Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kalah 3 Kali Berturut-turut, Lampu Merah Buat Si Merah

5 Oktober 2025   08:24 Diperbarui: 5 Oktober 2025   17:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moises Caicedo mencetak gol pertama timnya dalam pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Chelsea vs Liverpool di Stamford Bridge di London pada 4 Oktober 2025. (Foto oleh Glyn KIRK / AFP via kompas.com)

Performa juara Premier League musim lalu, Liverpool sedang kurang meyakinkan. Tim yang bermarkas di Anfield itu mengalami kekalahan tiga kali berturut-turut hanya dalam waktu 9 hari.

Liverpool dua kali kalah berturut-turut di Premier League. Kemudian satu kali kalah di Liga Champions UEFA.

Liverpool mengalami kekalahan pertama di Premier League kala bertandang ke Selhurst Park, kandang Crystal Palace dalam pertandingan ke-6 Premier League (27/09). Saat itu Si Merah kalah 1-2 dari Si Elang.

Selang empat hari kemudian, Liverpool bertandang ke RAMS Park, kandang Galatasaray untuk menjalani pertandingan ke-2 "Babak Liga" Liga Champions (01/10). Liverpool kembali mengalami kekalahan. Si Merah kalah 0-1 dari tim wakil Turki itu.

Tiga hari kemudian Liverpool harus bertandang ke kandang Chelsea, Stamford Bridge untuk menjalani pertandingan ke-7 Premier League (04/10). Ya tadi malam, lagi-lagi Liverpool mengalami kekalahan. Si Merah kalah 1-2 dari Si Biru.

Akibat kekalahan dari Chelsea tersebut, Liverpool harus turun tahta dari puncak klasemen sementara Premier League. Liverpool kini menempati posisi kedua. Posisi pertama diambil alih Arsenal.

Kekalahan Liverpool sebanyak tiga kali berturut-turut tentu bukan sebuah kebetulan. Hal itu berarti ada sesuatu yang salah dari Si Merah, yang harus segera dievaluasi dan diperbaiki.

Ketiga kekalahan Liverpool, baik dari Crystal Palace, Galatasaray, atau Chelsea, memang semuanya dengan skor tipis dan berbau "kesialan". Tapi kekalahan tetap kekalahan.

Seperti ketika kalah dari Crystal Palace. Sampai menit ke-90+6 kedudukan masih imbang 1-1. Tapi di masa injury time menit ke-90+7, gawang Liverpool kembali kebobolan melalui gol telat Eddie Nketiah, sehingga kedudukan jadi 2-1 untuk keunggulan Palace.

Kemudian ketika kalah 0-1 dari Galatasaray di Liga Champions. Liverpool kalah melalui gol penalti Victor Osimhen di menit ke-16. Sialnya di menit ke-89 Liverpool yang "seharusnya" mendapat tendangan penalti dan berpotensi menyamakan kedudukan, malah dianulir oleh wasit.

Terakhir ketika kalah 1-2 dari Chelsea tadi malam. Ini persis ketika kalah dari Palace. Sampai menit ke-90+4 kedudukan masih imbang 1-1. Tapi di masa injury time menit ke-90+5, gawang Liverpool kembali kebobolan melalui gol telat Estevao Willian, sehingga kedudukan jadi 2-1 untuk keunggulan Chelsea.

Dari tiga pertandingan tersebut, terutama dua pertandingan di Premier League, ada kesan seperti ada faktor kelalaian dari para pemain belakang Liverpool. Mereka lengah di menit-menit akhir sehingga pemain lawan bisa mencetak gol.

Faktor lain yang memang juga tak bisa dipungkiri atas ketiga kekalahan Si Merah adalah kurang produktifnya bomber mereka Mohamed Salah. 

Ya, Salah tidak seperti musim lalu yang begitu impresif dan garang di depan gawang lawan. Bahkan tidak hanya mencetak banyak gol, Salah juga jadi penyumbang assist terbanyak.

Musim ini Salah baru menyumbang 2 gol. Salah mencetak satu gol ketika Liverpool mengalahkan Bournemouth 4-2 di pertandingan perdana Premier League dan satu gol ketika Liverpool mengalahkan Burnley 1-0 di pertandingan ke-4 Premier League.

Tapi tidak fair jika Salah sebagai pihak yang dianggap cukup Salah. Sebab penyerang Liverpool tidak hanya Salah. Ada penyerang Liverpool lain yang juga berkontribusi atas tiga kekalahan Si Merah.

Penyerang Liverpool lain selain Salah bahkan sama sekali belum bisa memberikan kontribusi gol bagi Si Merah. Dua pemain baru yang diharapkan menyumbang banyak gol, yakni Aleksander Isak dan Florian Wirtz ternyata belum memberikan kontribusi sama sekali.

Padahal kedua pemain tersebut cukup subur ketika bermain di klub sebelumnya. Aleksander Isak adalah pemain andalan Newcastle United dan Florian Wirtz andalan Bayer Leverkusen.

Dalam hal ini mungkin pelatih Liverpool Arne Sl*t harus mulai mencoba mengubah strategi dan formasi. Ada penyerang Liverpool lain yang sering dicadangkan tapi justru telah memberikan kontribusi gol. Dialah pemain asal Italia, Federico Chiesa.

Ya, sejauh ini Chiesa telah menyumbang dua gol bagi Si Merah. Sama seperti Mohamed Salah. Padahal Chiesa selalu diturunkan dari bangku cadangan.

Artinya Sl*t bisa mencoba memainkan Chiesa sebagai starter. Bisa jadi Chiesa cocok berpasangan dengan Salah, sehingga pemain asal Mesir meningkat kembali performanya. Ya, siapa tahu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun