkadang lebih mendewa-dewakan pikiran kita ketimbang suara hati nurani kita ?

“ Dalam diri anak adam ada segumpal daging, bila ia baik, akan baiklah seluruh jasadnya dan bila ia buruk, akan buruklah seluruh jasadnya, ingat ia adalah hati “
( al-khadist )

Kajian ini bersifat personal dan terbuka. Jika ada yang mau menambahkan, meluruskan demi terciptanya sebuah pengetahuan baru bagi pribadi saya maupun yang lain. Saya sangat mengharapkan. Semoga saya bisa menjadi diri sendiri yang ideal dalam perpektif fitrah penciptaan makhluk yang bernama MANUSIA.

Salam kompak
Jabat erat jiwa kami untuk Banjarnegar dan juga Bumi Pertiwi
Wahono

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun