Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Merokok Berbahaya, Bagaimana dengan Nginang?

28 September 2019   13:40 Diperbarui: 29 September 2019   22:26 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: anomharya.com

Kebiasaan merokok pada sebagian orang mungkin tidak dapat dihentikan begitu saja, karena mereka mengganggap tanpa rokok hidup mereka menjadi hampa. Ada perokok yang mengganggap dengan merokok, tubuhnya menjadi hangat, mereka juga menyatakan dengan merokok mendapat inspirasi.

Bahkan dengan begitu banyak himbauan untuk menghentikan kebiasaan merokok karena membahayakan kesehatan, menyebabkan penyakit hipertensi, jantung, kanker, gangguan janin mereka tetap saja tidak menghiraukannya. Himbauan tidak hanya mereka dengar dari pernyataan langsung orang-orang yang bergelut di bidang kesehatan, mereka juga sering melihat dari televisi, dari iklan rokok, dari gambar-gambar, bahkan juga dari pengguna rokok yang akhirnya mengidap penyakit jantung bahkan penyakit kanker.

Pernah suatu hari saya mendengar cerita seorang teman yang mencurigai suaminya yang menyebabkan dirinya terkena kanker. Teman saya bercerita bahwa kebiasaan merokok suaminya membuat dirinya menjadi perokok pasif. Setelah puluhan tahun menikah akhirnya ia terserang kanker dan sudah menjalani kemoterapi, protes keras kepada suaminya akhirnya dia lakukan. 

Namun siapa sangka, sang suami tidak mau mengubah kebiasaannya. Dia mengganggap kanker yang terjadi pada istrinya disebabkan oleh hal lain, tidak ada hubungannya sama sekali dengan rokok karena hari ini sebagai perokok dia masih sehat dan baik-baik saja. Mungkin itu hanya satu cerita dari sekian banyak cerita tentang perokok dan keyakinan yang dimilikinya.

Jika sudah begini, kita memang tidak akan bisa memutus kebiasaan merokok seseorang ketika ia merasa merokok sama sekali tidak membahayakan, karena mereka beranggapan bahaya yang mengancam kesehatan  datang dari takdir, bukan dari kebiasaan.

Itulah yang sebenarnya terjadi, pada masyarakat kita. Ketika harga rokok naik, mungkin sang istri akan berpikiran suaminya akan berhenti merokok. Dan ternyata itu pun tidak pernah terjadi. Biasanya hal ini disiasati oleh perokok dengan mencoba rokok yang lebih murah.

Atau mungkin membuat rokok sendiri dengan membeli tembakau. Saat beralih menggunakan rokok atau membuat rokok sendiri, mungkin sebagian istri juga kembali memperingati suaminya, kali ini mereka menggunakan rokok yang murah bahkan tanpa filter sangat membahayakan.

Kembali pada cerita teman saya, sang suami juga menceritakan tentang nginang atau menyirih sebagai pembelaan dirinya. Tradisi nginang ini juga sudah lama dilakukan oleh masyarakat di Indonesia, nginang berbahan dasar daun sirih, kapur, pinang, dan tentu saja tembakau. Bahkan tembakau dalam tradisi nginang akan dimasukkan ke dalam mulut, tidak seperti pada rokok.

Saya sendiri pun pernah mendengar dari nenek saya bercerita, bahwa kebiasaan nginang akan membuat mulut dan gigi kita sehat, tidak pernah sekali pun mereka menceritakan hal negatif dari kebiasaan ini, padahal bahannya juga sama yaitu tembakau. Padahal menurut hallosehat.com nginang berbahaya karena bisa menyebabkan kanker mulut, luka pada rongga mulut bahkan juga membahayakan janin.

Dan pada rokok nikotin dan karbon monoksida dalam rokok yang telah dibakar akan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga merusak jantung dan pembuluh darah. Hal ini merupakan faktor risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.

Di Bali, ketika ada ritual keagamaan, pemuka agama atau Pedanda yang akan memimpin ritual, sebagai ucapan selamat datang juga akan disuguhkan bahan-bahan untuk nginang ini. Walaupun sekarang ini, hanya sebagai perlengkapan ritual, karena sudah banyak yang tidak menikmatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun