Tingkatkan Perekonomian Desa Sendangrejo, Tim I KKN Undip kenalkan Sabun dari Kacang Tanah

Sendangrejo, Grobogan -- Sabun cuci piring tentu merupakan salah satu kebutuhan penting para ibu rumah tangga. Banyak cara yang dilakukan para ibu untuk melakukan penghematan, berbagai cara agar mendapatkan sabun dengan busa yang banyak untuk mencuci banyak peralatan makanan, dengan pengeluaran yang sedikit. Namun sering kali, barang yang dicuci malah menjadi tidak bersih, karena kandungan pembersihnya menjadi sedikit dan kebanyakan air. Dibutuhkan solusi untuk menjawab kebutuhan para ibu. 

 

Siapa orang yang tidak suka memakan kacang tanah? Tentunya sebagian besar orang menyukainya. Akan tetapi kulit dari kacang tanah yang kita makan biasanya terbuang sia-sia. Adakah solusi untuk mengurangi penumpukan sampah ini?

Ternyata keduanya bisa dijadikan solusi loh! Adalah Triana Devi Sijabat, Mahasiswi jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro angkatan 2015, memperkenalkan Sabun dengan pemanfaatan limbah organik, yaitu dari kulit kacang tanah kepada para Ibu PKK di Desa Sendangrejo. Pada kegiatan ini, Triana langsung mempraktikkan di depan para ibu PKK. Para ibu terlihat sangat antusias. Namun, bagaimana bisa menjadikan kulit kacang tanah menjadi sabun cuci piring? Apa saja keuntungannya?

Langkah pertama yang dilakukan adalah meremukkan kulit kacang tanah hingga menjadi ekstrak, kemudian di jemur hingga kering. Kemudian di rendam agar kita bisa mendapatkan air dari ekstrak tersebut. Kemudian dibantu dengan campuran Texapon yang menjadi bahan utama pembuatan sabun cuci piring ini. Agar sabun buatan rumah ini tetap wangi, kemudian dicampurkan jeruk nipis ke dalam campuran sabun tersebut. Taraaa! Sabun sudah jadi!

Keuntungan dari pembuatan ini adalah pembuatannya yang mudah, bisa dibuat di rumah, dan juga sangat efisien. Dengan memanfaatkan 1 kilo texapon, bisa dihasilkan 16 L, atau setara dengan 400 botol ukuran 250ml sabun cuci piring. Sehingga tentu ini akan sangat menekan angka pengeluaran dari para ibu rumah tangga.