Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Tokoh Sejarah Terlalu Lempeng

15 Desember 2018   08:24 Diperbarui: 15 Desember 2018   08:28 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: rennymasmada.files.wordpress.com

Dan apakah orang yang pada masa dewasanya kelak akan sukses sebagai tentara juga sudah bertabiat tegas, garang, dan antiguyon sejak kecil hingga masa remajanya?

Di sinilah kita yang berprofesi sebagai penulis fiksi kudu memahami arti kemultidimensionalan hidup. Manusia tak hanya terdiri atas satu sisi, dan itu harus tergambar dalam karya fiksi sebagai cara untuk membuat setiap karakter punya daya kejut. Gajah Mada kan tidak lahir ceprot langsung jadi orang tegas militeristik. Ia pernah ABG, yang besar kemungkinan berwatak jahil, tengil, dan jenaka. Ia juga pasti punya kekurangan. Mungkin minderan, kuper, dan pernah melakukan kesalahan seperti tak sengaja menjatuhkan gelas instruktur di akademi militer Majapahit!

Dan adalah kepastian alam bahwa tiap orang pasti memiliki watak berlainan. Ada yang serius, ada yang senang bercanda, ada yang kurang motivasi. Belum lagi jika dibedah dari psikologi lewat karakter sanguin, koleris, dan sebangsanya itu, yang membuat orang-orang mereaksi hal yang sama dengan cara beda-beda. Lalu juga dari perbedaan diksi perkataan berdasarkan perbedaan tingkat generasi atau jenis pekerjaan.

Mengapa ini terjadi? Barangkali para pengarang ciut nyali duluan pada kebesaran para figur sejarah itu. Lebih baik cari aman saja dengan memotret mereka selempeng mungkin. Tak ada risiko suatu saat bakal digugat para anak keturunan satu tokoh jika penggambaran dirasa kurang tepat atau bahkan keliru.

Masalahnya, fiksi adalah ladang kreativitas dan inovasi yang sudah pasti bersinggungan erat dengan risiko. Perjuangan untuk menghadirkan daya tarik, dalam hal ini melalui keunikan tiap karakter, harus lebih mengemuka daripada upaya mengambil jarak dari risiko. Toh tak ada yang tak bisa diatasi dengan kemampuan teknik. Dan bagi seorang pengarang fiksi berpengalaman, akan selalu ada tips dan trik untuk membuat tafsir-tafsir baru akan tokoh-tokoh sejarah itu masih berada dalam batas aman bagi semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun