Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kalau Virus Corona Tidak Ada, Lalu Mengapa Jutaan Orang Meninggal Dunia?

21 Juni 2021   22:27 Diperbarui: 21 Juni 2021   22:30 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kompas.com

Tadi pagi tanpa sengaja saya buka instagram. Di lini masa muncul sebuah video seorang laki-laki yang mengaku tidak percaya adanya virus corona. Di akhir video, laki-laki itu terlihat didatangi oleh seorang  polisi dan kemudian memborgolnya.

Selanjutnya, laki-laki yang mengaku tidak percaya adanya virus corona itu terlihat digelandang masuk mobil polisi dan dibawa ke kantor polisi.

Kemudian saya cari tahu siapa laki-laki itu. Ternyata bernama Asep Sakamullah, berusia 32 tahun, warga Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Setelah melihat video tersebut, saya kemudian teringat kepada seorang teman. Ia juga kurang lebih memiliki pandangan yang sama dengan Asep Sakamullah. Ia tidak atau kurang percaya dengan adanya virus corona.  

Teman saya itu mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat yang namanya virus corona. Bentuk atau rupanya seperti apa, ia tidak pernah mengetahuinya.

Padahal ukuran "ada" itu bukan melulu harus terlihat oleh mata. Banyak hal lain yang juga "ada" tapi tidak bisa dibuktikan oleh pandangan mata.

Tentu saja, Asep Sakamullah dan teman saya itu tidak sendirian. Di luar sana banyak orang-orang yang juga memiliki pandangan yang kurang lebih sama.

Mereka bisa dikatakan sebagai para korban hoaks tentang virus corona. Sejak adanya virus corona, banyak beredar berita-berita berkaitan teori konspirasi virus corona.

Misalnya teori konspirasi yang disebut "plandemic". Menurut teori ini pandemi covid-19 itu tidak ada, tapi merupakan sesuatu yang direncanakan.

Pandemi covid-19 adalah sesuatu yang dibuat perusahaan farmasi besar. Dalam hal ini Bill Gates dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, World Health Organization) dituding sebagai dalang penyebaran covid-19 (kompas.com, 02/03/2021).

Ada juga teori konspirasi yang menyebut bahwa pandemi covid-19 merupakan konspirasi para dokter dengan pemerintah. Pandemi covid-19 hanya sebuah "sandiwara" untuk meraih keuntungan (kominfo.go.id., 17/07/2020).

Selain itu masih banyak lagi teori konspirasi lain. Intinya menyebutkan bahwa pandemi covid-19 hanya rekayasa belaka.

Orang-orang seperti Asep Sakamullah adalah orang-orang yang termakan hoaks virus corona. Mereka, terutama termakan oleh teori konspirasi virus corona yang jumlahnya sangat banyak sejak awal adanya pademi covid-19.  

Mereka juga sesungguhnya bisa dikatakan sebagai orang-orang yang frustrasi dengan keadaan. Mereka tidak tahan dengan situasi pandemi covid-19 (virus corona) yang sudah sekian lama, yang mengakibatkan rasa bosan dan jenuh. Mereka berusaha melawan kenyataan, dengan menolak atau mengingkari keberadaan virus corona.

Kalau lah virus corona itu tidak ada, lalu mengapa jutaan orang di seluruh dunia meninggal dunia? Sampai hari ini (21/06/2021), berdasarkan data.worldometers.info/coronavirus/, sudah ada 3.849.768 orang yang meninggal dunia karena covid-19 (virus corona).

Di Indonesia sendiri masih menurut data.worldometers.info/coronavirus/, sudah ada 53.476 orang yang meninggal dunia karena terinfeksi covid-19 (virus corona). Jumlah itu masih sangat mungkin bertambah mengingat beberapa hari belakangan ini terjadi lonjakan kasus covid-19 (virus corona).

Jumlah 53.476 orang yang meninggal dunia karena terinfeksi covid-19 (virus corona), bukanlah jumlah yang sedikit. Jumlah sebanyak itu jika dikumpulkan di satu wilayah, ekuivalen dengan penduduk satu kecamatan.    

Sebanyak 3.849.768 orang yang meninggal dunia di seluruh dunia dan sebanyak 53.476 orang yang meninggal dunia di Indonesia, mereka tidak mungkin meninggal dunia begitu saja tanpa ada sebuah sebab. Sebab itu adalah covid-19 (virus corona).

Sebelum ada pandemi covid-19 (virus corona) orang yang meninggal dunia pasti banyak dan penyebabnya yang berbeda-beda. Namun ketika ada pandemi covid-19 (virus corona), jumlah mereka yang meninggal dunia sangat banyak dan dengan gejala yang sama.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun