Mohon tunggu...
Azeem Amedi
Azeem Amedi Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Pribadi

Masih belajar, mohon dimaklumi. | S1 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran | F1 & Racing Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

#CelotehPolitik, Kisah Menuju Pemilu 2019

28 Juli 2018   09:00 Diperbarui: 28 Juli 2018   09:29 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gerindra dan Demokrat saya pikir sudah sepakat dan tidak mungkin berubah. Kombinasi keduanya saya bilang sudah kuat. Bagaimana dengan kawan-kawan mereka yang lain? PAN dan PKS rasanya masih terombang-ambing. PAN terlihat belum 100% menyatakan bergabung ke kubu Prabowo, entah itu karena ada desakan untuk mencalonkan kembali Amien Rais untuk menjadi Presiden, atau harus berlabuh ke kubu lain (membuat kubu ketiga misalnya). 

PKS? Entahlah, ancaman-ancaman yang diberikan kepada Prabowo seperti 'cawapres harus dari PKS' tampaknya tetap tidak digubris, dan PKS tidak punya pilihan lain selain bergabung ke kubu Prabowo.

Bagaimana tidak? Apabila lahir kubu ketiga, parpol yang menghuni kubu tersebut kemungkinan besar adalah PKS yang tidak digubris ancamannya, PAN yang bimbang, PBB dan (mungkin) PKPI yang baru lolos dari jeratan threshold, serta partai-partai yang baru muncul, ambil contohnya Partai Berkarya. Isi kubu ketiga ini tentu tidak akan mencukupi untuk bisa mencalonkan Presiden dan Wapres diakibatkan Presidential Threshold (PT) yang baru menurut UU Pemilu. Mau tidak mau, mereka harus berlabuh ke salah satu kubu, entah itu Jokowi atau Prabowo, yang telah dihuni partai-partai bersuara besar. Jadi, dapat diasumsikan mimpi lahirnya kubu ketiga yang mencalonkan Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra, atau bahkan Tommy Soeharto pupus, kecuali mereka bergabung di kubu yang telah bersedia.

Justru yang lucu di sini adalah kehadiran Partai Berkarya. Parpol bentukan putra Soeharto, yang sama-sama kita tahu adalah penguasa yang kental dengan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di masanya hingga diturunkan ke keturunannya. Entah apa yang ada di benak Tommy, ia seperti mencoba membangun kembali 'legacy' yang ditinggalkan bapaknya, tentu dengan tujuan agar dia dan keluarganya kembali memiliki kuasa. 

Saran saya, sebagai pemilih yang baik dan masyarakat yang terdidik, bangsa kita sudah berjuang susah-susah untuk melakukan reformasi dan mengobarkan semangat reformasi, jangan sampai semangat itu diredam oleh orang-orang yang mencoba mengembalikan masa-masa kelam itu kembali ke bangsa ini, kita butuh perubahan, baik itu Jokowi 2 Periode atau Ganti Presiden, asalkan jangan kita kembali membelenggu Ibu Pertiwi dengan rantai KKN dan semangat diktator.

Pada intinya, entahlah apa yang akan terjadi. Ini politik, bukan Ujian Semester yang mudah ditebak. Kubu Jokowi dan Kubu Prabowo masih akan meramu strategi politik demi mencapai RI 1. Kubu Jokowi harus berusaha berkampanye lewat hasil kerja dan menguatkan keyakinan gabungan parpol untuk mendukungnya, sementara kubu Prabowo harus pintar mencari kawan untuk menambah kekuatan kubunya, serta merancang program yang diharapkan nanti dapat mengungguli Jokowi ketika menduduki tahta RI 1. 

Tugas kita sebagai masyarakat saat ini adalah menjadi pemilih yang baik, pilih yang berpolitik secara bersih dan pintar, pilih yang mampu mewakili aspirasi kita di pemerintahan, pilih yang mampu melayani kita sebagai warga negara terhormat.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun