Selain itu dikutip pula dari klik.dokter  dr. Sepriani Timurti Limbong menyatakan "Kalau misalnya sudah melalui penelitian dan kayu itu mengandung flavonoid, maka pada dasarnya kayu itu seperti antioksidan dan bisa menangkal radikal bebas. Flavoniod juga tidak hanya ada di kayu Bajakah, tapi banyak juga di makanan seperti cokelat. Nah, kandungan flavonoid itu memang bisa mencegah radikal bebas dalam tubuh,"Â
dr. Sepri juga menyatakan "Kalau kayu Bajakah disebut sebagai penyembuh kanker, masih kurang tepat juga. Sejauh ini, penyembuhan kanker masih tergantung dengan jenis kankernya, terapinya bisa dengan kemoterapi, radioterapi, atau reseksi"
Dari ketiga pendapat ahli tersebut, kita sebaiknya menunggu hasil penelitian lanjutan dari tanaman bajakah sebagai obat kanker, obat yang tersertifikasi, Â ketika ahli sudah dapat menemukan senyawa penting yang terkandung didalamnya sebagai pembasmi sel kanker.
Dan bagi kita semua yang masih diberi kesehatan, senyawa-senyawa untuk mencegah radikal bebas yang memicu sel kanker, sebenarnya tidak hanya pada kayu bajakah, banyak tanaman di Indonesia memiliki potensi seperti ini.
Dengan demikian sebagai pencegahan, kita sebenarnya dapat mengkonsumsinya agar tidak sampai terkena kanker, selain itu kita juga menerapkan pola hidup sehat.
Jika penelitaian awal dari tiga remaja ini menjadi viral di media, bahkan diklaim menjadi penyembuh kanker tentu saja banyak yang berminat dengan kayu bajakah tersebut, yang dikhawatirkan akan disalah gunakan oleh oknum tak bertanggung jawab, yang mungkin akan menyebabkan punahnya kayu bajakah sebelum benar-benar menjadi obat medis.
Saran saya kepada pemerintah, atau lembaga-lembaga yang berkompeten mengadakan penelitian mengenai potensi bajakah ini, tanaman ini harus segera dilindungi dan diteliti lebih lanjut. Penemuan awal tiga remaja ini, mungkin merupakan secercah harapan bagi penderita kanker.
