Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Carilah Guru yang Ajarkan Kasih Sayang Bukan Kebencian

2 April 2021   20:28 Diperbarui: 2 April 2021   20:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gur Dur kita kenal sebagai tokoh bangsa yang banyak menyuarakan soal pluralism. Bahkan sebenarnya kita bisa sebutkan bahwa beliau adalah bapak pluralism Indonesia. Dia disayangi dan selalu didoakan oleh kaum minoritas Indonesia, karena perjuangan dan sikapnya yang teguh terhadap penegakan pluralism dan kebinekaan di Indonesia.

Begitu juga anak dan para kerabat juga tak jauh dari kegiatan pluralism. Yenny Wahid memimpin Wahid Foundation yang bergerak di bidang pluralism dan kebinekaan. Para kerabat mereka masih mengasuh  pondok pesantren Tebu Ireng di Jombang dan Alissa Wahid juga aktif memberikan banyak pencerahan soal keberagaman di Indonesia.

Baru- baru ini saat bom di Makassar meledak dan seorang menyerang Mabes TNI, saya agak tergelitik dengan ucapan Alissa Wahid di Twitter. Terlepas dari ketidak setujuannya pada Presiden Jokowi soal bom yang sebaiknya tidak dikaitkan dengan agama manapun, Alissa berusaha untuk mengingatkan banyak komponen akan pentingnya filter oleh diri sendiri maupun lingkungan sekitar terhadap bahaya intoleransi dan radikalisme.

Alissa berpendapat bahwa aksi terror bom sudah sepatutnya dikaitkan dengan isu agama dan masyarakat seluruh Indonesia pasti tahu bahwa ini adalah sebuah aksi biadab yang muncul karena kesalahan menafsirkan agama.  

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat tidak mengikuti ajaran dari guru (pemuka agama) yang mengajarkan kebencian meski itu hanya sekelumit saja. Dia bahkan menyarankan untuk mencari guru lain yang mampu menafsirkan agama dengan tepat.  "Tuhan Maha Penyayang & Pengasih, carilah guru yang mengajarkan kasih sayang untuk mendekati-Nya," imbuh Alissa.

Ini memang seharusya menjadi perhatian kita bersama, karena dibawah permukaan banyak sekali pengajian maupun ajaran-agama di sekolah formal yang mengajarkan tafsir agama yang salah kepada umat. Para ulama dan pemuka agama itu bahkan sering memperuncing situasi dengan mendramatisr persoalan sehingga benih-benih intoleransi dan kebencian semakin berkembang. Bahkan banyak dari mereka yang khawatir karena jika tidak mengikuti sang pemuka agama, mereka akan mendapat azab dari Allah. Rerata mereka kawatir.

Alissa melihat fenomena ini dan mengingatkan bahwa sah bagi kita untuk meninggalkan pemuka agama itu dan mencari pemuka agama lain yang mengajarkan kedamaian dalam beragama. Karena itu filter dari diri sendiri dan lingkungan sangat perlu untuk mencapai hal ini.

Dengan begitu kita bisa mewujudkan Indonesia damai, tanpa kekerasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun