Mohon tunggu...
WON Ningrum
WON Ningrum Mohon Tunggu... Konsultan - Peace of mind, peace of heart...

Hello, welcome to my blog!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berawal dari "Dongeng-dongeng" Pengantar Tidur, Beribadah Haji di Usia Muda Menjadi Nyata

24 Desember 2019   11:08 Diperbarui: 24 Desember 2019   11:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: freepik.com

Ketika Mamaku mempunyai penghasilan yang lebih dari bisnis kecil keluarga yang Kami kelola, jumlah itu kemudian Ia tingkatkan di bulan-bulan selanjutnya, terus berjalan hingga menjadi rutinitas tanpa henti yang berjalan tahun demi tahun tanpa pernah menyerah. Kegiatan menabung itu seolah-olah telah menjadi sesuatu yang WAJIB.

Mamaku juga menceritakan kisah menarik lainnya bahwa dirinya sudah sangat dikenal oleh pegawai di setiap bank yang ia datangi karena sifat Mamaku yang sangat antusiasnya dalam menabung untuk menunaikan niatnya dalam berhaji, salah satunya adalah Bank Danamon. Sampai di sini bisa dirasakan bahwa Mamaku adalah seorang yang rajin menabung, kan? Impian untuk menunaikan ibadah haji itu terasa sudah sangat "memanggil-manggil" dengan sendirinya. Mamaku yakin bahwa impian yang terus dipupuk dengan doa dan disertai ikhtiar yang maksimal, dengan jalan rajin menabung, suatu saat akan membuahkan hasil jua.

Benarlah, bermula dari "dongeng-dongeng" indah tentang Tanah Suci dari mendiang Kakekku tercinta disertai oleh kebesaran dan izin dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Mamaku dan Bapakku sudah menunaikan ibadah haji untuk diri mereka masing-masing. Di samping itu, Mamaku juga sudah berbakti kepada kedua orangtuanya dan kedua mertuanya yang sudah meninggal dunia dengan menghajikan meraka semua dalam dua tahun sekali keberangkatan haji. 

Saat itu Mamaku juga mempunyai impian dan tekad dengan memberangkatkan haji seluruh anaknya yang berjumlah enam orang, satu per satu, yang sudah dimulai dengan keberangkatanku dan Mamaku serta keberangkatan haji seorang kakakku dua tahun kemudian. Tak bisa dipercaya, aku bisa menunaikan ibadah haji di usia muda. Rasanya tak pernah bisa dibayangkan sebelumnya hal seperti ini bisa terjadi. Namun jika Tuhan sudah berkehendak, takkan ada yang mustahil bagi-Nya. Jadi, ucapan syukur kepada-Nya akan terus kupanjatkan.

Kini Mamaku sudah berpulang ke Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Masih ada cita-cita Mamaku yang belum bisa beliau tunaikan secara tuntas. Aku merasa sangat ingin agar harapan dan cita-cita Mamaku untuk memberangkatkan saudara-saudaraku yang lain ke Tanah Suci itu bisa terlaksana. Maka sejak tahun 2013, dengan izin Tuhan, aku sudah bisa memberangkatkan adikku yang bungsu ke Tanah Suci berkat tabungan haji dan umrah yang sudah aku rintis. Mudah-mudahan aku bisa terus bisa berikhtiar secara maksimal dan terus berdoa untuk bisa mewujudkan cita-cita almarhumah Mamaku ini.

Untuk orangtuaku, terkhusus untuk Mamaku yang kini telah berpulang ke Rahmat-Nya, selain terima kasih yang tak terhingga, doa-doaku serta persembahan puisi yang penuh ketulusan dan keikhlasan di bawah ini, semoga bisa menjadi wasilah agar semua amal ibadah beliau diterima di sisi-Nya:

Perjalanan Akbar: Untukmu, Mama...

Persembahan untukmu, Mama...

Kala itu kuingat wajahmu sumringah

Kesyukuranmu tak terkira

Berdua kita di pusaran dunia,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun