Mohon tunggu...
Miftahul Afif
Miftahul Afif Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pembaca, Blogger, Wirausaha Kuliner. www.wirausahakuliner.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Miripnya Malaysia dengan Tabung Elpiji 3 Kg

3 September 2010   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apalagi di sini orang Malaysia sering secara salah kaprah sering diistilahkan sebagai “Saudara Serumpun”, sbuah istilah yang benar-benar MENYESATKAN.

Maka meskipun korban terus berjatuhan di Malaysia, PJTKI terus dengan penuh semangat mengirimkan MINAH-MINAH INDON ke negara itu, tanpa ada larangan dari pemerintah kalau kemudian korban kembali berjatuhan, maka seperti biasa yang disalahkan adalah korban itu sendiri, oleh yang berkomentar dikatakan penyiksaan dan pelanggaran HAM itu terjadi di Malaysia itu terjadi karena TKI kurang pendidikan lah, karena TKI memiliki skill rendah lah.

Penyebab utama dari banyaknya kejadian penyiksaan terhadap Minah Indon yang dilakukan oleh Warga Malaysia yaitu akibat kentalnya sikap argogan orang Malaysia yang memandang orang Indonesia sangat rendah, sama sekali tidak pernah diinformasikan dengan benar.

Kalau memang kurang pendidikan dan karena TKI memiliki skill rendah yang menjadi alasan kenapa mereka diperlakukan semena-mena seperti binatang, kita tentu harus bertanya, kenapa di Hongkong dan Taiwan yang juga banyak mempekerjakan TKI, kita jarang sekali mendengar adanya TKI yang disiksa.

Jawabnya ya karena orang Hongkong dan Taiwan tidak seperti orang Malaysia, mereka sama sekali tidak merasa lebih superior dari orang Indonesia.

Untuk membuktikannya silahkan saja datang ke Hongkong atau ke Taiwan dan tunjukkan paspor Hijau berlambang Garuda warna emas ke petugas imigrasi di sana, anda tidak akan mendapati pandangan remeh dari mereka, sebagaimana selalu ditunjukkan oleh petugas Imigrasi di Malaysia terhadap pendatang dari Indonesia.


Bukti lain kalau negara Malaysia itu adalah sebuah negara yang dihuni oleh sekumpulan megalomaniak yang merasa diri sebagai ras Melayu Super yang merasa Indonesia ini adalah negerinya orang miskin kumuh yang hanya bisa hidup karena belas kasihan Bangsa Malaysia bisa dibaca dalam berbagai komentar di sebuah video yang ditonton sekitar dua setengah juta orang (setara dengan hampir 10 % penduduk Malaysia). Video ini berisi rekaman mandi hamil 7 bulan yang merupakan ritual adat satu suku Indonesia yang dipost di youtube http://www.youtube.com/watch?v=f0c3zp9FnCw&feature=related , di dalam komentar terhadap rekaman video ini, anda bisa melihat bagaimana orang Malaysia, bangsa yang terbukti beberapa kali mencuri budaya Indonesia untuk alasan Pariwisata melecehkan adat kebiasaan sebuah suku di Indonesia ini habis-habisan, bahkan tidak cukup sampai di situ, pelecehan yang mereka lakukan melebar sampai ke melecehkan kekuatan TNI yang mereka sebut vuma memiliki kapal buruk yang terkencing-kencing mengejar kapal milik mereka, bahkan melecehkan harkat dan martabat bangsa Indonesia secara keseluruhan yang mereka anggap hanya bisa hidup karena belas kasihan bangsa mereka.

Nah karena informasi yang digambarkan tentang Malaysia tidak sebagaimana adanya, tentu saja yang terjadi di sana juga sama seperti yang terjadi dengan Elpiji 3 kilogram yang jelas-jelas sangat berbahaya tapi tetap dikonsumsi orang. Persis seperti Malaysia, meskipun banyak yang disiksa, tapi karena para calon TKI di sini berpikir, pergi ke Malaysia bisa mengubah nasib, maka MINAH-MINAH INDON itupun tetap datang ke sana dengan resiko akan disiksa bahkan kehilangan nyawa.

Tapi dari begitu banyak persamaan antara malaysia dan tabung Elpji 3 kilogram, ada satu beda;

Bedanya adalah; jika soal Elpiji 3 Kg seluruh masyarakat sepertinya semuanya sepakat kalau masalahnya adalah pemerintah Indonesia yang tidak serius menangani masalahnya dan tidak jujur menjelaskan masalah yang sebenarnya.

Tapi soal Malaysia, pandangan masyarakat negeri ini terbelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun