Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makanan Paling Enak di Dunia

13 Maret 2021   23:37 Diperbarui: 13 Maret 2021   23:40 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dakdoritang, salah satu makanan khas Korea (kompas.com)

Berbicara mengenai makanan yang ada di dunia ini, saking banyak jenis dan jumlahnya mungkin bisa katakan tak terhingga. 

Ada makanan tradisional, ada makanan modern, ada makanan asli daerah, ada makanan yang berasal dari luar negeri, ada makanan yang dijajakan di kaki lima, ada makanan yang disajikan di restoran dan hotel berbintang, dan sebagainya.

Kalau dirinci satu persatu, makanan yang berasal dari satu negara saja misalnya, jenisnya tentu sangat banyak dan beragam. Jangankan dari satu negara, makanan yang berasal dari satu daerah yang ada di Indonesia saja juga sangat banyak dan beragam.

Di antara banyak ragam makanan yang ada di dunia ini, makanan dari negara atau wilayah mana yang paling enak? 

Apakah makanan khas yang berasal dari daerah kita sendiri, makanan khas Indonesia, atau makanan yang berasal dari luar yang namanya aneh-aneh di telinga seperti makanan Korea, makanan Cina, makanan Jepang, makanan Timur Tengah, makanan Eropa, makanan Amerika, makanan Afrika atau makanan dari penjuru dunia lainnya?

"Enak" adalah sebuah nilai rasa yang sifatnya subjektif. Enak menurut orang Indonesia belum tentu enak menurut orang Eropa misalnya. 

Makanan yang dibuat dengan sangat menarik, disajikan di hotel mewah, dan dibuat oleh chef kelas dunia, belum tentu dirasakan atau disebut enak oleh orang daerah yang asing dengan makanan tersebut.

Enak tidaknya suatu makanan tidak bisa diukur dengan seberapa menarik makanan itu. Enak tidaknya suatu makanan tidak bisa diukur dengan seberapa mahal makanan itu. Pun Enak tidaknya suatu makanan tidak bisa diukur dengan siapa juru masak atau chef yang membuat makanan itu.

Dengan demikian jika ada pertanyaan makanan dari negara atau wilayah mana yang paling enak? Jawabannya akan sangat subjektif.

Suatu makanan terasa enak atau nikmat tidak semata-mata karena faktor makanannya. Selain itu akan sangat tergantung pula kepada siapa yang memakan makanan itu. 

Hal itu juga masih tergantung kepada faktor kesehatan, tergantung kepada faktor kebiasaan, atau tergantung faktor keseringan orang yang memakan makanan tersebut.

Makanan "enak" yang disuguhkan kepada orang sakit belum tentu terasa enak oleh orang yang sakit itu. Makanan "enak" yang disuguhkan kepada orang yang tidak terbiasa memakan makanan itu belum tentu terasa enak oleh orang yang tidak terbiasa memakan makanan itu. 

Pun makanan "enak" yang disuguhkan kepada orang yang sering memakan makanan itu mungkin rasa "enak" nya tidak akan sama dengan orang yang jarang memakan makanan itu.

Terkait dengan makanan enak, dulu ada sebuah cerita. Alkisah ada seorang raja yang kehilangan nafsu makan selama berhari-hari. Tak ada satu jenis makanan pun yang menggugah selera makannya.

Raja pun mengadakan sayembara. Raja mengumumkan, bahwa barang siapa yang bisa membuat makanan paling enak yang bisa menggugah nafsu makannya akan diberi hadiah emas yang banyak.

Banyak orang mencoba mengikuti sayembara itu. Mereka berlomba-lomba membuat beragam jenis makanan enak untuk dipersembahkan kepada sang raja. Namun sayang, tak ada satu makanan pun yang mampu menggugah nafsu makan sang raja.

Hingga pada suatu hari datanglah seorang anak nan bijak menemui sang raja. Anak itu menyatakan sanggup memenuhi permintaan sang raja dengan sejumlah syarat.

Syarat yang diajukan oleh anak itu adalah pertama, raja harus menuruti apa pun yang diperintahkan dirinya. Kedua, raja harus bersabar dengan apa diperintahkan dirinya.

Ketiga, raja tidak boleh marah atas apa yang diperintahkan dirinya. Terakhir keempat, makanan tidak akan dibawa ke istana tapi harus diambil sang raja dengan berjalan kaki ke rumah si anak pada hari yang akan ditentukan kemudian.

Setelah beberapa saat berfikir, sang raja pun menyetujui sejumlah syarat yang diajukan si anak. Namun sang raja juga memberikan syarat, bahwa jika ternyata si anak tidak bisa memberikan makanan yang paling enak, maka si anak akan digantung.

Deal. Kesepakatan antara sang raja dan si anak pun diambil.

Hari yang ditentukan saat sang raja untuk bisa mengambil makanan enak ke rumah si anak pun tiba. Seperti telah disyaratkan sebelumnya sang raja berangkat dengan berjalan kaki ke rumah si anak, ditemani para pengawalnya.

Jarak istana ke rumah si anak cukup jauh. Membutuhkan waktu seperempat hari untuk sampai ke sana.Oleh karena itu tidak mengherankan jika sang raja kelelahan dan perutnya terasa lapar.

Begitu sampai ke rumah si anak, sang raja kemudian berteriak-teriak memanggil si anak untuk segera membawa makanan enak yang telah dijanjikan. Sang raja ingin segera memakan makanan enak itu karena sudah merasa sangat lapar.

Si anak pun ke luar menghampiri sang raja. Si anak menyampaikan kepada sang raja bahwa makanan enak itu belum ada, belum disiapkan.

"Apaaa?" Tanya sang raja dengan nada marah mendengar apa yang dikatakan si anak bahwa makanan enak yang dijanjikan belum tersedia, belum dibikin. Padahal sang raja merasa perutnya sudah mulai keroncongan.

Namun si anak mengingatkan sang raja untuk tidak marah sesuai persyaratan yang sudah disepakati. Sang raja pun terdiam.

Si anak kemudian menyiapkan dan meramu bahan-bahan makanan enak untuk dimasak. Akan tetapi kayu bakar untuk memasak makanan enak habis. Si anak pun meminta sang raja untuk memotong dan membelah kayu bakar di belakang rumah.

Sang raja geram dan marah. Namun ia ingat akan kesepakatan yang telah dibuat dengan si anak. Sang raja pun menuruti permintaan si anak memotong dan membelah kayu bakar di belakang rumah.

Setelah beberapa lama dengan susah payah sang raja berhasil memotong dan membelah beberapa bilah kayu bakar. Sang raja terlihat bermandi keringat dan sangat kelelahan. Ia terduduk lesu bersandar di bawah sebuah pohon besar di belakang rumah.

Si anak kemudian mengambil beberapa bilah kayu bakar untuk digunakan memasak makanan enak yang akan diberikan kepada sang raja. Ia pun meminta sang raja, sambil menunggu makanan enak matang agar membersihkan badan terlebih dahulu di kolam yang airnya sangat jernih dan sejuk, tak jauh dari rumahnya.

Dalam kelelahan dan rasa lapar yang sangat, sang raja menuruti perintah si anak. Sang raja menceburkan badannya ke kolam itu. Badannya terasa segar. Sang raja pun merasa betah berlama-lama berendam di sana.

Namun sang raja tidak bisa menahan perutnya yang semakin terasa perih. Ia pun naik ke pinggir kolam untuk berganti pakaian.

Dengan badan menggigil karena kedinginan dan menahan rasa lapar, sang raja bergegas menuju rumah si anak karena ingin segera menyantap makanan yang sedang dimasak si anak. Namun ternyata makanan enak yang sedang dimasak si anak belum matang juga.

Sang raja hanya bisa menahan rasa geramnya karena mau marah tidak bisa. Ia ingat akan persyaratan yang telah disepakati.

Dalam keadaan perut yang semakin terasa lapar, sang raja duduk di kursi dengan muka yang sedikit pucat. Perutnya benar-benar ingin segera minta diisi.

Setelah beberapa saat terduduk di kursi dengan gelisah, sang raja terperanjat girang. Si anak mengabarkan bahwa makanan enak sudah matang dan siap dihidangkan.

"Mana makanan enaknya, cepat bawa ke sini !", pinta sang raja. Sang raja terpejam membayangkan bahwa makanan yang akan diberikan benar-benar enak.

Tak lama si anak datang membawa semangkuk makanan. Mangkuk itu ditaruh persis di hadapan sang raja.

"Apa ini?" Tanya sang raja.

"Ya, inilah makanan enak itu. Semangkuk sup kentang, sayuran, dan sedikit daging!" Jawab si anak.

"Hanya ini?" Tanya sang raja lagi

"Ya!" Jawab si anak pendek.

"Kalau tuan tidak mau ya sudah makanan ini akan saya bawa kembali ke dapur", lanjut si anak.

"Jangan, jangan...!" Sergah sang raja. Melihat makanan dalam mamgkuk itu selera makan sang raja bangkit. Ia tidak bisa lagi menahan rasa laparnya.

Mangkuk yang ada dihadapannya dengan cepat diraih oleh sang raja. Tanpa ba bi bu makanan dalam mangkuk disantap sang raja dan habis dalam waktu yang singkat.

"Mana ada lagi gak? Makanan ini benar-benar enak !" Sang raja meminta makanan lagi sambil memuji kelezatan makanan yang baru saja dilahapnya.

Si anak kemudian membawa lagi beberapa mangkuk makanan. Hal itu dilakukan si anak hingga sang raja merasa puas dan kenyang.

Si anak pun selanjutnya memberi "wejangan" kepada sang raja. Pertama, bahwa dalam keadaan perut selalu kenyang, makanan seenak apa pun tidak akan terasa enak. Oleh karena itu nafsu makan menjadi hilang.

Kedua, dalam keadaan lapar makanan yang biasa-biasa saja pun akan terasa sangat enak. Rasa nikmat tidak akan hilang jika perut tidak selalu penuh dengan makanan.

Ketiga, tidak ada makanan yang paling enak di  dunia ini. Sebab enak tidaknya suatu makanan tergantung keadaan orang yang memakan makanan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun