Kopi bukan sekedar minuman yang sering dinikmati di pagi hari atau ketika cuaca dingin. Lebih dari itu kopi juga adalah budaya, filosofi, bahkan bisa jadi cermin kehidupan sosial. Dari kopi kita bisa belajar banyak hal, termasuk demokrasi.
Mengapa? Sebab kopi memberi ruang bagi setiap orang untuk memilih sesuai seleranya. Ada yang suka kopi hitam pekat, ada yang suka kopi plus susu, ada yang suka kopi pahit tanpa gula, ada yang suka kopi manis dengan gula yang banyak, dan masih banyak lagi pilihan lain yang berbeda.
Semua orang bebas memilih kopi sesuai seleranya, tanpa mencela pilihan selera orang lain. Orang yang memilih kopi hitam tidak harus mencela orang yang memilih kopi susu misalnya. Begitu pula orang yang memilih kopi manis tidak harus mencela orang yang memilih kopi pahit.
Siapa pun juga boleh menikmati kopi. Baik laki-laki, perempuan, mahasiswa, pedagang, petani, pegawai, karyawan, atau siapa pun.
Tidak hanya kopinya, tempat menikmati kopi pun, dalam hal ini warung kopi misalnya, juga bisa jadi tempat atau ruang publik yang demokratis. Siapa pun boleh datang ke sana untuk menikmati kopi.
Mereka yang datang mungkin seorang pedagang, bisa jadi pegawai, bahkan boleh jadi pejabat atau politisi. Mereka bisa menikmati kopi pilihannya di warung kopi sambil duduk bersama dan ngobrol bersama.
Menikmati kopi juga tidak harus di warung kopi atau kafe yang mahal. Menikmati kopi bisa di mana saja, termasuk di rumah sendiri.
Dalam hal ini kopi kemasan sachet memiliki peran yang sangat signifikan bagi para penikmat kopi. Sebab kopi sachet sangat praktis untuk dinikmati, bisa di mana saja dan kapan saja. Mau di rumah, di tempat kerja, di perjalanan atau di tempat lainnya.
Tentu saja kopi sachet bisa dinikmati oleh siapa saja dan di mana saja hanya jika ada tiga hal. Apa itu? Pertama ada kopi sachetnya, kedua ada wadahnya, dan ketiga ada air panas.
Kopi sachet juga bisa dipandang sebagai simbol demokrasi. Siapa pun boleh memilih kopi sachet sesuai selera, dengan kemasan, rasa, dan merk yang berbeda.
Mungkin ada orang yang memilih kopi hitam klasik kopi + gula merk "Liong Bulan". Tapi sangat mungkin juga banyak orang yang lebih memilih kopi sachet merk lain, seperti merk "Kapal Api", "Torabika, atau "Luwak".
Sebagian orang lagi mungkin ada yang suka kopi plus susu merk "ABC" atau "Good Day". Tapi sebagian lainnya malah lebih memilih kopi sachet merk "Indocafe Coffemix", "Luwak White Coffee", "Nescafe 3 in 1 Original", atau yang lainnya.
Jangan heran, jika setiap merk dan rasa kopi sachet memiliki "pendukung dan pemilih" loyal dan fanatik. Dalam hal ini mirip seperti pendukung dan pemilih partai politik.
Hanya ada bedanya. Jika "pendukung dan pemilih" loyal atau fanatik kopi sachet tak pernah bikin koalisi, terlibat pertikaian, atau terlibat kerusuhan. Sedangkan pendukung dan pemilih partai politik seringkali terlibat pertikaian atau kerusuhan. Di sinilah masyarakat pendukung dan pemilih partai politik harus belajar dari kopi sachet.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI