Mohon tunggu...
Dewi Haroen
Dewi Haroen Mohon Tunggu... Psikolog -

Psikolog Politik & Pakar Personal Branding, Penulis Buku "PERSONAL BRANDING Kunci Kesuksesan Berkiprah di Dunia Politik", Narasumber media cetak/online, Radio & TV, Pembicara Seminar & Trainer, https://www.youtube.com/watch?v=oW1vuHKJ4iI http://www.dewiharoen.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perlukah HL dan Populer Supaya Tulisan Kita Dibaca Orang?

1 Desember 2011   12:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:57 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebagai kompasianers suka-suka alias tidak setiap hari buka kompasiana karena kesibukan kerja (postingnyapun tidak kontinyu!), maka saya sering bertanya-tanya pada diri sendiri siapakah pembaca tulisan saya dan tulisan yang seperti apa yang bisa meraih banyak pembaca (lebih dari 100 maksudnya). Pertanyaan itupun semakin menjadi-jadi, karena melihat kenyataan bahwa beberapa tulisan lama saya yang pada awal minggu posting jumlah pembacanya hanya dibawah 100, kini setelah setahun tanpa terasa menjadi ratusan bahkan ada yang mencapai di atas 500 mengalahkan jumlah pembaca dari tulisan saya yang sempat HL (Headlines) di Kompasiana ini. Yang artinya tulisan HL bukan berarti jaminan bahwa tulisan itu akan dibaca lebih banyak orang.

Tanpa terasa sudah setahun lebih saya bergabung di Kompasiana. Saya mengenalnya dari teman saya Hesti Fazrul yang beberapa waktu sebelumnya sering melink tulisan dari Kompasiana ke Facebook. Hal yang menarik dari tulisannya ialah banyaknya pembaca dan komentar yang masuk (kebetulan tulisannya HL). Saya yang sebelumnya sudah menulis 1 ½ tahun di blog pribadi menjadi sangat tertarik. Kenapa tidak, karena sekian lama menulis, jumlah pembaca dan komentar yang masuk hanya sedikit saja. Meski awal membuat blog tujuannya adalah belajar/mengasah kemampuan menulis. Namun tak dapat dipungkiri jika kita berharap respon yang nyata sebagai apresiasi terhadap tulisan kita dan ternyata hal ini hanya saya dapatkan di Kompasiana.

Ya, setelah posting pertama yang mendebarkan (karena berulang kali salah cara posting!) untuk mengikuti lomba penulisan 17 Agustus 2010 di Kompasiana (tentang kegiatan PASKIBARAKA anak saya Ari), maka posting ke 2 saya yang berbahasa Inggris tentang perjalanan ke Afrika Selatan langsung jadi Headlines (HL). Saya yang tidak mengerti apa itu HL hanya terbengong saja waktu diberi tahu tentang itu (oleh sahabat saya Hesti). Dan rasanya gembira sekali mengetahui bahwa jumlah pembacanya melebihi 200 dengan masuknya berbagai komentar dan apreasiasi terhadap tulisan yang saya buat. Hal ini membuat makin bersemangat untuk membuat tulisan berikutnya dan berikutnya meski tidak semuanya HL dan langsung meraih banyak pembaca.

Memasuki tahun 2011, karena kesibukan selaku trainer dan staf pengajar di perguruan tinggi semakin mendera, maka saya semakin jarang menulis. Bukan itu saja, sayapun jarang membuka kompasiana. Kenapa demikian, karena kalau saya membuka kompasiana maka dipastikan kerjaan lain akan terbengkalai, karena saya jadi keasyikan membaca yang pastinya dibarengi oleh keinginan untuk menulis. Nah permasalahannya adalah saya tipe orang yang TELMI alias kalau menulis lamaaaa mikirnya. Bukan seperti Omjay yang bisa bikin tulisan tiap hari dan seketika ingin nulis bisa selesai, sayabelum bisa demikian. Entah karena terpengaruh karakter saya atau apa, pokoknya untuk memposting di kompasiana ini butuh waktu dan keseriusan.

Setelah hampir 9 bulan vakum, saya tergerak lagi untuk menulis setelah memperhatikan itu tadi, bahwa meski tulisan saya sudah lama postingnya, ternyata banyak diantara tulisan saya yang jumlah pembacanya bertambah secara signifikan. Dan jumlah pembaca di Kompasiana tidak identik dengan jumlah teman atau banyaknya komentar yang masuk ke lapak kita. Bisa jadi tulisan yang tidak HL yang meski pada mulanya sedikit pembacanya, ternyata akhirnya bisa melampaui jumlah pembaca dari tulisan yang HL. Hal ini menjadikan saya bersemangat kembali untuk menulis kembali meski tidak (harus) rutin. Meski kita TIDAK POPULER/DIKENAL (punya teman banyak) di kompasiana bukan berarti tulisan kita tidak dibaca orang. Atau jumlah banyak nya komen tidak berarti bahwa jumlah pembacanya juga tinggi. Karena (ternyata) banyak sekali orang-orang yang hanya sekedar membaca tanpa (ingin) komen. Dan (meski) tidak rutin menulis, bukan berarti kita tidak bisa masuk HL dan dibaca banyak orang.

Jadi kesimpulan akhir tetaplah menulis (bila ada waktu!) sebagai sarana berbagi dan menghibur diri. Selain itu untuk menjalin silaturahmi dengan banyak orang via dunia maya ini, tanpa memperdulikan  (harus) populer atau tidak. Mau HL atau tidak itu bukan tujuan, yang penting bisa berlatih diri untuk menulis, bertutur dan menyatakan pendapat. Syukur-syukur bisa ketularan menerbitkan buku seperti banyak rekan kompasianers lain disini. Amin!

Pulomas, 1 Desember 2011

Note :Tulisan ini dibuat sebagai selingan/hiburan diantara kesibukan saya membuat proposal dan modul pelatihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun