Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memahami Esensi dari Kata "Silaturahmi"

3 Mei 2022   16:48 Diperbarui: 3 Mei 2022   16:58 2002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjabat tangan atau bersalaman sering diidentikkan dengan silaturahmi (Sumber : pixabay.com)

Istilah atau kata "silaturahmi" merupakan salah satu kata serapan yang sudah menjadi bagian dari kosa kata bahasa Indonesia. Istilah atau kata "silaturahmi" merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, silaturahmi diartikan sebagai "tali persahabatan (persaudaraan)". Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan kata silaturahmi biasanya "dibatasi" dengan hal tertentu.

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan kata silaturahmi biasanya didentikkan dengan bersalaman/berjabat tangan atau mengunjungi kerabat, teman, tetangga, atau orang lain. Padahal istilah atau kata "silaturahmi" memiliki cakupan makna yang luas.

Secara etimologi, istilah atau kata "silaturahmi" terdiri dari dua kata, yaitu shilah (shilatun) dan rahmi (ar-rahimu/ar-rahim). Shilah (shilatun) mengandung arti "hubungan" atau "menghubungkan". Menurut Raghib Al-Asfahani, shilah (shilatun) berarti "menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain".

Sedangkan rahmi (ar-rahimu/ar-rahim) mengandung arti "kerabat yang masih ada pertalian darah". Kata rahmi juga bisa berarti rahmah, yang berarti lembut, penuh cinta, dan kasih sayang. Menurut Ibnu Manzur, ar-rahimu berarti "hubungan kekerabatan".

Makna silaturahmi dengan demikian adalah "menjalin hubungan atau menghubungkan kasih sayang dengan kerabat". Dalam makna yang lebih luas, silaturahmi berarti "menjalin hubungan atau menghubungkan kasih sayang dengan kerabat atau orang lain yang tidak memiliki hubungan kekerabatan".  

Silaturahmi dengan begitu tidak hanya sebatas bersalaman/berjabat tangan atau mengunjungi kerabat, teman, tetangga, atau orang lain saja. Segala tindakan atau perbuatan yang mengandung muatan kasih sayang dan berpotensi menghubungkan, menjalin, mendekatkan, atau mengeratkan kekerabatan, persaudaraan, pertemanan, dan lain-lain bisa dipandang sebagai silaturahmi.

Bahkan segala tindakan atau perbuatan yang mengandung muatan kasih sayang dan berpotensi menghubungkan, menjalin, mendekatkan, atau mengeratkan kekerabatan, persaudaraan, pertemanan, dan lain-lain pada dasarnya merupakan esensi dari makna silaturahmi. Salaman/berjabat tangan atau mengunjungi kerabat, teman, tetangga, atau orang lain hanya bagian kecil saja dari silaturahmi itu sendiri.

Misalnya memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, menolong sesama, membantu sesama, meringankan beban orang lain, menjauhkan orang lain dari bahaya, atau tindakan "kasih sayang" lainnya merupakan bagian dari silaturhami.

Memberi makanan atau uang kepada mereka yang membutuhkan adalah silaturahmi. Menghilangkan duri atau serpihan kaca di tengah jalan agar orang lain tidak terluka adalah silaturahmi. Memberi nasehat kepada anak-anak remaja agar tidak terjerat narkoba adalah silaturahmi. Dan masih banyak lagi hal lainnya yang masuk kategori silaturahmi

Justru bersalaman/berjabat tangan atau mengunjungi kerabat, teman, tetangga, atau siapa pun tanpa didasari oleh "kasih sayang" dan malah berakibat retaknya hubungan, bukanlah bagian dari silaturahmi. Sebab hal itu kontra dengan esensi makna silaturahmi itu sendiri.

Dalam ajaran Islam, silaturahmi merupakan salah satu ajaran akhlak yang sangat tinggi nilainya. Bahkan melakukan tindakan atau perbuatan yang kontra dengan esensi makna silaturahmi dikategorikan sebagai perbuatan atau tindakan yang tercela.

Nabi saw sendiri dalam salah satu haditsnya mengatakan bahwa "tidak akan masuk surga bagi mereka yang memutus ikatan silaturahmi". Kemudian dalam hadits lain silaturahmi juga dikaitkan dengan keimanan, sebagaimana sabda belia, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah menjalin ikatan silaturahmi".

Selain itu masih banyak hadits lain yang menunjukkan bahwa silaturahmi merupakan ajaran yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Tentu saja silaturahmi di sini adalah silaturahmi dalam makna yang sebenarnya, bukan kamuflase.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun