Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aksi Donasi Jalanan, Baik atau Tidak?

28 April 2020   08:53 Diperbarui: 28 April 2020   09:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi untuk kesekian kalinya kembali membagi-bagikan sembako. Sebagaimana dalam tayangan video yang dilansir akun twitter @republikmerdekatv (28/04/2020), kali ini dilakukan presiden di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat. Dalam peristiwa itu terlihat dalam tayangan video sampai ada pengendara motor yang jatuh.

Sehari sebelumnya, sebagaimana dilansir tribunnews.com (28/04/2020), presiden juga melakukan hal yang sama. Presiden Jokowi membagi-bagikan sembako di Jalan Kedung Halang, Bogor Utara pada hari Minggu sore, 26 April 2020 pukul 16.20 WIB.

Aksi donasi jalanan a la Presiden Jokowi itu sebagaimana sebelumnya, kembali menuai pro dan kontra. Ada yang memujinya sebagai bentuk kepedulian kepada rakyat kecil yang memang sedang membutuhkan bantuan. Tetapi tidak sedikit pula yang mengkritiknya sebagai aksi yang tidak pantas dilakukan oleh seorang presiden.

Apa yang dilakukan presiden adalah sesuatu yang baik. Kita perlu menghargai dan mengapresiasinya. Akan tetapi kita juga khawatir hal itu akan mendegradasi wibawa presiden sendiri karena ada beberapa kontradiksi dalam aksi donasi jalanan itu.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa untuk mencegah penularan virus Covid-19 yang semakin meluas, sejak Maret 2020 pemerintah gencar menyampaikan imbauan untuk #dirumahsaja. Semua harus dilakukan dari rumah: bekerja, belajar, termasuk ibadah. Presiden Jokowi sendiri menyampaikan imbauan itu dalam banyak kesempatan.

Tidak hanya itu. Kemudian pemerintah juga menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah. PSBB itu sendiri pertama kali diterapkan di ibukota Jakarta.

Social distancing dan physical distancing juga sangat ditekankan oleh pemerintah. Membatasi aktivitas sosial-keagamaan dan menjaga jarak fisik satu sama lain di mana saja kapan saja sejauh 1,5 meter.  

Dalam peristiwa aksi donasi jalanan a la Presiden Jokowi jelas mengandung kontradiksi dengan imbauan-imbauan yang setiap saat disampaikan oleh pemerintah terkait #dirumahsaja, PSBB, dan Social distancing/physical distancing. Sebab bisa dipastikan bahwa ketika presiden membagi-bagi sembako akan memancing kerumunan masa. Mereka tidak akan mempedulikan physical distancing, yang ada saling berdesakan berebut sembako.

Aksi "keluyuran" presiden dan rombongannya juga bisa dibaca oleh sebagian orang sebagai sebuah contoh yang tidak baik. Sebab hal itu kontradiksi dengan imbauan #dirumahsaja. Mereka akan mencari pembenaran dari presidennya sendiri yang ternyata mereka lihat tidak #dirumahsaja.

Selain itu, tidak salah juga apa yang disampaikan banyak orang bahwa bagi-bagi sembako di jalanan itu bukan kelas seorang presiden. Kelas seorang presiden adalah kekuasaan dan kebijakan. Presiden memiliki kekuasaan yang besar untuk membuat kebijakan-kebijakan yang bisa menyejahterakan rakyatnya.

Apa yang dilakukan Presiden Jokowi adalah salah satu bentuk donasi jalanan yang memang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Sesungguhnya aksi donasi jalanan sudah dilakukan banyak pihak sejak lama. Apalagi di bulan suci Ramadan seperti saat ini, banyak pihak yang menyalurkan donasinya secara langsung kepada anak jalanan, para tuna wisma, dan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun