Pagi yang cerah, matahari bersinar dengan teriknya mengusir sisa air hujan tadi malam. Suasana pasar, minggu pagi ini sangat ramai, susah payah aku melewati ibu-ibu yang sedang bertransaksi sayuran. Sepintas kudengar keluhan ibu-ibu tersebut tentang harga-harga yang naik tajam beberapa hari belakangan ini. Setelah melewati blok sayuran, sampailah aku ke kumpulan pedagang-pedagang majalah bekas. Rencananya aku ingin mencari komik-komik jadul yang mungkin ada yang cocok disini. Kulihat komik Tintin, Lima sekawan,Trigan, majalah trubus, dan sisanya adalah komik-komik jepang seperti sinchan, candy-candy, doraemon dll. Tiba-tiba mataku tertumbuk pada satu buku yang tampak kumal disudut sana. Gambarnya sudah agak pudar tapi masih dapat terlihat gambar sampulnya orang sedang tidur, lalu ada tulisan 1001 TAFSIR MIMPI. Aku tersenyum melihat buku ini, seperti melihat sahabat yang lama tidak berjumpa. Sebuah buku fenomenal yang pernah menjadi best seller pada jamannya. Entah siapa pengarangnya Karena penerbitnya pun tidak jelas. Buku ini muncul dengan berbagai macam versi tapi semua isinya adalah sama yaitu tentang nomor-nomor judi. Pada tahun-tahun era 80 an sampai 90an, pejudian di legalkan oleh pemerintah. Untuk memacu peningkatan prestasi olah raga kita membutuhkan dana yang sangat besar, maka pemerintah menghimpun dana dari masyarakat melalui program dengan nama bermacam-macam. Dulu sempat di kenal judi KONI, PORKAS, SDSB (sumbangan dana sosial berhadiah), dan nama-nama lain yang memang di legalkan. Misi yang di emban memang tampak sangat ambisius meskipun kenyataannya hanya bertujuan melegalkan perjudian.Dan terbukti memang olahraga kitapun tidak pernah maju ke tingkat dunia, kecuali bulutangkis. Antusiasme masyarakat termasuk dikampungku tampak sangat terlihat, dimana-mana orang berkerumun membahas nomor-nomor yang akan keluar. Di warung-warung nasi, di pasar, di pangkalan becak, semua topiknya sama. Semua bermimpi mendapatkan uang dengan cara yang mudah. Disetiap kumpulan orang-orang dapat dengan mudah kita temui sebuah buku bergambar dan deretan angka-angka di samping kirinya. Buku 1001 Tafsir mimpi ini telah menjadi semacam "Kitab Suci" buat para penjudi. Mimpi apapun yang anda alami bisa di konversikan menjadi angka-angka. Angka dimulai dari nomor 01 sampai dengan 99. Setiap nomor dihubungkan dengan gambar tertentu. Selain buku ini ada lagi rumus-rumus atau mereka menyebutnya kode, berupa deretan angka tak beraturan atau seperti sebuah pantun dalam bahasa sunda seperti kode dari gunung kawi berikut ini, " satona sok ulin dina cai", clue-clue ini harus diterjemahkan oleh para penjudi. Tentu saja banyak sekali kemungkinannya. Belum lagi kode - kode tangan yang diturunkan oleh paranormal yang memanggil roh. Jempol bisa berarti angka 6 atau 9, bentangan jempol dan telunjuk bisa berarti 7. Jadi jauh sebelum Robert Langdon (da vinci code).mempelajari kryptology, masyarakat kita sudah lebih pintar menterjemahkan lambang,gambar atau angka tertentu. Konon penciptaan gambar-gambar yang di hubungkan dengan nomor ini dimulai pada era tahun 70 an, saat itu bermacam-macam judi ada di Indonesia. Para Taypak (Bandar) hwa hwe meberikan petunjuk nomor yang akan keluar berupa gambar atau perlambang tertentu. Hwa hwe adalah judi sejenis togel di jaman sekarang, taypak menulis angka tertentu, kemudian memasukan kedalam kotak lalu dikerek ditiang. Masyarakat menebak angka tersebut dengan cara memasang taruhan. Setiap rupiah yang dipasang bila tepat akan memperoleh 60 kali dari jumlah yang ditaruhkan. Ada istilah-istilah tertentu untuk menterjemahkan angka atau gambar-gambar ini. Mimpi setan berarti nomor yang harus anda pasang adalah 01, sedangkan pasangan dari nomor 01 adalah 05,95,12 dan 45, nomor ini juga harus anda waspadai. Nomor nomor ikutannya ini disebut Taysen. Ada lagi istilah di Mistik, angka yang anda dapat kadang harus diolah dulu, angka 1 di mistik jadi 0, 2 jadi 5, 3 jadi 8, 4 jadi 7, 6 jadi 9 demikian pula sebaliknya. Cerita-cerita mengenai keberhasilan dan kegagalan pun setiap hari menghiasi hari-hari warga di kampungku. Seorang tetanggaku menang besar sampai bisa membeli rumah meskipun pada akhirnya rumah itu terjual lagi akibat judi juga. Belum lagi ada seorang suami akhirnya gila karena bon pemasangannya yang tembus ternyata dicuci oleh istrinya. Bon yang tersimpan di dalam kantong celana ini nomor nya pas dengan nomor yang keluar, tapi kertasnya hancur lebur sampai tidak terlihat lagi nomornya. Tanpa bukti bon, Bandar tidak akan membayarnya. Belum lagi praktek-praktek musrik lainnya. Kuburan angker, pohon-pohon besar, batu-batu aneh, didatangi, diberi sesaji, minta di beri nomor, Istilahnya ngimfo. Orang-orang pemberani ini rela tidur di kuburan demi memperoleh suatu petunjuk. Kadang pas, tapi lebih sering meleset nya. Ada seorang bapak yang rela berbugil ria dimalam jumat kliwon demi untuk mendapatkan nomor dari nangka muda (tangtolang). Pada jam 12 tengah malam si bapak naik kepohon nangka perawan (pohon yang baru pertama kali berbuah) lalu memetik buahnya dengan menggunakan mulut. Nangka dibelah dan akan terlihat angka pada bagian dalamnya. Pada kenyataannya setiap nangka muda (tangtolang) yang dibelah memang akan tampak seperti membentuk angka tertentu, tinggal bagaimana anda menafsirkannya. Cerita lain lagi, mengenai kodok buduk yang muncul saat jam 12 malam jumat kliwon (Ingat harinya harus jumat kliwon), kodok ditangkap lalu di kerik punggungnya dan akan tampak angka-angka tertentu jika anda sedang beruntung. Alhasil setiap jumat kliwon puluhan kodok buduk meregang nyawa karena kulitnya yang tipis harus dikerok silet. Kodok jenis ini banyak berkeliaran bila musim hujan tiba, orang kampungku menyebutnya kodok buduk, karena kulitnya yang bersisik. Orang-orang gila yang berkeliaran di jalan juga ditanyai nomor, peristiwa-peristiwa kecelakaan juga tidak luput dari para penggila nomor ini. Jika ada kecelakaan, segera lihat nomor seri kendaraannya, ini mungkin suatu petunjuk untuk nomor yang besok akan keluar. Maraknya perjudian dan antusiasme masyarakat ini dimanfaatkan oleh orde baru untuk menghimpun dana sebesar-besarnya dari masyarakat. Sayangnya dana sebesar itu lebih banyak masuk ke kantong-kantong pejabat. Olahraga yang dijanjikan tidak pernah bisa maju. Mungkin juga karena kualat menggunakan uang haram dari hasil perjudian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI