Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Hanya Kama Sutra, Lontar Rahasya Sanggama Memberi Petunjuk Menjadi Pasutri Harmonis

6 Oktober 2019   16:24 Diperbarui: 7 Oktober 2019   16:27 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini membicarakan masalah seks sering dianggap tabu, kotor dan bahkan mungkin 'jijik'. Padahal seks merupakan kebutuhan bagi setiap orang yang telah memiliki pasangan.

Setiap manusia dikarunia insting dalam melakukan hubungan seksual, namun itu tetap akan menjadi mulia jika dilakukan dalam waktu yang tepat. Sebagai umat beragama kita percaya hubungan seksual akan tepat jika dilakukan setelah adanya pernikahan.

Sejak zaman dahulu seks telah banyak dibahas, seperti pada kitab Kama Sutra. Kitab kuno India ini bahkan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Jika kita masih menganggap hal tersebut kotor, maka leluhur kita pada zaman dahulu mengganggap hubungan seksual adalah sesuatu yang sakral, dan untuk tetap dapat mempertahankan gairah seksual tersebut dapat dipelajari bersama pasangan. 


Banyak relief-relief kuno yang menggambarkan hubungan suami istri tersebut di pahat pada candi dan peninggalan lainnya. Contohnya di candi Khajuraho India. Selain itu peninggalan Hindu berupa Lingga dan Yoni pun menggambarkan alat kelamin laki-laki dan perempuan. Lingga dan Yoni mengingatkan bagi umat Hindu agar selalu menghormati ayah dan Ibu sebagai orang tua yang melahirkan.

Jadi dalam agama Hindu ketika sudah sah menjadi suami istri, maka masalah seksual bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan secara terbuka dengan pasangan. Bahkan dalam upacara pernikahan di Bali, ada kelengkapan ritual yakni 'keris' dan 'tikeh dadakan' yang mewakili alat kelamin lelaki dan perempuan. Dan juga desertai ritual lainnya yang dipimpin pemuka agama.

Dengan diadakan ritual ini, artinya hubungan suami istri sudah boleh dilangsungkan. Dimana lelaki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengutarakan isi hatinya untuk mendapatkan gairah dan kepuasan bersama.

Ritual dalam Pernikahan agama Hindu, keris dan tikeh dadakan | Deskgram: hendrizsuliswedding
Ritual dalam Pernikahan agama Hindu, keris dan tikeh dadakan | Deskgram: hendrizsuliswedding

Selain Kitab Kama Sutra, hubungan suami istri juga dibahas di dalam kitab Rahasya sanggama. Dikutip dari tribunbali.com dalam lontar ini ada 3 cara mencapai kenikmatan yaitu Angguliprawesa, Purusaprawesa, Jihwaprawesa.

Angguliprawesa merupakan hubungan seks dengan menggunakan jari tangan, dimana suami mencari titik-titik yang mampu membuat istri terangsang menggunakan jari tangannya, Purusaprawesa merupakan hubungan seksual menggunakan alat kelamin dan Jihwapraweda menggunakan lidah. Selain itu lontar ini juga mengulas titik-titik sensitif istri dan bagaimana mengusahan agar istri mencapai klimaks, serta ramuan-ramuan yang diperlukan untuk mempertahankan vitalitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun